"Dasar lelaki aneh... (Tapi memang benar sih perkataan nya soal kucing tadi?)" Miya bergumam sendiri meliriknya pergi.
Tapi Naneko berjalan kembali lagi. "Di mana kamar yang mau kau berikan pada ku?" Tatap nya.
"Lurus saja ke dalam lorong itu, lorong itu menggabungkan ke arah rumah ku di sana ada tiga kamar. Satu kamar di bagian tengah itu milik ku, kau bisa menggunakan di samping kiri maupun kanan nya karena itu kosong" Balas Miya.
"Jadi..... Kau selalu tidur sendiri?" Naneko menatap.
". . . Yah begitulah, semenjak mereka pergi.. Aku tidak mendapat apapun dalam pelukan hangat tidur, karena mereka selalu tidur bersama ku, tapi itu sudah tak apa karena aku sudah besar"
"(Gadis ini....) Baiklah" Naneko sedikit khawatir tapi ia mencoba terlihat tidak peduli dan berjalan pergi.
Tapi ia tetap saja terdiam, dia bahkan berhenti berjalan dengan menoleh ke Miya.
"(Gadis itu, telah hidup tanpa keluarga sangat lama. Mungkin hanya beberapa tahun terlihat, tapi dia pasti menganggap itu sangat lama. Kehangatan keluarga dengan yang di rasakan pastinya akan menghasilkan kebersamaan yang kuat, dia seperti menginginkan kembali sebuah pelukan hangat dalam keluarga)" Pikir nya, lalu ia kembali berjalan pergi.
Tak lama kemudian muncul kucing ketiga yaitu kucing abu putih. Memiliki abu abu di pundaknya dan warna putih di bagian tubuh lainnya. "Hah, itu kucing abu abu putih, banyak dari kucing ini yang memiliki sifat pendiam dan lembut ramah. Mereka juga punya sisi pemalu" Miya menatap kucing abu abu putih itu duduk di kusyen yang ada di halaman. Ia juga membaca dan membalas semua komentar yang muncul di komputernya itu. "Wah, bisa bisa auto jadi youtuber nih" Kata Miya.
Tapi rupanya ia berada di depan komputer sampai tidak sadar sudah malam. Lalu Naneko datang membawa sebuah kardus yang tak terlalu besar. Ia berdiri di belakangnya dengan bingung.
"Gadis ini, apa dari tadi berada didepan komputer" Naneko melihat dari samping wajah Miya, dan terlihat Miya tertidur dengan duduk didepan komputer.
Naneko sedikit terkejut melihatnya lalu ia melihat ke arah komputer, ia tersenyum sedikit. "(Apa dia benar benar dari tadi di depan komputer, dia bahkan menghabiskan waktu libur nya di depan komputer terus, seharus nya aku tadi bilang lebih jelas dulu...Haiz...) Kau gadis aneh ya" Kata Naneko, kata kata itu membuat miya terdengar dan bangun. "Ada apa?" Ia masih setengah ngantuk.
"Kau tak perlu terus online, biarkan saja mereka melihat tanpa di kawal olehmu"
"Tapi kamu tadi bilang bahwa aku harus mengawasinya"
"Maksudku mengawasi semampumu saja, sudahlah lain kali kau tidak boleh duduk tidur" Naneko menatap dingin.
"[Apa dia sedang menghawatirkan ku]" Miya melamun sambil terkaku menatap Naneko.
Tak disangka Naneko menoleh padanya membuatnya terkejut dan bermuka merah.
"Ada apa?"
"Ti, tidak ada apa apa" Miya menutupi wajahnya, lalu ia melihat seekor kucing coklat muncul. Halaman itu juga dipenuhi lampu, jadi kamera akan tetap mendapatkan warna asli.
"Warna kucing itu coklat, tapi terlihat hitam" Miya menunjuk.
"Sepertinya dia mengalami luntur warna..."
"Apa maksudmu? Luntur? Kenapa seperti kain saja"
"Bulu kucing bisa luntur karena ada beberapa faktor seperti suhu= Biasanya yang kena suhu ini adalah kucing siam dan himalaya karena di suhu kulit yang lebih dingin, warna bulu biasanya lebih gelap.
Contohnya pada kaki, ekor, dan telinga. Inilah sebabnya, umumnya kucing siam dan himalaya berwarna putih atau krem, tapi bagian kaki, ekor, dan telinganya berwarna cokelat atau hitam. Selain suhu kulit, suhu lingkungan juga dapat mengubah warna kucing.
Tapi jika kucing coklat itu mungkin dipengaruhi oleh sinar matahari dan nutrisi = Karena sering berjalan dibawah sinar matahari, membuat warnanya menjadi pudar. Selain itu Kucing yang kekurangan asam amino tirosin dapat mengubah bulu yang hitam jadi kemerahan."
"Apa itu berbahaya bagi kesehatannya?"
"Jika berhubungan dengan nutrisi pastinya iya"
"Kasian banget" Miya menjadi tersedih.
"Biarkan saja, kucing juga punya kesehatan dan kesakitan sendiri, sekarang tidur sana, besok masih ada waktu lagi kan"
"Hoaaam, kamu benar, aku tidur dulu" Miya berjalan pergi, tapi ia berhenti dan menoleh ke Naneko yang dari tadi melihatnya jalan pergi. "Ada apa?"
"Kau, tidak akan mencabuli ku saat aku tidur kan" Miya menutupi dadanya dengan tangannya.
"Apa yang kau bicarakan!?" Naneko terkejut.
"Yah, laki laki itu bukannya pada mesum ya" Miya menyindirnya.
"Haizz, cepatlah tidur atu aku akan mencabut rekeningmu"
"E, iya iya baik hihi" Miya berjalan pergi. Lalu Naneko menghela napas panjang.
Di kamar, Miya berbaring menatap langit langit. "(Ini sudah seharian penuh Naneko ada di sini, dia benar benar mengisi hari libur ku ini dengan banyak pengetahuan soal kucing, berharap saja besok dia masih ada di sini)" Pikir nya dengan tersenyum sendiri.
Tapi ia terdiam ketika melihat sebuah bingkai yang ada di meja dekat ranjang nya.
Ia lalu duduk dan mengambil bingkai itu.
"(Rasa nya agak aneh sekali, aku tidak bisa besar sampai sekarang dengan orang tua. Padahal yang aku sayangi di dunia ini adalah kedua orang tua ku, mereka baik... Mana aku anak tunggal, tak punya siapa siapa, semenjak mereka pergi aku hidup sendiri dengan uang yang ada di amplop itu, ibu adalah kasir kafe dan ini milik nya. Dulu kafe ini sangat terkenal tapi semenjak mereka pergi, jadi ya aku tidak bisa melanjutkan nya. Kafe ini bernama kafe kecil miya. Mereka menamai nama ku karena mereka ingin aku melanjutkan kafe nya, tapi haiz.... tidak bisa aku jalani dengan tangan kosong dan pengetahuan yang sedikit akan hal ini)" Dia menjadi memasang wajah kecewa dan sedih nya.
Teringat soal masa lalu pastinya akan sangat menyakitkan sekali. Apalagi mengingat seseorang yang harus sampai saat ini menghangatkan kenangan indah hingga bisa melepas rasa dewasa tanpa kesakitan dalam hati.
Sementara itu Naneko duduk di teras halaman kafe Miya. Ia terdiam dengan kaki yang melonggar dan ekor nya yang bergerak ke belakang, ke sana kemari.
Lalu dia menghela napas panjang melihat ke depan. Terlihat kucing lain datang mendekat pada nya. Naneko mengambil satu kucing itu dengan satu tangan nya.
"Haiz... Ney, aku sudah menemukan gadis ini.... Apa yang harus aku lakukan kedepan nya, Bukan lah kau hanya menyuruh ku kemari, bukan untuk memeluk nya... Lagi pula dia masih seorang gadis yang bisa di bilang manis, aku tak bisa melakukan apapun selain mengatakan apa yang dia inginkan... Ney, kau harus kemari" Kata Naneko. Entah siapa Ney yang ia bilang, itu membuat sebuah penasaran.