Bagaimana bisa aku lupa, meski hanya sesaat? Lukas telah kehilangan segalanya—ingatannya, jati dirinya, bahkan serigalanya. Dan di sini dia berada, dikelilingi wajah-wajah asing, mendengar bisikan tentang pengkhianatan oleh kelompok serigalanya sendiri.
Kelompok yang tidak bisa dia ingat. Tidak bisa didengar.
Hati saya sakit. Betapa menakutkan dan mengisolasi diri rasanya, terbangun di tempat yang tidak Anda kenali, dengan orang-orang yang mengaku mengenal Anda, peduli pada Anda, saat Anda tidak bisa mengingat satu pun hal. Kerentanan, keadaan terus menerus waspada—itulah pasti melelahkan.
Saya menoleh ke arah Lukas, benar-benar melihat dia sekarang. Kerutan halus di antara alisnya, ketegangan di sekitar matanya, cara otot-ototnya menegang. Dia menahan ketegangan di setiap serat tubuhnya, menanggung beban ini sendirian, sementara saya terlalu terjebak dalam emosi saya sendiri untuk memahami apa yang sedang dia alami.