Suma lilin menyala menjadi nyala api yang kuat. Tangan Marcus dan Liam berat di pundakku, menenangkan aku saat Adam dan Vanessa melengkapi rantai. Bulu Selene menyentuh kakiku, pengingat diam tentang keberadaannya.
Aku fokus pada Suster Miriam, atas kebutuhan mendesakku untuk mengerti... segalanya.
Kekuatanku. Kota ini. Panggilan telepon ini. Steve. Fae. Dewi Bulan. Lisa. Dan sialan Pangeran Gila itu.
Api lilin berkedip, melemparkan bayangan-bayangan misterius di wajah orang-orang yang berkumpul di sekelilingku. Aku menutup mata, membayangkan senyum misterius Suster Miriam, matanya yang merah berkilauan dengan rahasia.
Suster Miriam, aku membutuhkanmu.
Aku menahan napas, menunggu aliran sihir, sensasi memabukkan yang membawa aku melintasi ruang dan waktu.
Tapi tidak ada yang terjadi.