LISA
Keabadian itu sialan.
Itu kesimpulan yang kudapat setelah dikurung di kamar ini.
Hidup selamanya, tanpa ada yang berubah? Itu cukup untuk membuat siapa saja gila. Tidak heran kalau vampir sial itu seperti apa adanya.
Kadang, aku pikir aku sudah terjaga selama beberapa hari; lain waktu, aku pikir aku sudah tertidur lebih lama. Makananku tidak datang pada waktu yang konsisten, dan temperamen Marisol berfluktuasi setiap kali aku melihatnya.
Hari ini, dia dingin, hampir melemparkan nampan ke arahku.
Supnya tumpah. Stroberinya tampak layu. Masih juga tidak ada alat makan untuk memudahkan hidupku.
Pada titik ini, aku sudah terbiasa dengan kekotoran hidup di sini, bahkan dengan aib menggunakan ember untuk buang hajat.
Tapi, dibandingkan dengan sebelumnya…
Lumayan juga.
Vampir gila itu belum kembali, dan aku tidak akan pernah mengeluh tentang ketiadaannya.
