Suara tetesan air adalah hal pertama yang menembus kegelapan pikiranku.
Plink.
Plink-plink.
Plink.
Itu adalah ritme yang tidak teratur yang membuatku tak nyaman.
Lalu datang suara-suara, bisikan yang lembut, mendesis. Jahat. Siapa pun mereka, pastilah mereka penjahat dalam setiap cerita.
Akhirnya, aku sadar bahwa kegelapan itu sebenarnya hanya rasa nyeri. Rasa sakit yang memukul dan menusuk separuh wajahku. Tapi mengapa?
Vampir.
Itu alasannya.
Mataku terbelalak saat aku akhirnya ingat, dan aku berusaha untuk bangkit duduk, kedipan ke dalam kegelapan.
Aku tidak bisa melihat apa-apa.
Apakah mataku terbuka?
Tanganku tidak bisa meraih wajahku, terhentak melawan sesuatu yang dingin dan keras di sekeliling pergelangan tangan.
Borgol?
Dengan menggapai tangan ke sekeliling, aku bisa merasa rantai yang berat, berkarat, yang membelengu aku, terpasak ke lantai.
Sial.
Ini...
Sungguh tidak baik.
Ava. Apakah Ava di sini?
"Ava?" bisikku, tapi tidak ada jawaban.