Chereads / Author ke isekai, anjay:V / Chapter 2 - Cih...

Chapter 2 - Cih...

Tanpa aba-aba atau penjelasan yang jelas, goblin itu tiba-tiba roboh ke tanah di depanku, tubuhnya bergetar sejenak lalu mulai mencair menjadi genangan darah yang hitam pekat, meninggalkan hanya tumpukan tulang yang rapuh. Terpaku oleh pemandangan yang mengerikan, rasa ketidakpastian dan kepanikan merayap di dalam diriku. Kematiannya kini meninggalkan aura ketegangan yang menggantung di udara, membuatku bertanya-tanya tentang kekuatan gelap yang mungkin berkeliaran di antara bayangan atau aura penduduk yang mati.

Setelah goblin itu terbunuh secara tiba-tiba di depanku, aku merasa campur aduk oleh perasaan takut dan kebingungan. Aku menatap mayat goblin dengan mata yang membelalak, mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi. Namun, sebelum aku bisa mencari jawaban, suara kerusuhan dari desa memaksaku untuk bertindak cepat.

Dengan hati yang berdebar kencang, aku berbalik dan melarikan diri dari tempat kejadian. Aku merasa seperti ada sesuatu yang aneh dan menakutkan di desa itu, dan aku tahu bahwa aku harus mencari tempat yang aman sebelum lebih banyak bahaya menimpaku.

Selama pelariannya, aku mencoba merenungkan apa yang baru saja aku saksikan. Siapa yang membunuh goblin itu? Dan mengapa? Pertanyaan-pertanyaan itu memenuhi pikiranku, tetapi aku tidak bisa menemukan jawaban yang memuaskan.

Saat aku berlari melalui hutan yang gelap dan lebat, aku merasa seperti ada sesuatu yang menguntitku di bayang-bayang. Aku melihat-lihat dengan cepat, tetapi tidak ada yang bisa aku lihat selain pepohonan yang menjulang tinggi di sekelilingku.

Dengan perasaan yang semakin tegang dan ketakutan yang semakin mendalam, aku memutuskan untuk terus berlari, berharap bisa mencapai tempat yang aman sebelum bahaya menemukanku. Namun, aku tahu bahwa kejadian misterius di desa itu akan terus menghantuiku, dan aku tidak bisa melupakan apa yang baru saja aku saksikan.

Setelah meninggalkan desa yang mencekam, aku berjalan-jalan di tengah malam yang sunyi, mencoba mencari petunjuk atau tanda-tanda keberadaan manusia. Namun, tiba-tiba, tanpa peringatan, dunia di sekelilingku berputar, dan aku merasakan sensasi aneh yang menyelimuti tubuhku.

Ketika pandanganku kembali normal, aku mendapati diriku berada di dalam sebuah ruangan yang megah dan anggun. Gereja yang sangat besar dan mengagumkan menjulang di hadapanku, memancarkan aura ketenangan dan keagungan yang tak terlukiskan. Dinding-dindingnya dihiasi dengan kaca patri yang indah.

Aku tercengang oleh kecantikan dan keagungan gereja ini. Aku merasa seperti terlempar ke dunia yang sama sekali berbeda, di mana ketenangan dan keindahan menggantikan kekacauan dan kegelapan yang baru saja aku tinggalkan. Namun, aku juga merasa kebingungan dan tak berdaya, tidak tahu bagaimana aku bisa tiba-tiba berada di tempat ini tanpa sebab yang jelas.

Saat aku melangkah lebih jauh ke dalam gereja yang megah, aku mendapati diriku dihadapkan oleh beberapa orang yang mengenakan penutup muka yang misterius. Mereka terbang di langit-langit dengan seperti memiliki aura yang anggun. Meskipun aku merasa terkejut dan tercengang oleh kehadiran mereka, aku juga merasa sedikit lega melihat bahwa mereka tidak terlihat mengancam.

Dengan sikap yang hormat, para orang tersebut mendekati aku, mereka memiliki aura penuh dengan kebaikan dan kehormatan terhadap tempat suci itu. Mereka bertanya dengan lembut kepadaku, ingin tahu apa tujuan kedatanganku ke gereja yang sakral ini.

"Permisi, saudara. Maaf mengganggu, tapi kami tertarik untuk mengetahui apa tujuan kedatangan Anda ke gereja kami yang sakral ini."

Aku menggigit bibirku, berusaha menjawab dengan tepat, "Oh, eh, tentu saja. Saya... saya tersesat, sebenarnya. Saya tidak bermaksud untuk masuk ke sini, saya hanya mencari tempat perlindungan di malam yang gelap ini."

Mereka bertanya lagi, "Sesungguhnya, kita dapat memahami ketakutan Anda di malam seperti ini. Namun, bagaimana Anda bisa tersesat sampai ke gereja kami?"

Aku menggelengkan kepala, "Itu... itu sulit untuk dijelaskan. Saya merasa seperti saya tiba-tiba berada di sini tanpa alasan yang jelas. Mungkin saya mengalami beberapa jenis perjalanan yang aneh."

Orang disebelahnya memutuskan, "Aneh memang. Namun, sebaiknya kita membiarkan para pendeta kami menentukan tindakan selanjutnya. Apakah Anda setuju untuk menunggu bersama kami sampai situasi ini bisa ditangani dengan baik?"

Aku menyetujui dengan cepat, "Tentu, saya tidak bermaksud menciptakan masalah apa pun. Saya bersedia menunggu. Terima kasih atas pengertian dan keramahannya."

Tidak lama kemudian, kami semua dipimpin ke tempat yang lebih nyaman untuk menunggu. Meskipun aku merasa lega karena kebaikan mereka, ada sesuatu yang mengganjal di dalam diriku. Aku merenung dalam hati, bergumam kepada diriku sendiri tentang kesan yang aku dapatkan dari para orang tersebut.

"Orang-orang itu sangat ramah... terlalu ramah. Tapi ada sesuatu yang aneh tentang mereka. Dengan kekuatan terbang dan aura kekuatan yang tersembunyi di balik penutup muka mereka, aku merasa seperti aku telah melangkah ke dalam dunia sihir yang misterius."

Dengan keinginan yang tumbuh untuk mencoba memahami kekuatan magis yang mungkin dimiliki orang-orang itu, aku memutuskan untuk mencoba mengeluarkan sihir. Namun, sihir yang ku bangkitkan jauh lebih besar dan kuat dari yang aku harapkan. Cahaya berkilauan memenuhi ruangan, menciptakan aura yang menakutkan dan menggetarkan.

Tiba-tiba, teriakan keras serta suara langkah kaki cepat memenuhi ruangan saat orang-orang di gereja bereaksi terhadap manifestasi sihir yang tak terduga ini. Aku diserbu oleh kepanikan dan kebingungan, menyadari bahwa upayaku untuk memahami kekuatan magis telah salah dipahami sebagai ancaman terhadap gereja yang suci ini. Dalam sekejap, aku ditandai sebagai musuh oleh orang-orang yang sebelumnya begitu ramah padaku. Dalam keputusasaan dan kebingungan, aku berharap bisa menemukan cara untuk menjelaskan kejadian yang tidak terduga ini dan mendapatkan kembali kepercayaan mereka.