Chereads / Miss Arogan Dan Pemuda Pembuat Sepatu / Chapter 3 - Bab 3. Febri Sang CEO Arogan

Chapter 3 - Bab 3. Febri Sang CEO Arogan

Di lain tempat di sebuah pelataran perkantoran yg sangat besar dan berlantaikan 15 lantai, berjalan tiga pemuda yg memasuki gedung, PT Artha Pilar Kusuma Jewelry nama perusahaan tersebut yg bergerak di bidang perhiasan.

Perusahaan perhiasan yg besar dan terkenal hingga mancanegara, mempunyai ratusan karyawan dengan berbagai divisi, dari divisi produksi, R & D, divisi poles, divisi marketing, devisi design dan lain-lainnya.

Terlihat tiga pemuda yg sedang berjalan memasuki gedung sambil sesekali mereka terlihat senda gurau.

"Hen, kamu tau ga ada resepsionis baru, yg hari ini katanya baru masuk kerja." ucap Sandi

"Tau lah, katanya sih cantik, lumbahan lah nambah stok bidadari di kantor ini." jawab Hendi

"Kalian pagi-pagi udah ngegibah aja, cepetan kita masuk nanti telat absen." ucap Dion seraya setengah berlari mendahului mereka berdua.

"Gila!, gercep aja tuk anak, bilang aja pengen buru-buru liat badadari baru turun jadi resepsionis.! teriak Sandi sambil ikut mempercepat langkahnya.

Tak lama ketiganya sudah masuk ke lobby kantor dan bergabung dengan karyawan lain yg mereka juga baru tiba.

setibanya mereka lewat depan meja resepsionis, Sandi dan Hendi tampak speechless, melihat sosok di balik meja resepsionis, memang terlihat wajah baru yg cantik bak bidadari dengan kulit putih bersih, langsing, dengan riasan wajah sederhana yg elegan.

"Mantap cuuukkk!... bening amat, ini mah artis Taiwan yg ada di serial Meteor jatuh." gumam Sandi yg tak hentinya berdecak kagum dengan kecantikan resepsionis yg baru.

Tapi tersadarkan dengan geplakan kearah tangannya.

"Asal jeplak aja tu mulut, sejak kapan Meteor Garden jadi Meteor jatuh." tegur Hendi seraya mendekati meja resepsionis.

"Haii.. baru masuk ya?, kenalin, aku Hendi dari divisi Poles." seraya menjulurkan tangannya kearah resepsionis baru itu.

"Salam kenal, Aku Lisna, iya bener aku baru masuk hari ini." ucap resepsionis baru itu yg ternyata namanya adalah Lisna.

"Abang namenye Sandi, Asli anak Betawi, Neng Lisna jangan sungkan ame Abang, kalau Neng Lisna butuh ape-ape tinggal Calling aje Abang." cerocos Sandi sambil menjulurkan tangannya juga, tapi buru-buru tangan Sandi di tangkap Hendi yg jadinya malah Sandi sama Hendi yg bersalaman.

"Yee.. semprul!."Ucap Sandi sambil misuh-misuh kesal dan menghentakan tangannya.

Lisna hanya tersenyum melihat kekocakan mereka berdua, tetapi dia tampak terkesan saat melihat Dion yg hanya terdiam berada tidak jauh dari resepsionis.

memang saat tiba di kantor ini Lisna sempat kagum dengan para karyawan dan karyawati di kantor ini yg berpenampilan tampan dan juga cantik, mungkin udah jadi standar dari kantor ini sebagai salah satu syaratnya menjadi karyawan.

Tetapi melihat Dion yg sangat menonjol di antara para karyawan yg lainnya, dengan kulit putih, badan tegap, terlihat sangat maskulin, dan wajah campuran Oriental seperti artis pria Yang Yang, membuat Lisna langsung terpesona.

"Yon, kamu ga mau kenalan dulu nih sama resepsionis baru?." tanya Sandi,

Yon adalah nama panggilan Dion di kosan.

"Udah denger, tdi namanya Lisna kan, ayo cepat kita absen." Dion hanya menanggapi dingin dan melangkah menuju tempat absen para karyawan.

"Di tinggal dulu ya Neng, kapan-kapan Abang kamari lagi." Ucap sandi sambil melangkahkan kaki dengan cepat menyusul Dion.

Setelah ketiganya absen, mereka terpisah dan menuju ke ruangan divisi masing-masing.

Sandi dan Hendi menuju divisi produksi yg berada d lantai ke 2 sedangkan Dion menuju lantai paling atas yg berada di lantai 15, lantai yg d huni oleh divisi marketing dan public relation, juga di lantai ini ada ruangan CEO yg menjadi pimpinan perusahan ini.

Perusahaan ini di pimpin oleh seorang CEO muda yg cantik, anggun, dan sangat sulit menggambarkan parasnya, bak bidadari yg tidak ada goresan cacad sedikitpun, tetapi sifatnya yg tegas dan kadang arogan yg menjadikan para karyawan merinding horor jika berurusan dengannya.

Tak lama terdengar hentakan suara stiletto menuju deretan kubikel, terlihat wanita yg anggun memakai Blazer dan rok sebetis.

Dia adalah sekertaris CEO yg juga adik sepupu dari CEO, namanya adalah Tiffany, gadis yg berumur 27 tahun.

"Siap-Siap,.. Miss sebentar lagi akan datang." intrupsi Tiffany kepada seluruh karyawan yg berada di ruangan tersebut.

Terlihat para karyawan yg sudah berada di kubikelnya masing-masing, kini berdiri serentak untuk menyambut CEO mereka.

Tak lama suara lift berbunyi..

Ting.....

Terbuka lah pintu lift itu dan tampak gadis cantik dengan Spek bidadari melangkah keluar dari dalam lift, gadis cantik yg berwajah seperti artis Dilraba, dengan riasan make up yg sederhana tetapi sangat elegan.

Dia adalah Febri Zahra Kusuma, CEO dari PT Artha Pilar Kusuma sekaligus anak tunggal dari seorang pengusaha sukses bernama Budi Kusuma, Febri adalah penerus pimpinan perusahaan dari ayahnya yg kini telah pensiun dan memilih menghabiskan masa tuanya di Mansion yg terletak di pegunungan.

"Selamat pagi Miss." serempak para karyawan memberikan sapaan kepada pimpinannya.

"Pagi.!" singkat dan dingin balasan dari CEO tersebut dan seperti acuh hanya melewati deretan kubikel dan dengan langkah cepatnya memasuki ruangan pribadinya di ikuti oleh sekertarisnya.

"Jadawal untuk ku hari ini apa aja?" ucap Febri kepada sekertarisnya.

"jam 10 nanti Miss ada rapat dengan para pemegang saham, dan setelahnya, Miss hanya memeriksa Design Produk yg nanti akan dipamerankan akhir bulan ini." terang Tiffany

"oke siapkan berkas untuk rapat nanti, dan carikan beberapa stiletto yg cocok untuk nanti model yg akan memakai produk gelang yg akan dipamerankan." ucap Febri

Tak terasa waktu sudah menjelang Adzan Dzuhur, di pinggir jalan raya yg tampak ramai dengan kendaran lalu lalang tepatnya di dalam ruko yg sudah terlihat bersih, Aradea sedang duduk di kursi yg terlihat bercucuran keringan akibat membersihkan ruko tersebut seorang diri.

"Alhamdulillah, beres juga bersih-bersihnya,tinggal menyiapkan peralatan dan merapihkan bagian depan untuk area displaynya." gumam Aradea yg tampak kelelahan tetapi berbinar bahagia karena akan memulai usaha toko sepatunya.

Terlihat dari arah luar ruko, gadis manis yg membawa susunan rantang, berjalan menuju ke arah ruko tersebut, dan tak lama membuka pintu kaca ruko.

"Assalamualaikum." ucap gadis itu yg ternyata adalah Tari, putri dari Bu Tanti pemilik kosan juga ruko yg Aradea sewa.

"Wa.alaikum salam, eh Tari, sini masuk, ada apa Tar?." jawab Aradea

"Ini di suruh Ibu, bawain makan siang buat Kak Aradea." Tari berucap sambil menyodorkan susuanan rantang yg di bawanya.

"Makasih banyak Tar, jadi ngerepotin, oh iya Tari ikun makan sama-sama ya." ajak Aradea seraya menyusun rantang d meja.

"oh iya ka, boleh."

Entah kenapa Tari mengiyakan ajakan dari Aradea, yg padahal sebelum menuju ruko, Tari sudah makan siang di warung Ibunya.

Disela makan, mereka berdua terlihat sambil berbincang dan terlihatlah oleh Tari, bahwa Aradea ini sosok yg baik, lembut, dengan tutur kata yg sopan dan juga menyenangkan untuk di ajak bicara.

"Emang Kak Aradea mau buat apa di ruko ini?" tanya Tari

"Saya mau buka toko sepatu, kebetulan saya punya keahlian buat bikin bermacam sepatu, mudah-mudah lancar." jawab Aradea.

"Kalau begitu, Tari boleh pesan sepatu pantofel ga Ka, sebentar lagi Tari kan mau sidang dikampus, harus berpakaian formal."

"Boleh, nanti saya ukur kaki kamu buat bikin Sulasnya ya, biar nanti ukurannya pas dikaki kamu juga nyaman dipakainya." ucap Aradea

NOTE...

Sulas adalah nama cetakan untuk sepatu berbahan kayu atau plastik...

"Jangan mahal-mahal ya Ka harganya." ucap Tari

"Karena kamu pelanggan pertama saya, jadi saya kasih gratis sebagai promosi juga." ucap Aradea

"Waaaahhh, yg bener Kak?, makasih banyak Kak, ntar Tari promosiin deh ke temen-temen Tari." ucap Tari dengan mata berbinar merasa senang.

Tak lama terdengar kumandang Adzan Dzuhur.

Yg akhirnya Aradea pamitan untuk membersihkan badannya dan akan menuju Masjid untuk menunaikan Sholat berjamaah...