Kumandang Adzan Subuh mengalun sangat merdu hingga membangunkan Aradea dari buaian mimpinya.
"Alhamdulillah, udah subuh." seketika Aradea bangun dari tempat tidurnya menuju kamar mandi.
Setelah beberapa saat membersihkan badannya dan sudah berpakaian rapih dan menggunakan peci, Aradea bergegas menuju Masjid untuk menunaikan Sholat subuh berjamaah.
Di tempat kosan, kini Bu tanti datang untuk memulai aktifitasnya seperti biasa dipagi hari, membuatkan sarapan untuk para penghuni tempat kosannya.
Sedang asik memasak didapur, terdengar sapaan dari arah belakangnya.
"Pagi Bu, Masak apa hari ini?" sapa Sandi kepada Bu Tanti sambil melangkah menuju kedapur.
walaupun sedikit pecicilan, tapi Sandi ini pemuda yg cukup rajin dan tidak pernah lupa akan kewajibannya sebagai seorang muslim untuk beribadah, dan di antara pemuda penghuni kosan Bu Tanti, Sandi selalu bangun paling awal dan suka membantu Bu Tanti dalam pekerjaannya di kosan.
"Nak Sandi udah bangun, sekarang Ibu masak Tumis kentang dan ikan Bandeng Presto buat sarapan kalian, bantuin Ibu kupas kentang ya Nak." jawab Bu Tanti.
"Rebes boss laksanakan." ucap Sandi sambil membawa pisau untuk mengupas kentang.
Di Masjid setelah melaksanakan Sholat dan tak lupa berzikir dan berdoa, Aradea menyempatkan untuk bertegur sapa dengan Bapak-Bapak yg ikut Sholat berjamaah.
"Assalamualaikum,." ucap Aradea kepada Bapak yg tadi menjadi Imam Sholat, sambil menyodorkan kedua tangannya untuk bersalaman.
"Wa.alaikum Salam." jawab Bapak itu sambil menyambut tangan Aradea.
"Perkenalkan Pak, nama Saya Aradea, saya baru datang ke Kota ini." ucap Aradea.
"Salam kenal juga dan selamat datang Nak Aradea, Nama bapa Sutisna panggil saja Pak Tisna, kebetulan Bapak juga pendatang, asal Bapak dari Kota Subang, dan sudah puluhan tahun menetap dan jadi warga sini, bahkan Bapak diamanahi jadi Ketua RT Kampung ini."
"Alhamdulillah, kebetulan sekali Pak, tadinya saya mau menemui RT setempat untuk lapor, dan kebetulan juga Pak, saya dari Bandung suku Sunda asli." ucap Aradea
"Eleuh-Euleuh geningan pendak jeung baraya, sukur Alhamdulillah atuh, Bapak juga Sunda asli, ayo kita lanjut ngobrol di rumah Bapak, sekalian kita sarapan." ajak Pak Tisna kepada Aradea.
"iya Pak, Mangga." jawab Aradea sambil menganggukan kepalanya.
Di kosan kini sudah ramai dengan ketiga pemuda dan Bu Tanti yg mengelilingi meja makan, tapi Bu Tanti beranjak pulang kerumahnya karena Tari putrinya masih tertidur dan akan melanjutkan aktifitas yg lainnya yaitu membuka warung nasinya yg ada dekat dengan terminal.
"Eh bro mana si Aradea, ko belum hadir, coba ketuk kamarnya, kali aja dia masih tidur." ucap Dion sambil melirik Sandi.
Tidak lama berselang suara pintu terbuka, dan masuklah Aradea yg udah d sambut tatapan ketiga pemuda dari arah meja makan.
"Panjang umur tu anak, sini cepet bro keburu sarapannya di habisin sama si Sandi, terus dari mana pagi-pagi udah dari luar aja kosan aja?" ucap Hendi kepada Aradea.
"Liat baju sama dikepalanya pake peci Suparman, ntu tandenye dia abis dari Mesjid!."ucap sandi sambil menoyor kepala Hendi.
"Aku juga liat Suparmin, ya kali aja dia habis joging." kilah Hendi sambil mengangkat tangannya ingin membalas Sandi, tapi di hentikan Dion.
"Sudah... Sudah ! ribut mulu kalian udah gede juga masih aja kaya bocah, kapan kita mau sarapan kalau kalian ribut mulu,!
Dion memang pemuda yg kalem dan sedikit bijak di antara mereka, dan umurnya juga lebih tua dari mereka.
Jika Sandi berumur 28 tahun, Hendi 29 tahun dan Dion 31 tahun, sedangkan Aradea berumur 28 tahun sama dengan sandi.
keempat pemuda ini berparas tampan dengan tubuh yg cukup bagus apalagi dengan Dion yg memang dia senang pergi ke gym untuk berolahraga.
"Saya sudah kenyang tadi di ajak sarapan sama Bapak RT sekalian lapor jadi warga sini." ucap Aradea.
"Oh iya bro, emang kegiatanmu apa, memang udah dapat pekerjaan di Kota ini atau mau kuliah?." tanya Sandi kepada Aradea.
"Saya belum punya pekerjaan, dan niat saya ke Kota ini juga Ingin cari pekerjaan." jawab Aradea.
"Kamu lulusan apa, dan cari pekerjaan dibidang apa? tanya Dion.
"Saya lulusan Smk, saya kerja apa aja yg penting halal dan hasilnya cukup untuk biaya hidup saya di Kota ini." jawab Aradea.
"Oke, nanti Aku tanyain, kali aja tempat kita kerja ada lowongan pekerjaan, kita bertiga ini kerja di Perusahaan yg sama cuman beda divisi, Aku di divisi Marketing, Sandi dan Hendi di bagian produksi." Ucap Dion.
"Kita tinggal dulu bro udah jam setengah 7 takut telat.!" ucap Sandi sambil bersiap pergi bekerja.
"selamat bekerja dan hati-hati di jalan." ucap Aradea sambil mengantarkan ketiganya sampai halaman.
"heeeemmmm, sekarang ngapain ya, oh iya, datengin warung Bu Tanti aja sambil cari informasi pekerjaan." gumam Aradea sambil beranjak ke kamarnya dulu untuk ganti baju.
Setibanya diwarung Bu Tanti, terlihat di warung sedang sibuk Bu Tanti dan Tari anaknya mempersiapkan lauk pauk juga nasi jualannya.
"Assalamualaikum." Sapa Aradea sambil masuk kedalam warung.
"Wa.alaikum Salam, eh Nak Aradea, mari sini duduk, maaf ya Ibu lagi tanggung belum beres masak buat lauk pauk jualannya, Nak Aradea kalau mau minum kopi buat aja sendiri ya jangan sungkan." jawab Bu Tanti
"Iya Bu makasih, oh iya apa ada yg bisa saya bantu?." tanya Aradea.
"Kebetulan ada Nak Aradea, bisa bantu Ibu angkat barang di ruko Ibu, soalnya Ibu engga kuat kalau angkat sendiri."
"Ayo Bu, saya bantu." jawab Aradea
Tak lama Bu Tanti dan Aradea pergi menuju ruko milik Bu Tanti yg tidak jauh dari lokasi warungnya.
"Ini ruko milik Almarhum suami Ibu, dulu Suami Ibu ingin buka toko baju, tapi belum sempat terlaksana, Suami ibu meninggal karena sakit, jadi ruko ini masih kosong rencananya, Ibu mau kontrakin aja." ucap Bu Tanti seraya membuka kunci rukonya.
"Oh begitu Bu, emang berapa harga sewanya Bu?." tanya Aradea.
"Ibu mau kasih Harga 15 juta pertahunnya." jawab Bu Tanti
"Bisa perbulan ga Bu sewanya, saya ingin coba usaha, Kebetulan saya bisa bikin sepatu, jadi saya mau buka toko sepatu."
"Kalau Nak Aradea mau, Nak Aradea bisa tempatin rukonya, dan bayar Sewanya nantu saja kalau usaha nak Aradea sudah ada hasilnya." ucap Bu Tanti.
"Alhamdulillah, terima kasih banyak Bu, sangat terima kasih banyak, Ibu baik banget, moga kebaikan Ibu di balas dengan berlipat kebaikan oleh Alloh SWT." dengan mata berbinar dan penuh haru, Aradea merasa gembira dengan kebikan Bu Tanti kepadanya.
"Aamiin." Ucap Bu Tanti sambil tersenyum.
"Saya akan mulai beres-beres ruko ini sekarang apa boleh Bu?." tanya Aradea.
"Iya silahkan, tapi bantu angkat dulu kardus itu ya ke warung Ibu."
"Siap Bu." jawab Aradea.
Setelah beres bantu Ibu Tanti, kini Aradea bersiap dengan peralatan kebersihan untuk memulai membersihkan ruko.
"Bissmillah, mari mulai bersih-bersih,Semangat!." gumam Aradea menyemangati dirinya sendiri.