"Senior.. Aku tidak menginginkan tanggung jawabmu" Shen Bi Yu menutup rapat bibirnya yang gemetar. Tekanan feromon Yi Chen membuat Shen Bi Yu terengah-engah.
Feromon alpha merupakan senjata bermata dua dimana feromon dapat menyenangkan lawan jenisnya dan juga dapat memaksa seseorang untuk tunduk dengannya. Sekarang Yi Chen menggunakan feromonnya agar Shen Bi Yu menyetujui pertanggungjawaban Yi Chen.
Sayang sekali orang yang ditundukkan Yi Chen adalah Shen Bi Yu. Gadis beta yang keras kepala. Ia menggemeretakkan gigi dan berkata dengan nada yang agak tinggi, "Anda hanya perlu minta maaf dan semua masalah diantara kita selesai"
Pemuda itu memiringkan kepala, helai rambut yang agak panjang menutupi dahi kini terbuka lebar. Memperlihatkan alis pedang dengan mata sayu yang berkedip lambat. Ada sedikit kehampaan dan ketidaksenangan yang kekanakan dalam ucapannya, "Aku tidak ingin meminta maaf"
Kenyataan Yi Chen tidak menyesali perbuatannya sama sekali. Malah ia bersyukur bertemu dengan Shen Bi Yu. Jika yang datang adalah omega atau beta lain, mereka pasti akan bernasib sama dengan gadis berhoodie itu.
Yi Chen ingin menjalin hubungan serius dengan Shen Bi Yu, bukan sebagai junior-senior ataupun teman. Ia merasakan tingkat kecocokan feromon mereka cukup tinggi. Jadi tak ada alasan bagi Yi Chen untuk tak berjuang meluluhkan hati Shen Bi Yu.
.
.
.
Minggu kedua libur semester, Shen Bi Yu menenggak habis air mineral dalam botolnya. Shen Bi Yu terengah-engah mencengkram erat tas sage milik Xue Ying, "Hei, Xiao Ying kapan kita akan sampai? Kita berjalan hampir dua jam"
"Tidak sabaran sekali. Lihat itu, vilanya ada didepan" Kata Xue Ying menunjuk vila megah tingkat dua yang memiliki lampu neon raksasa bernama Kamkam, "Ayo Xiao Yu! Tujuan kita ada di depan mata!"
Xue Ying berjalan riang menaiki jalan setapak berlapis aspal yang terus naik menuju vila perkemahan Kamkam.
Shen Bi Yu terduduk di atas bangku kayu yang disediakan pengolah setempat. Belum sehari Shen Bi Yu pergi liburan namun kelelahan mendaki membuat dirinya rindu akan rumah. Yang ia inginkan sekarang adalah berbaring di kasur.
Kegiatan hiking atau tracking bukanlah hobi yang dimiliki Shen Bi Yu. Xue Ying sangat suka dengan aktivitas di luar ruangan. Dia memaksa Shen Bi Yu yang telah sembuh pergi mendaki gunung yang ramai diperbincangkan sosial media tektok.
Selagi mengatur nafas yang masih berantakan, Shen Bi Yu merogoh kantong jaket dan mengeluarkan sebungkus permen jelly yang diberikan seseorang padanya.
Merobek bungkusan plastik, ia memakan tiga buah jelly dengan rasa berbeda. Rasa manis buah dan asam sedikit menyegarkan Shen Bi Yu yang letih.
Shen Bi Yu memandang langit biru yang cerah. Awan raksasa membentuk gunung-gunung besar. Semilir angin sesejuk angin musim semi membuat hati Shen Bi Yu yang terusik sedikit tenang.
Sepertinya diajak Xue Ying hiking tidaklah begitu buruk. Ia bisa mati sesak jika dua bulan di rumah saja, seharian bertemu dengan saudara alpha yang sedingin balok es.
Memukul-mukul kaki yang pegal, tubuh Shen Bi Yu tiba-tiba tertutup bayangan. Shen Bi Yu melihat sepatu hiking hitam pihak lain. Dari gaya dan ukuran sepatu tersebut milik seorang pria. Ketika menengadahkan kepala, Shen Bi Yu bertemu dengan wajah familiar yang mengganggu pikirannya selama seminggu ini, "Senior Yi"
"Xiao Yu, kita bertemu lagi" sapa Yi Chen yang mundur selangkah untuk memberi sedikit ruang pada Shen Bi Yu.
"Ya, sungguh kebetulan" kata Shen Bi Yu yang berdiri memasang tasnya kembali. Shen Bi Yuagak terkejut dengan kemunculan Yi Chen. Ia tidak tahu kenapa Yi Chen bisa berada di sini, mungkinkah Xue Ying menipunya pergi ke program liburan kampus?
"Kamu hiking seorang diri?" tanya Yi Chen yang memperhatikan setiap gerakan Shen Bi Yu. Matanya terhenti pada tengkuk Shen Bi Yu, kelenjar yang ia 'tandai' telah memudar menyisakan garis merah tipis.
"Tidak. Aku pergi bersama teman-temanku" Shen Bi Yu menggelengkan kepala, ia menunjuk tas sage yang dibawa seorang gadis, "Xue Ying berada di depan. Maaf senior Yi, aku harus menyusul Xiao Ying sekarang"
Sesaat hidung Yi Chen berkedut, mencium aroma lembut dari kue yang mengandung rum tua berkualitas tinggi. Aroma tersebut memikat Yi Chen hingga membayangkan ada sepotong kue rum karamel dimana sekali icip akan meninggalkan rasa setelah memakannya.
Shen Bi Yu tertegun memandangi Yi Chen yang tak memberinya jalan. Ia menyentuh bahu alpha itu lalu sedikit mendorongnya. Umumnya seseorang akan peka dan memberi celah agar orang lain bisa lewat namun Yi Chen berdiri teguh sembari mengambil nafas panjang. Kemudian ia (Yi Chen) mengeluarkan senyum polos yang menghangatkan hati.
Shen Bi Yu : "Senior"
Yi Chen : "Hmm?"
Shen Bi Yu : "Tolong geser sedikit. Aku tidak bisa lewat"
Yi Chen : "Ohh"
Ketika pria itu menyingkir, Shen Bi Yu lanjut mendaki jalan setapak yang cukup besar dilalui tiga orang. Yi Chen menyusul Shen Bi Yu, ia empat langkah di belakang Shen Bi Yu. Pria itu bersenandung pelan sembari mengikuti tempo langkah kaki Shen Bi Yu.
Keberadaan Yi Chen saat ini sungguh membuat Shen Bi Yu tidak nyaman dan lebih waspada terhadap pendekatan Yi Chen. Apalagi alpha ini memiliki keinginan tertentu terhadapnya, "Eh.. senior, apa anda juga pergi ke vila kamkam?"
Yi Chen mengangguk, suasana hatinya sedang baik secerah sinar matahari hari ini, "Ya, teman-temanku sudah pergi lebih dulu"
Tak bisa mengusir Yi Chen yang memiliki tempat tujuan sama, Shen Bi Yu hanya bisa menjaga jarak dua meter dari pria itu.
Melihat Shen Bi Yu yang berjalan cepat, Yi Chen hanya menghela tak berdaya. Membiarkan adanya jarak diantara mereka. Aroma wewangian kue rum itu segera menghilang dari penciuman Yi Chen.
Suasana yang dibangun dengan baik segera menghilang, sudut bibir yang melengkung ke atas jatuh ke titik terbawah, "..sayang sekali"
Kurang dari sepuluh menit, Shen Bi Yu dan Yi Chen sampai di halaman terluar vila. Dari kejauhan Shen Bi Yu dengan mudah menemukan Xue Ying yang membantu seseorang membangun tenda untuk mereka gunakan.
"Xiao Ying!"
Mendengar namanya dipanggil, Xue Ying berlari kecil mendekati Shen Bi Yu, "Akhirnya sampai juga! Aku sampai bosan menunggumu di depan pintu"
Sudut bibir Shen Bi Yu berkedut, belum sampai lima menit pasti Xue Ying meninggalkannya. Kesabaran Xue Ying memang setipis tisu.
"Oh, senior Yi! Senior Pei dan senior Liang menunggu anda!" Ucap Xue Ying menyapa Yi Chen, kemudian ia memimpin jalan dan berbisik pada Yi Chen, "Apakah anda membawa sosis keju dan bola kepiting?"
"Ya, aku membawakannya khusus untuk Xiao Ying" ujar Yi Chen yang ikut merendahkan suaranya. Ia menggoyangkan sekantong plastik berisi makanan dan terkekeh bersama Xue Ying seperti penjahat picik yang siap melakukan kejahatan.
Shen Bi Yu terdiam melihat kedua orang bodoh bersatu. Ia agak terkejut Yi Chen bisa mengikuti irama Xue Ying dalam bergaul.
Sesampainya di lokasi tempat berkumpul, Shen Bi Yu menemukan senior jurusan lain yang sedang membangun tenda. Shen Bi Yu ingat Xue Ying berkata akan pergi berdua saja. Tak tahu bagaimana mereka bisa berkemah dengan senior jurusan lain, Shen Bi Yu menarik jaket Xue Ying dan menyeretnya ke tempat yang agak jauh dari tenda.
"Xue Ying, kamu tidak bilang kalau kita berkemah dengan senior lain!"
"Hmm, kalau aku mengatakannya, pasti kamu tidak mau ikut. Dan kakakku akan melarangku pergi" gumam Xue Ying.
Baru-baru ini Xue Ying tertarik dengan senior Pei yang satu jurusan dengan senior Yi. Ia meminta bantuan senior Yi untuk mengatur kencan dengan senior Pei. Xue Ying mengajak Shen Bi Yu agar mendapat ijin dari kakak laki-lakinya.
Kepercayaan saudaranya terhadap Shen Bi Yu sangatlah tinggi jadi Xue Ying memaksa dan membohongi Shen Bi Yu untuk menemaninya hiking hari ini.
Tiba-tiba Xue Ying menepuk pundak Shen Bi Yu dan berkata tanpa ada yang salah, "Tak apa Xiao Yu, anggap saja ini outing class dengan kakak tingkat. Liburan sekaligus sosialisasi dan.. siapa tahu kamu hoki, bisa menemukan pacar di sini. Lihat, lihat, senior Yi, senior Liang atau senior Feng tak kalah tampan dengan senior Pei"
"..." Shen Bi Yu terdiam menatap datar pada Xue Ying yang menyeringai kegirangan. Sesekali ia ingin memukul kepala Xue Ying yang kurang ajar. Memanfaatkan temannya (Shen Bi Yu) sebagai landasan agar dirinya (Xue Ying) bisa bersenang-senang bersama gebetannya.
"Ha.. lupakan saja" Ujar Shen Bi Yu menyingkirkan teman laknat yang tak tahu malu. Ia sudah jauh-jauh kemari tidak mungkin turun gunung. Sebaiknya dia menemani Xue Ying, takut sahabatnya akan berbuat ulah. Dia masih mengemban tugas sebagai pengawas terpercaya saudara Xue Ying, "Kita akan kembali besok lusa"
"Haik! Kapten" Setelah bersorak kemenangan, Xue Ying berlari ke belakang, menyusul gebetan barunya, senior Pei. Meninggalkan sahabat baik yang toleran terhadap sikapnya.
Seolah menyerah pada kelakuan laknat Xue Ying, Shen Bi Yu duduk di dalam tenda. Tidak melakukan apapun, ia menata barang-barang yang ada dalam tasya. Mengeluarkan selimut, perlengkapan mandi dan tas kecil berisi kamera dan perlengkapan elektronik.
Dengan hati-hati meraih benda yang sudah lama tak disentuh Shen Bi Yu. Kamera hitam dengan garis silver merupakan hadiah ulang tahun yang diberikan Ayahnya. Shen Bi Yu menghela napas dan berpikir kapan terakhir ia menyentuh kamera ini?
Melepaskan lens cap, Shen Bi Yu mengarahkan kamera pada orang-orang yang berada di depan tendanya. Para senior sedang memanggang daging yang dibawa senior Yi. Xue Ying menusuk daging bersama senior Pei, mereka bercanda gurau sembari memainkan makanan yang ada di tangan mereka.
Senior Yi sedang di kursi kayu, jemarinya yang panjang dengan mudah memetik senar. Senandung senior Yi terdengar dalam dalam dan menyenangkan. Tiba-tiba senior lain mulai bernyanyi dengan alunan gitar senior Yi Chen.
Menjelang siang hari, gunung yang ditutupi pohon rindang terasa sejuk. Alam seperti ikut bersenang-senang dengan mereka. Para pendaki yang melewati area tenda mereka akan terbawa suasana camp mereka, ikut bersenandung dan menggerakkan badan mereka.
"Xiao Yu, makan ini" ujar Xue Ying yang tiba-tiba menyodorkan sosis panggang di hadapan wajah Shen Bi Yu.
Shen Bi Yu menggigit sosis di tangan Xue Ying. Ia melihat file foto-foto yang baru saja diambil. Tanpa sadar kamera di tangannya telah membidik banyak hal.
"Wah, kamu sudah mengambil banyak foto" kata Xue Ying yang menggigit sosis di tangannya. Ia menyenggol bahu Shen Bi Yu, "Jangan lupa, foto aku dengan senior Pei"
Memutar matanya, Shen Bi Yu menghapus salah satu foto kemesraan Xue Ying dengan senior Pei.
"Hei! Jangan di hapus!"
"Tidak ada gunanya menyimpan foto kalian" balas Shen Bi Yu bersiap menghapus foto mesra Xue Ying yang kedua.
Xue Ying merangkul bahu Shen Bi Yu, berbisik agak keras pada Shen Bi Yu, "Xiao Yu, kenapa kamu setega itu padaku?!"
"Haruskah aku bersimpati padamu?"
"Aku adalah sahabatmu. Kita harus saling mendukung"
Shen Bi Yu memukul pelan dahi Xue Ying dengan badan kamera. Ia berjalan meninggal Xue Ying yang sedang drama, berpura-pura memekik kesakitan. Saat berjalan ia seperti menginjak sesuatu di jalan setapak yang mulus.
Sebelum menoleh ke bawah, Shen Bi Yu melihat botol melayang dekat kakinya. Wajah Yi Chen tampak panik, alpha itu berteriak memperingatkannya, "Menjauh dari sana!"
Shen Bi Yu tidak memahami maksud Yi Chen tapi Xue Ying yang ada di dekat Shen Bi Yu merespon cepat. Dia menarik tubuh Shen Bi Yu dan memaksanya berlari mendekati tenda.
"Di dekat kakimu tadi ada ular!" kata Xue Ying yang menunjukkan botol biru di dekat pohon.
Botol yang dilemparkan Yi Chen telah dililit oleh ular yang memiliki corak cokelat kehitaman. Ular itu memiliki kepala berbentuk oval dengan mata bulat yang murni. Ia menjulurkan lidah pada mereka, sembari melilitkan tubuhnya pada badan botol.
"Kalian baik-baik saja?" tanya senior Pei pada Shen Bi Yu dan Xue Ying.
"Ya" balas Shen Bi Yu yang kaku. Ia sangat terkejut hingga tak tahu harus bagaimana merespon.
"Hubungi petugas, ada ular di dekat tenda kita" kata Yi Chen menepuk pundak temannya sembari melirik Shen Bi Yu yang memiliki wajah pucat.
Di saat yang lain fokus pada keberadaan ular tersebut, Yi Chen meraih Shen Bi Yu dan membiarkannya duduk di kursi. Tangannya yang besar memeriksa sekitar kaki Shen Bi Yu.
Tidak menemukan luka apapun, Yi Chen dengan lembut menepuk pundak Shen Bi Yu dua kali dan berkata, "Kamu sudah aman"