Perkataan Yi Chen membuat Shen Bi Yu yang masih terbayang di serang ular tampak tertegun. Alpha itu meyakinkan bahwa dirinya benar-benar terlindungi dan jauh dari rasa bahaya. Kalimat itu terdengar klise dari drama yang sering ia tonton. Anehnya Shen Bi Yu benar-benar merasa tenang.
Setiap tarikan nafas Shen Bi Yu, tercium aroma citrus yang lemah. Naluri alpha Yi Chen membuatnya tanpa sadar mengeluarkan feromon untuk menghibur orang yang ia tandai. Meski tanda gigitan memang memudar namun feromon Yi Chen masih efektif terhadap tubuh Shen Bi Yu.
"Ya" Shen Bi Yu menurunkan matanya. Tangan yang dingin meremas kamera yang sedari tadi ada di genggamannya, "Aku tidak berpikir akan ada ular di sekitar sini"
"Tempat kita berkemping tetaplah hutan" Yi Chen yang menghela lega. Ia berdiri dan memberi botol minuman dingin kepada Shen Bi Yu, "Minumlah"
"Terima kasih, senior" Shen Bi Yu membuka segel botol dan menenggak air secara cepat.
"Pelan-pelan" ujar Yi Chen mengingatkan Shen Bi Yu agar tak tersedak.
Benar saja, Shen Bi Yu nyaris tersedak dan hampir membasahi kamera yang terkalung di lehernya. Shen Bi Yu menghela lega, meletakkan botol minum jauh-jauh dari jangkauannya seolah menjauhi barang berbahaya..
"Kamu suka foto?" tanya Yi Chen yang duduk di kursi seberang Shen Bi Yu.
Shen Bi Yu melirik Yi Chen kemudian menggeleng pelan. Ia mengotak-atik foto yang telah ia bidik, "Tidak"
Shen Bi Yu memiliki berbakat dalam bidang fotografi. Hal ini dibuktikan dengan foto hasil bidikan yang ia ambil sangat proporsional. Sayangnya Shen Bi Yu tidak tertarik untuk terjun ke dunia fotografi.
"Lalu kenapa kamu memfoto?" tanya Yi Chen sambil memainkan jarinya pada senar gitar. Mengeluarkan bunyi khas gitar, tanpa irama yang jelas.
Keluarga dan teman-temannya sangat menyukai hasil jepretan Shen Bi Yu. Tak jarang ia menjadi tukang foto keluarga dan teman sekelas, yang secara tak langsung membuat Shen Bi Yu mempelajari sedikit ilmu fotografi.
"Seseorang menantikan hasil jepretanku" kata Shen Bi Yu yang memandang Xue Ying yang asik makan bersama senior Pei.
Xue Ying merasakan seseorang menatapnya dan menemukan bahwa orang itu adalah Shen Bi Yu. Wajah yang polos menunjukkan ekspresi tanda tanya besar.
"Hehe, jadi kamu suka memfoto kar'na orang lain"
Shen Bi Yu berpikir sebentar kemudian mengangguk setuju. Dia memang suka saat orang lain bahagia dan antusias dengan hasil bidikannya. Ada kepuasan tersendiri dari keberhasilannya menangkap momen terpenting pihak lain.
"Kalau begitu foto aku juga" kata Yi Chen yang mengambil gitar dan berpose di kursi kayu.
Suara bariton seorang pria biasanya terkesan maskulin dan Yi Chen membawakan lagu ceria yang membawa hangatnya cinta masa muda.
Nyanyian Yi Chen menyatu dengan irama gitar, seolah alpha inilah pemilik lagu tersebut.
Rambut kuning keemasan bersinar di bawah sorot sinar matahari yang masuk melalui celah pohon tinggi. Iris ungu berkedip lamban, mata sayu itu melengkung lembut ketika menatap langsung pada kamera.
Terbesit dipikiran Shen Bi Yu seperti 'inilah saatnya' ketika bertemu moment mengambil gambar. Jemari kecil memutih, menahan kamera yang terpaku pada pemandangan di seberangnya. Dalam jendela bidik, iris biru itu goyah saat menangkap penampilan kuat pihak lain.
Deg-deg!
Deg-deg!
Jantungnya semakin lama berdetak cepat, Shen Bi Yu yang terbaring di kasur busa sedang menekan dada sebelah kiri. Ia merasa ada yang salah dengan dirinya. Memang benar Yi Chen adalah pria yang sangat mempesona, tak jarang Shen Bi Yu sendiri juga jatuh. Tapi tidak mungkin dia jatuh cinta dengan mudah'kan?
Atau ini adalah efek jembatan gantung karena Yi Chen menolongnya dari serangan ular? Secara tidak langsung memicu ketertarikan Shen Bi Yu terhadap kebaikan Yi Chen.
"Xiao Yu, geser!" ujar Xue Ying yang masuk tergesa-gesa ke dalam tenda dengan ekspresi cemberut.
"Kenapa wajahmu begitu jelek?" tanya Shen Bi Yu yang duduk mengambil kameranya lagi.
Dari dalam tenda Shen Bi Yu terdengar langkah berlari dan suara senior Pei memanggil Xue Ying dengan panik, "Xiao Ying, tolong keluar. Kamu salah paham. Biar kujelaskan, oke?"
Selama senior Pei berbicara, Xue Ying sudah menata selimut dan bantal untuk tidur. Ia berkata pada Shen Bi Yu, "Katakan padanya aku sudah tidur"
Jarang sekali Shen Bi Yu melihat Xue Ying yang ceria tampak marah namun kebodohan Xue Ying masih melekat. Tenda sangatlah tipis, suaranya sudah didengar oleh senior Pei, "..pelankan suaramu, senior bisa mendengar suaramu"
"Xiao Ying-"
Xue Ying dengan kesal menoleh pada bayangan di dinding tenda dan berteriak sangat keras, "Aku bilang aku sudah tidur!"
Senior Pei : "....."
Shen Bi Yu : "....."
Teriakan Xue Ying menggema di seluruh area camping Kamkam. Bahkan tak ada bunyi gitar dan nyanyian pengunjung lain dalam beberapa detik. Hanya terdengar krik-krik jangkrik yang hidup di hutan.
"..baiklah, selamat malam" kata senior Pei yang meninggalkan area tenda mereka.
Melirik pada buntalan besar ulat orange, yang berpura-pura mati. Shen Bi Yu yang tak tahan dengan kelakuan Xue Ying memukul area buntalan yang diperkirakan adalah pantat Xue Ying.
Xue Ying tak ingin membahas masalah tentang dirinya jadi Shen Bi Yu tidak akan memaksa mengorek informasi seputar drama mereka.
Tak ada yang bisa dilakukan lagi, Shen Bi Yu menarik selimut. Ia berpura-pura tak tahu adanya keberadaan makhluk bernama Xue Ying.
Awalnya camping adalah acara yang diadakan untuk 'mempererat' hubungan Xue Ying dan senior Pei namun kedua insan tersebut dalam keadaan semangat rendah. Xue Ying bersikap kekanakan tidak mau dekat-dekat dengan senior Pei yang berusaha mengatakan sesuatu.
Shen Bi Yu dan senior lain tak dapat memulihkan suasana kamping yang dingin. Senior Pei yang menyerah, memutuskan mengakhiri acara lebih awal dari yang dijadwalkan. Setelah makan siang, dalam keadaan lesu mereka turun gunung beramai-ramai.
.
.
.
"Ha, akhirnya sampai juga" kata senior Fei yang menapakkan kaki pertamakali di parkiran mobil. Ia membuka bagasi dan memasukkan ransel gunung, di susul ransel milik senior Pei dan Liang.
Senior Fei menyadari kedua junior mereka terlihat sibuk dengan ponsel dan baru ingat jika keduanya tidak berkendara sendiri saat datang kemari seperti mereka (Pei,Liang dan Fei) "Hei, bagaimana dengan mereka? Apa mereka ikut dengan kita?"
Senior Pei yang di senggol bahunya menoleh pelan ke arah Xue Ying dan Shen Bi Yu.
"Aku bawa mobil sendiri. Biar aku yang mengantar mereka pulang" kata Yi Chen muncul dari belakang dan memberitahu mereka. Sebelum senior Pei merespon, alpha itu tersenyum tipis pada senior Pei dan berbalik melambaikan tangan pada kedua gadis itu, "Junior Shen! Junior Xue! Aku akan mengantar kalian pulang!"
"Wah! Terima kasih, senior Yi! Kamu benar-benar penyelamat kami!" Xue Ying senang mendapatkan tumpangan tanpa harus menunggu lagi. Ia langsung menarik lengan jaket Shen Bi Yu, bergegas ke mobil Yi Chen yang terparkir agak jauh dari pintu masuk.
Yi Chen membukakan pintu mobil depan dan Xue Ying langsung mengangkat tangan, "Senior maaf, aku ingin duduk di belakang. Biar Xiao Yu yang duduk depan"
Membuka pintu kursi belakang, Xue Ying duduk dan mengunci pintu mobil. Meninggalkan Shen Bi Yu yang terdiam dengan kelopak mata melebar.
Kelakuan Xue Ying yang seenak jidatnya membuat Shen Bi Yu berpikir bahwa Xue Ying sedang menjodohkan dirinya dengan Yi Chen.
"Silahkan, junior Shen" kata Yi Chen yang tersenyum lebar pada Shen Bi Yu. Melihat keraguan di wajah gadis itu, ia berkata "Anda tidak akan membiarkanku terlihat seperti supir pribadi'kan?"
Shen Bi Yu terpaksa duduk di samping Yi Chen yang menyetir mobil. Perjalanan kembali ke kota memakan waktu kurang lebih 4 jam. Dia belum pernah menyetir dan kurang tahu arah jalan jadi ia sesekali membuka peta online.
Yi Chen melirik Shen Bi Yu yang tidak bisa duduk diam tanpa melakukan sesuatu, "Sangat tidak nyaman di dekatku?"
Mengunci ponsel, Shen Bi Yu kembali melihat jalan. Ia berkata datar tanpa memperhatikan alpha di sampingnya. Ia menjawab dengan jujur, "Tidak, biasa saja"
Yi Chen menyunggingkan bibir, ia tidak kecewa dengan tanggapan Shen Bi Yu yang acuh tak acuh. Dia mengganti saluran radio dengan lagu USB yang diberikan temannya. Dentuman musik pop menggema dari speaker mobil.
Shen Bi Yu mendengar Yi Chen bersenandung dan menganggukkan kepala mengikuti irama musik. Ia tak berpikir Yi Chen menyukai musik bergenre pop. Wajah Yi Chen seperti orang elit yang cocok dengan musik bergenre blues atau jazz.
Langit mulai jingga, mobil hitam dengan badan mobil yang besar berhenti di rest area. Pintu kemudi terbuka menampilkan sosok alpha tinggi yang sedang meregangkan bahu dan lengannya.
"KIta istirahat sebentar" ujar Yi Chen pada Shen Bi Yu yang melepaskan seat belt.
"Ya, aku akan membangunkan Xue Ying" Shen Bi Yu mengangguk dan menggoyangkan pundak Xue Ying. Ia mengajak senior Yi dan Xue Ying yang setengah sadar untuk makan sore di salah satu franchise ayam krispi berlogo merah.
Xue Ying yang dipalak Shen Bi Yu untuk membayar pesanan mereka hari ini. Ia sangat kesal dengan kelakuan Xue Ying selama berkemah. Dari sisi Xue Ying tidak keberatan sama sekali, malah dia memesan banyak makanan untuk porsi 7 orang. Alhasil sisa makanan harus di bawa pulang.
Dalam keadaan kenyang, mereka melanjutkan perjalanan pulang. Mereka telah memasuki kota dan kebetulan rute rumah Xue Ying yang paling dekat jadi Yi Chen mengantar Xue Ying terlebih dahulu.
Tiba di kediaman Xue, Xue Ying menyeret tas kampingnya dan berpamitan pada mereka, "Terima kasih senior Yi! Bye~!"
Shen Bi Yu kaget saat Xue Ying berpamitan meninggalkan dirinya sendiri. Dia berpikir untuk turun juga di rumah Xue Ying daripada harus 'merepotkan' Yi Chen, "Eh? Aku juga-!"
Tiba-tiba tangan Shen Bi Yu yang melepaskan seat belt digenggam oleh tangan Yi Chen. Suara berat yang hangat terdengar melalui telinga kanannya, Yi Chen membalas perkataan Xue Ying, "Ya, sampaikan salamku pada Xue Ming"
"Oke! Tolong antar Xiao Yu sampai di rumah dengan selamat~!"
Jendela mobil tertutup, mobil melaju dengan mulus. Kepergian Xue Ying membuat Shen Bi Yu canggung, ia duduk kaku hingga Yi Chen yang memiliki senyum bahagia berkata, "Dimana rumahmu?"
"Ada di XXXXX. Rumah senior Yi ada di daerah mana?" balas Shen Bi Yu.
"Ah, rumahku tidak jauh dari sana, kompleks XXXX"
Rumah Yi Chen ternyata berada jauh dari daerah tempat Shen Bi Yu tinggal. Jika Yi Chen mengantarnya pulang, pria itu harus putar balik untuk kembali.
"Antarkan saja aku ke kampus, rumahku jauh dari tempat senior"
Yi Chen juga mengetahui hal itu tapi ia ingin berduaan lebih lama dengan Shen Bi Yu, "Tidak, aku akan mengantarkanmu sampai rumah. Xue Ying menyerahkanmu padaku, aku tidak bisa menelantarkan seorang gadis sendirian"
Setelah mengatakan itu, Yi Chen mengatur alamat rumah dalam GPS mobil. Pria itu tidak menyetir terlalu cepat atau lambat. Lagu yang disiarkan terdengar merdu sampai-sampai Shen Bi Yu mengantuk. Untungnya mereka sudah berada di kompleks rumah Shen Bi Yu, ia menjadi semangat dan mulai mengemasi barang bawaannya.
Baru pergi selama dua hari, Ia telah merindukan rumah. Mobil itu berhenti tepat di depan gerbang rumah Shen Bi Yu.
"Kita sudah sampai" ujar Yi Chen sambil menghela pelan. Ia merasa waktu berjalan terlalu cepat.
"Senior pasti lelah. Terima kasih telah mengantarku pulang" kata Shen Bi Yu yang melihat Yi Chen kelelahan menyetir seharian.
Shen Bi Yu membuka pintu, hendak turun dari mobil Yi Chen yang agak tinggi. Tiba-tiba sesuatu menahan lengannya. Ketika ia berbalik Yi Chen tengah tersenyum dan berkata, "Junior Shen, dua hari ini sangat menyenangkan bagiku. Aku bisa senang bisa camping dengan kalian. Aku ingin kita bisa bersenang-senang kembali sebelum libur semester berakhir"
Melihat Shen Bi Yu tidak membalas, Yi Chen mengutarakan keinginan sebenarnya, ia mengeluarkan ponsel dan berkata "Jika kamu tak keberatan, aku ingin menghubungimu secara pribadi"
Di negara ini memiliki integritas tinggi dalam identitas. Setiap individu hanya memiliki satu nomor ponsel yang digunakan seumur hidup. Meski begitu pemerintah tidak melarang seseorang untuk memiliki banyak akun dalam sebuah media sosial. Sehingga masyarakat sekarang lebih suka bersosialisasi melalui media sosial.
Penggunaan nomor ponsel hanya digunakan untuk menghubungi orang-orang terdekat seperti keluarga atau kekasih. Tidak sembangan disebarluaskan.
Kini Shen Bi Yu terpaku menatap Yi Chen yang malu-malu menunggu jawabannya. Pria itu tidak terlalu percaya diri namun tetap berani mengungkapkan keinginan untuk terus mendekatinya.
"Senior" Panggil Shen Bi Yu yang menarik kembali fokus Yi Chen, "Saat ini aku tidak bisa memberikan nomorku"
Hati Yi Chen agak masam, ia meletakkan kembali ponselnya. Biasanya ia menjadi seseorang yang menolak tapi sekarang ia ditolak dengan tegas oleh Shen Bi Yu.
Dahi gadis itu mengerut, imajinasi tinggi Shen Bi Yu membuat penampilan Yi Chen seperti anjing yang akan ditinggal. Shen Bi Yu agak keras kepala namun ia memiliki hati yang lembut.
Jemarinya bersentuhan dengan jari telunjuk Yi Chen, ia mengambil ponsel di tangan alpha itu dan berkata, "Tapi aku bisa memberi akun media sosialku. Senior bisa menghubungiku dari sini"
Sudut bibir Yi Chen terangkat tinggi, ia tanpa sadar menunjukkan sikap kekanakan yang tak sesuai dengan citranya, "Nanti aku akan menghubungimu"
Shen Bi Yu terkekeh pelan dan mengangguk. "Ya"
Ia secara sadar tidak mengatakan 'akan menantikannya' tapi dada Shen BinYu terasa sesak dan jantungnya berdebar kencang seolah menunggu Yi Chen menghubunginya.
Shen Bi Yu yang selesai mandi, mengerutkan alis pada bulan yang menerangi malam dan tiba-tiba berkata tak masuk akal, "Apa aku semudah itu?"
Bulan : "....."