Dia berbohong. Bagaimana mungkin dia bisa lupa akan beberapa orang dan beberapa peristiwa? Meskipun dia hidup dua, tiga, atau bahkan empat kali, dia tidak akan pernah lupa. Khususnya wajah Sang Zhilan- meskipun dia menjadi abu, dia tidak akan pernah melupakannya.
Yang paling dia ingat, tentu saja, adalah wajah dinginnya, kesukaannya yang berat sebelah, dan manipulasinya terhadap dirinya dan ayahnya, dari saat dia lahir hingga kematiannya.
"Anak kita Xinxin pintar sekali, dia tahu itu bukan ibunya," kata Tang Zhinian sambil tersenyum, menepuk-nepuk rambut putrinya. Namun, di matanya terlihat kemurungan yang tak terjelaskan, masih karena Sang Zhilan. Dia ternyata lebih mencintai anak orang lain daripada anak kandungnya sendiri.
"Dia bukan ibu," Tang Yuxin mencemberutkan bibirnya, "Dia tidak pernah memakaikan sepatu untuk Xinxin."
Dan memang, setelah Tang Yuxin berkata demikian, Tang Zhinian tidak bertanya lagi, benar-benar percaya bahwa Sang Zhilan telah bingung karena lard.