```
'Brak brak clang—' Sebuah kekacauan bunyi barang jatuh bercampur dengan jeritan kesakitan. Butuh waktu sebentar sebelum pihak lain menggeram, "Tunggu, segera datang menjemputmu."
"Dia memanggilmu 'kakak'?" Sally bertanya, bingung dengan hubungan mereka.
Laxia menjawab, "Orang tua kami bercerai. Aku mengikuti Ayah ke Federasi. Dia tinggal bersama Ibu, dan ketika Ibu menikah lagi dengan seorang pejabat tinggi di Bintang Ibukota, dia masuk ke Sekolah Militer Xinghuang."
Axia memiliki postur tinggi, mengenakan seragam akademi militer dua warna hitam dan emas yang tajam, membuatnya tampak gagah. Dengan rambut pirang dan mata biru di atas wajah tampannya, dia adalah pemandangan yang menyegarkan mata.
Sally lalu menoleh untuk melihat Laxia lagi; postur tubuhnya kurus, dengan rambut coklat, dan jika bukan juga memiliki sepasang mata biru, akan sulit melihat kemiripan keluarga antara mereka.
"Kakak—" Axia berteriak dengan penuh semangat.
Laxia mengejek, "Kenapa kamu lama sekali?"
