Chapter 3 - kutukan terlarang

Kira duduk di dalam ruang bawah tanah yang sunyi, memegang buku kuno dengan penuh kehati-hatian. Di sekitarnya, reruntuhan kota kuno menyaksikan perjuangannya untuk mengejar pengetahuan terlarang yang telah lama terlupakan.Namun, di tengah kemenangannya, ada rasa kegelisahan yang mengganggunya. Kata-kata terakhir penyihir tua itu masih terpatri dalam pikirannya. Kutukan yang tak terkendali. Apa artinya itu?Dengan hati-hati, Kira membuka buku itu kembali dan mulai mempelajari mantra-mantra kuno yang tertera di dalamnya. Setiap kata yang diucapkan memberinya sensasi yang aneh, seperti kekuatan yang besar tertanam di dalamnya.Tapi semakin dalam ia mempelajari buku itu, semakin jelas pula bahaya yang mengintainya. Ada kekuatan luar biasa yang terkunci di dalam buku itu, tetapi juga kutukan yang tak terhindarkan bagi siapa pun yang mencoba menguasainya sepenuhnya.Kira merenung, berat hati. Apakah ia berani mengambil risiko ini? Apakah ia siap menghadapi konsekuensi dari keputusannya?Namun, keingintahuannya yang besar dan ambisinya yang menggebu tidak dapat dibendung. Dengan tekad yang bulat, Kira memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya, siap menghadapi segala risiko yang ada.Dengan penuh tekad, ia berdiri dan menyimpan buku itu di dalam jubahnya. "Aku akan menguasainya," gumamnya kepada dirinya sendiri, langkahnya melangkah ke arah yang belum terjamah di dalam ruang bawah tanah.Tetapi, apa yang tidak ia ketahui adalah bahwa keputusannya telah mengundang kekuatan gelap yang lebih besar lagi. Dan di balik bayangan yang tersembunyi, mata yang tajam telah memperhatikan setiap langkahnya.