Chereads / Brutal Invasion / Chapter 6 - Asal-Usul Kegelapan

Chapter 6 - Asal-Usul Kegelapan

Dengan tekad yang baru dan misi yang jelas, Miguel Zakon, Aria, dan para pemimpin gabungan dari Soraz dan Xraptar memulai perjalanan mereka untuk mengungkap asal usul 'Bayangan'. Mereka tahu bahwa jawaban untuk misteri ini bisa menjadi kunci untuk mengakhiri ancaman yang menggantung di atas dunia mereka.

Perjalanan itu membawa mereka ke perpustakaan kuno di Soraz, tempat pengetahuan dari generasi yang lalu disimpan. Di antara debu dan lembaran-lembaran yang rapuh, mereka menemukan petunjuk tentang 'Bayangan'—sebuah sekte yang telah lama dilupakan, yang konon memiliki kekuatan untuk memanipulasi realitas itu sendiri.

"Menurut teks ini," kata Miguel, sambil menunjuk ke sebuah naskah yang usang, "Bayangan' adalah keturunan dari para penyihir kuno yang pernah menguasai tanah ini. Mereka diburu dan dipaksa untuk bersembunyi, bersumpah untuk kembali dan membalas dendam."

Aria, yang telah mempelajari banyak tentang kekuatan mistisnya, merenungkan informasi tersebut. "Jika mereka benar-benar keturunan penyihir kuno, maka kekuatan mereka mungkin berasal dari sumber yang sama dengan milikku. Kita harus menemukan tempat mereka bersembunyi."

Dengan bantuan Aria, mereka berhasil menguraikan lokasi yang mungkin menjadi tempat persembunyian 'Bayangan'. Sebuah lembah tersembunyi, dikenal sebagai Lembah Terlupakan, yang terletak di perbatasan paling jauh dari Soraz.

Miguel memimpin pasukan gabungan menuju Lembah Terlupakan, hati-hati untuk tidak menarik perhatian 'Bayangan'. Ketika mereka tiba, mereka menemukan sebuah desa yang tampaknya telah ditinggalkan, tetapi aura magis yang kuat terasa di udara.

"Kita harus berhati-hati," peringat Miguel. "Kita tidak tahu apa yang mungkin mereka persiapkan untuk kita."

Mereka memasuki desa dengan langkah yang sunyi, tetapi segera disergap oleh 'Bayangan'. Pertempuran meletus, lebih dahsyat dari sebelumnya, dengan sihir yang mengisi langit dan tanah yang berguncang di bawah mereka.

Aria, di tengah-tengah pertempuran, menutup matanya dan berfokus pada kekuatan dalam dirinya. Cahaya mulai memancar dari tubuhnya, menyinari seluruh lembah. "Sekarang!" teriaknya.

Dengan cahaya Aria sebagai panduan mereka, Miguel dan pasukannya berhasil menembus pertahanan 'Bayangan' dan menemukan jantung desa, tempat sebuah artefak kuno berada—sumber kekuatan 'Bayangan'.

Dengan hancurnya artefak kuno, kekuatan 'Bayangan' yang menakutkan itu pun seolah terkuras habis. Lembah Terlupakan, yang selama ini tersembunyi dalam kabut misteri dan teror, kini bermandikan cahaya matahari yang hangat dan menenangkan.

Miguel Zakon, bersama Aria dan pasukan gabungan, berdiri di tengah reruntuhan desa, menyaksikan keajaiban yang terjadi. 'Bayangan' yang sebelumnya tak terbendung, kini berubah menjadi abu, terbawa angin yang sejuk.

"Kita telah melakukannya," kata Miguel, suaranya penuh dengan rasa lega dan kebanggaan. "Kita telah membebaskan dunia kita dari kutukan yang telah lama menghantuinya."

Aria, yang kekuatannya telah menyelamatkan mereka semua, tersenyum lelah. "Ini bukan kemenangan saya sendiri," katanya. "Ini adalah kemenangan kita semua, kemenangan bagi setiap jiwa yang berani berdiri melawan kegelapan."

Di Soraz dan Xraptar, berita tentang kejatuhan 'Bayangan' disambut dengan perayaan yang meriah. Orang-orang dari kedua negara berkumpul, tidak lagi sebagai musuh, tetapi sebagai saudara dan saudari dalam kemenangan.

Namun, di tengah perayaan, Miguel tahu bahwa perdamaian yang mereka nikmati sekarang harus dipelihara dengan bijaksana. "Kita harus belajar dari masa lalu," katanya kepada para pemimpin yang berkumpul. "Kita harus membangun masa depan di atas fondasi pengertian dan kebersamaan, bukan ketakutan dan kecurigaan."