Setelah beberapa saat tak sadarkan diri, Bryan mulai terbangun dan menyadari jika mereka sudah tidak berada di ruangan tadi. Ia duduk perlahan karena merasakan pegal di sekujur tubuhnya, sambil membangunkan Revan dan Anisa yang masih tak sadarkan diri. "Woy!, bangun kocak! Kita udah keluar dari domain tadi."ujar Bryan sambil menggoyangkan kedua tubuh temannya. Mereka perlahan menyadarkan diri seraya memegang kepala mereka yang sedikit pusing.
Revan lalu menyadari jika mereka benar-benar mengalami kejadian barusan dengan melihat batu kristal dan 'kantong'nya di depan mereka. "APA!!, Jadi tadi bener-bener nyata?! Kukira cuman halusinasi aja,"ucap Revan terkejut,"Iya...dan firasatku buruk soal ini, karena mungkin banyak yang ingin kekuatan baru kita kedepannya."tegas Bryan,"Tapi bagaimana soal organisasi ranger yang dibilangi sama BLA? Kita harus menyelamatkan seluruh dunia, gitu?"tanya Anisa sambil membenarkan posisi kerudung kuningya yang agak berantakan . "Nggak paham juga sih, tapi aku yakin kalau ini semua bukan kebetulan. Mungkin kita tanya Pak Mi'un aja gimana?"usul Revan. "Boleh juga, mungkin kalau orang tua kita yang tahu, masalah ini bisa jadi lebih rumit. Mudah-mudahan Pak Mi'un bisa dipercaya."ujar Bryan.
Mereka pun bangkit dari duduk mereka dan mengambil Crystal Core dan 'kantongnya' mereka. "Ini cara pakainya gimana ya?"tanya Revan sambil menempelkan 'kantong' berisi Crystal Core merahnya di bawah perutnya. SRUUUT..CKLAK! , tiba-tiba muncul semacam tali sabuk dari besi yang langsung melingkari pinggangnya dan menyatu ke sisi lainnya layaknya sabuk portabel. "Woaah...kerenn!!"ujar Bryan dan Anisa terkagum bersamaan. "Ohh...keren juga alatnya. Kalau ngga salah namanya Crystal Changer kan?"tanya Revan sambil mengamati 'sabuk' barunya. "Batu kristal yang namanya Crystal Core itu ditekan kebawah, trus kepala Changernya diputer ke kanan yang kenceng."ujar Bryan mantap. Revan lalu mengikuti instruksi Bryan dan benar saja...Crystal Core itu menyala merah terang dan bersinar menyilaukan.
"Wooah...kamu kok tahu cara pakeknya bry?"tanya Revan pada anak tinggi berkaus biru itu, "Yaa...tiba-tiba terlintas gitu di ingatanku, kayak ada yang beritahu" jawab Bryan. Lalu, muncul cahaya merah tipis yang menyelimuti tubuh Revan. Tak lama kemudian, cahaya itu menghilang dan terlihat Revan mengenakan baju zirah yang sama saat didalam domain tadi. "Nah, sekarang, gimana cara ngelepasnya?","Yaa....copot aja Crystal Corenya."saran anak perempuan berkaus putih-pink itu, "Hmm...Manuk akal."`jawab Revan sambil mencopot batu kristal didalam changernya itu. SLIIINGG!!...cahaya merah kembali menyeliputi Revan dan akhirnya menghilang beserta baju zirahnya.
Setelah perencanaan dan obrolan singkat, mereka lanjut pergi ke tempat yang daritadi ingin mereka tuju di pusat kota. Saat sudah sampai di sebuah bangunan yang cukup ramai, mereka memarkirkan sepeda mereka di tempat VIP dekat pintu dengan tanda khusus karyawan. Kemudian, mereka masuk ke dalam bangunan bertingkat 2 yang lumayan besar itu. Setelah menelusuri beberapa blok berisi komputer gaming, akhirnya mereka masuk ke dalam ruangan berpintu jati yang bertuliskan 'dilarang masuk'. Cklek...Criiit... Revan membuka pintu jati itu, disana, mereka bertemu dengan pria berambut pendek dan berkacamata kotak sedang mengetik sesuatu di komputer 3 layarnya. "Assalamualaikum pak Mi'unn!!, kayak biasanya yaa pak!!"ujar Revan dengan sedikit berteriak. Tanpa suara, pria itu menunjuk tajam ke arah papan tanda bertuliskan 'Dilarang berisik kecuali suara komputer!' dan 'Khusus trio bebek: Langsung pakek aja!' . "Hehehe...sorry pak,"ucap Revan sambil nyengir lalu beranjak ke salah satu dari 3 set pc khusus mereka di sudut ruangan bersama Anisa.
Warnet Pak Mi'un memang sudah berdiri cukup lama, tapi tidak sesukses sekarang ini. Awal berdirinya, warnet itu hanya berupa sebuah ruko kontrakan kecil yang hanya muat beberapa orang saja. Revan dan kedua temannya inilah yang membantu meramaikan warnet ini hingga akhirnya bisa menjadi sebesar sekarang dan bisa menampung hingga ratusan orang, belum lagi kedua warnet cabangnya yang berada di luar kota juga sama suksesnya.
Bryan mendekati meja kerja Pak Mi'un dan melihatnya sedang bermain Genshin Impact di komputernya. Merasa terpanggil, ia menolehkan wajahnya ke arah Bryan. "Ada apa bry?"tanya Pak Mi'un sambil menghentikan permainannya, "Jadi gini pak...Pak Mi'un bisa jaga rahasia kita nggak pak?"tanya Bryan memulai. "Hmmm....kamu udah 4 tahun sama saya kok masih belum kenal toh..."jawab pria bersuara nyaring itu. Bryan lalu mengeluarkan Changer dan Crystal Core dari sakunya dan menunjukkannya pada Pak MI'un. "Kayak kenal....dapet dari mana itu?,kamu aja ta yang dapat ini?"tanya ia penasaran, "Nemu dijalan tadi pak. Kita juga dapat kok"jawab Revan yang tiba-tiba berada di samping Pak Mi'un, "Hah?!...., ternyata benar dugaanku.... Ayo ikut saya sekarang!"seru Pak Mi'un. Tanpa basa-basi, ia langsung mengetikkan sesuatu di komputernya dan menginjak karpet di bawah mejanya. BRESSSHH....tiba-tiba, sebagian dinding di samping Pak Miun bergeser kearah dalam dan memperlihatkan suatu lorong menuju ke ruangan bawah tanah rahasia. "Wooaahh..."ucap ketiga anak itu bersamaan, "Pak Mi'un punya ruangan rahasia ini sejak kapan? Kok ngga bilang-bilang?"tanya Revan sambil terkagum-kagum, "Semenjak aku jadi anggota Crystal Ranger 12 tahun yang lalu, saat aku tak sengaja bertemu pesawat luar angkasa salah satu anggota Crystal Ranger di dekat rumahku."jawab pria yang berusia 29 tahun itu seraya melangkah ke dalam lorong itu, kemudian mereka bertiga pun ikut masuk ke dalam lorong rahasia itu.
Saat mereka asik berbincang tentang sejarah keanggotaan Crystal Ranger Pak Mi'un, mereka sampai di sebuah ruangan yang sangat besar di bawah tanah. Dalam ruangan tersebut ternyata terdapat 2 makhluk mirip manusia (tipe humanoid) yang sedang bekerja, satu merupakan pria tinggi berkulit coklat dengan 4 tangan (2 tangan asli dan 2 tangan robot) yang sedang merakit sesuatu, satu lagi adalah wanita muda berambut pirang panjang dan bertelinga kucing yang sedang memeriksa sesuatu di panel hologramnya (perangkat elektronik yang menggunakan proyektor cahaya sebagai layar sentuh/informasi). Mereka semua mengenakan jas putih yang memiliki simbol kristal dan ada huruf CR dibelakangnya.
"Stevano, Alicia! Perkenalkan anggota baru kita, Revan, Bryan dan Anisa. Mereka telah mendapatkan kekuatan Crystal Power juga."panggil Pak Mi'un.
Mereka berdua langsung menghentikan pekerjaan mereka dan pergi menghampiri Pak Mi'un dan ketiga anak itu. "Wahh.... Selamat datang para kadet baru. Namaku Alicia, aku adalah wakil ketua dari regu ini. Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik"ucap Alicia dengan sopan dan agak membungkuk. "Namaku Stevano, aku adalah kepala teknisi dan tim penliti di regu ini. Jika kalian mengalami kendala dengan alat kalian, atau menemukan sesuatu hal yang unik, bisa bicarakan denganku"ujar Stevano dengan ramah dan bersalaman dengan Revan dan Bryan (untuk Anisa hanya diberi isyarat menempelkan kedua telapak tangan). " Kalau aku pasti kalian udah kenal, saya adalah ketua regu ini."ucap Pak Mi'un sambil mengenakan jas putih yang sama dengan mereka, "Ohh.....ok siap pak Mi'un,"ujar mereka bertiga bersama-sama.
"Hmmm... sepertinya kita akan punya banyak sekali pertanyaan habis ini,"kata Revan, "Nah...kalau itu kapan-kapan saja kita bahas. Sekarang yang penting adalah, membahas jenis power kalian dulu, agar kami bisa membantu meningkatkan status power kalian. Juga agar kalian bisa melindungi diri dari ancaman para Exiler. Kalian kan masih baru dengan kekuatan itu."terang Alicia seraya mengecek sesuatu di tablet hologram miliknya, "Tapi...kita bahkan tidak tahu jenis kekuatan ini, lalu langsung diuji dan dihajar habis-habisan sama si BLA itu."kata Bryan dengan sedikit kesal. "Justru itulah yang akan kita selidiki setelah ini, juga...(CLINGG!!), sudah selesai Alicia?"kata Stevano terpotong dengan notifikasi dari tablet hologram milik Alicia.
"Sudah selesai. Tapi...maaf, kekuatan kalian belum terlihat saking kecilnya energi kalian. Mungkin dengan banyak latihan, kalian bisa memunculkan potensi power kalian dan mengeluarkan kekuatan terpendam kalian ."terang Alicia dengan sedikit sedih. "Jadi kasus ini seperti kejadianmu dulu ya Alicia?"tanya Pak Mi'un dengan prihatin, "Iya, coba bawa mereka latihan dulu sebentar, bisa jadi kekuatan mereka langsung muncul setelah itu."saran Alicia. Setelah obrolan yang cukup panjang itu, ketiga anak itu kaget dan sedih mendengar berita itu. Pak Mi'un dan Stevano lalu membawa mereka ke suatu tempat yang terlihat seperti ruang latihan. Disana ada sebuah arena untuk uji pertarungan dan alat-alat olahraga untuk menambah daya fisik mereka.
Pak Mi'un dan Stevano lalu mengajak ketiga anak itu masuk kedalam arena yang berbentuk seperti arena tinju tertutup yang berukuran lumayan besar. Mereka berdua menyuruh ketiga anak itu mengeluarkan senjata khas mereka untuk diuji keahliannya, juga agar mereka bisa mengeluarkan potensi kekuatan mereka yang terpendam. Sejenak, mereka bingung bagaimana cara melakukannya. Setelah sedikit tutorial (kusingkat aja. Berubah pakai changer dulu, lalu mengonsentrasikan energi di telapak tangan mereka untuk megeluarkan senjata yang mereka inginkan), akhirnya muncul kelap-kelip cahaya yang berkumpul di telapak tangan mereka dan membentuk sebuah senjata. Revan menghasilkan tombak ganda (tombak bermata 2 yang bisa dibelah menjadi 2 bagian), Bryan menghasilkan katana (pedang panjang dari jepang yang biasa digunakan para samurai dulu), sementara Anisa menghasilkan busur panjang dengan anak panah tak terbatas (muncul anak panah dari cahaya setiap ditarik dalam sudut tertentu).
Kemudian, Stevano mengajarkan Revan dan Bryan cara menggunakan senjata mereka, sementara Anisa dilatih memanah oleh Pak Mi'un. Memang pada saat awal latihan, mereka sungguh kacau dan tidak bisa menggunakan senjata mereka sama sekali. Tapi dengan latihan itulah, sedikit demi sedikit akan menghasilkan buah kerja keras yang manis. Begitulah, kisah awal latihan mereka saat ini, sementara seseorang yang jauh diluar sana sedang mencari keberadaan mereka dalam kegelapan.
(Bersambung)
Latihan mereka bakal tak ceritain lebih lengkap di chapter selanjutnya, jadi...jangan lupa ditunggu yaa... (Sekalian tolong komen buat kekurangannya :) )