"Apakah kamu mau menjadi pacarku?" Nicolai melontarkan pertanyaan sambil mereka berdua bercumbu di tempat tidur, membuat Ariana menegang.
Bukan karena dia tidak tahu hal ini akan terjadi. Sebenarnya, Ari tahu dan sudah merasakan dari jauh bahwa Nicolai akan menanyakannya suatu hari nanti.
Dia hanya tidak pernah berpikir bahwa itu akan secepat ini.
"Aku perlu ke toilet," Ariana bangun dan duduk tegak di tempat tidur, dia mencoba menghindari kepanikan yang mulai tumbuh di hatinya tapi dia tidak bisa.
Napasnya menjadi dangkal dan rasa takut yang familiar merayapi tulang punggungnya. Bagaimana jika dia mengecewakannya? Bagaimana jika dia menyakitinya? Apa yang akan dikatakan orang-orang yang mengharapkan lebih darinya jika dia memberitahu mereka bahwa dia bersamanya?
Semua jenis pikiran membanjiri kepalanya membuat Ari menghela napas berat,
