```
Terima kasih, semuanya, atas power stone, komentar, hadiah, dan tiket emas. Kalian semua luar biasa.
——————
Kayden meraih tangannya dan menghentikan Nicolai dari menembak mati pria itu. Meskipun Dominic pantas mendapatkannya, ini bukan saatnya untuk mengadakan pemakamannya.
"Dominic, sepupuku agak impulsif. Saya harap kau akan memaafkan komentarnya yang lugas," ujar Kayden dengan senyum menyerupai ular. "Izinkan saya memperbaiki maksudnya, sepupuku coba bertanya—— apakah kau mencoba mengkhianati Phantoms, Dominic?"
"Tidak. Tidak, apa maksud Anda, Tuan Dimitri?" detak jantung Dominic mempercepat. Mereka telah berbicara bolak-balik sejak sore, dan ia tidak mengira Kayden akan mengatakan hal seperti itu. "Bagaimana bisa? Saya sudah bersama Phantoms bertahun-tahun."