꧁ WALKING ON A TIGHTROPE III ꧂
•
•
» Horschtel Manor, Provinsi Alberg, Wilayah Kekuasaan Rowena «
» Sisi Timur Kekaisaran Emasvico «
» Tahun 1296 Kekaisaran Emasvico «
•
•
Menjalani banyak peristiwa yang menguji seluruh emosi dan rasa sakit yang hebat dalam perjalanannya, Seraphine kini belajar satu hal. Kepercayaan adalah tali yang rapuh. Dia hanya memerlukan sesuatu yang kokoh dan tidak mudah dikhianati begitu saja.
Sama halnya lelaki yang bisa saja melupakan teman kecilnya ini, mungkin saja Maximillian akan meninggalkan Seraphine begitu mengetahui kondisi anehnya. Benar aneh. Seraphine justru mulai terbiasa untuk merasakan energi alam dan energi pekat dari seseorang namun rupanya itu memiliki efek samping. Energi sucinya menjadi kacau, tidak mudah dikendalikan, dia sungguh kusut.
Berusaha mengabaikan itu layaknya sebuah delusi, tepat ketika usianya menginjak 15 tahun dan Seraphine mulai mampu menguasai kedua sihirnya, hal aneh terjadi ketika pertemuannya dengan Caroline.
Kembarannya tak sanggup berada terlalu lama di sekitar sang putri hingga ingatannya yang kabur seakan mengatakan bila kondisi Caroline melemah sejak dorongan berlebih pada kekuatan sihirnya.
Namun Seraphine takut untuk memastikannya. Dia takut akan kebenarannya bila itu benar akibat energinya yang membuat Caroline kesakitan selama ini. Namun Tuan Nolan sempat mengatakan hal lain. Itu akibat pelatihan suksesor yang dilakukan untuk Caroline.
Entah apa yang terjadi pada saudaranya ketika Seraphine dalam pengasingan hingga Caroline memaksakan sihirnya dan berujung merusak lingkaran energinya sendiri.
Itu semacam makhluk yang memakan energi hidupnya.
Terlebih ketika mereka berdua bertemu setelah sekian lama, Caroline bahkan pingsan selama tiga hari.
Kedua energi yang terlalu besar, akan melemahkan dan menyerap salah satunya. Dalam hal ini energi Caroline kalah dari milik Seraphine dan ini sungguh petaka terbesar yang pernah dialami suksesor kedua.
Hal yang paling dihindarinya justru timbul setelah pertemuan menakutkannya dengan Caroline. Seraphine justru mampu melakukan beberapa sihir kuno yang tersegel oleh para tetua dan mampu membaca mantra terlarang
Itu adalah keberhasilan yang tidak akan ia katakan pada siapapun bahkan rasanya perlu Seraphine bawa hingga mati. Sebab jelas potensinya adalah sebuah pertanda bila suksesor kedua lebih menguasai sihir hitam.
Sebagai suksesor kedua, ini jelas kegagalannya.
Terlebih ketika Seraphine merasa telah berhasil melakukannya dengan sempurna, surat kabar Nox justru mengatakan kemampuannya tak lebih dari energi gelap yang tidak terbendung.
Bayang-bayang Suksesor Kedua Emasvico dan Fragmen Pekat Darah Marionetth!
Ungkapan yang paling disembunyikannya adalah kebenaran yang paling ditolaknya. Ketika Seraphine menutup rapat rahasianya, sebuah rumor yang juga kebenaran aslinya justru muncul di hadapan publik. Membuat Emasvico gempar kembali dan mempertanyakan kehadirannya.
Berkat asumsi liar dari surat kabar itu, Seraphine kembali diasingkan bahkan tanpa sempat memberikan kabar apapun pada kedua saudaranya.
Seraphine merasa tidak ingin lagi mengembangkan sihir terlebih ia mulai sadar bila sihirnya sejak awal didominasi oleh energi hitam.
'Sebab keberhasilan yang kupikirkan justru kegagalan sempurna yang mereka takutkan.'
Hanya itu yang ia tanamkan dalam benaknya. Terlarang dan layak dimurnikan dalam api suci dengan kata lain bila orang-orang mengetahui dua sihir besar sang putri, Seraphine bisa saja dibakar hidup-hidup di alun-alun Verendor. Ceritanya akan selesai sebelum suksesor kedua menikmati rasanya hidup.
'Bagaimana bila gelarku benar-benar akan dilepaskan ketika mereka sedikit saja mengetahui efek sihirku yang aneh ini?'
Pertanyaan itu selalu terngiang di kepalanya. Para tetua Marionetth dan petinggi Maximillian jelas akan langsung tahu sihir terlarang yang Seraphine kuasai bila saja efek sihir itu timbul sewaktu-waktu.
'Bagaimana bila tubuhku memar lagi?'
'Bagaimana bila ucapan mereka memang benar adanya?'
'Bagaimana bila ramalan omong kosong itu makin jelas kebenarannya?!'
Dengan reflek tangan kotor itu merangkul kedua lengannya sendiri.
Berbeda dengan pangeran yang mungkin bisa mengendalikannya dengan baik, tubuhnya bahkan terasa tidak mampu menahan rasa sakit. Jelas mereka semua akan menerka apa yang terjadi padanya bila Seraphine kesakitan tanpa sebab dan berdarah-darah tak terkendali.
Belum lagi jika Seraphine tanpa sengaja melepas kemarahan atas suara-suara yang terus menghasutnya dan tidak mampu tuk dikendalikan. Sang putri bisa saja mengeluarkan sihir yang selama ini dia sembunyikan.
Maka besi itu bisa saja kembali menghantam tulang kering dan meretakkan tulang belikatnya lagi. Sesekali akan mengenai tangan bila Seraphine terus menghindar untuk melindungi kepalanya.
Dan orang tua itu akan kembali menyaksikannya hingga kesadaran sang putri hilang dengan bekas luka yang perlahan tertutup sempurna seakan langsung disembuhkan dengan mantra.
Meski diobati sedemikian rapinya, Seraphine begitu ingat rasa sakitnya yang luar biasa. Sang putri itu masih bisa membayangkan rasa tulang yang retak dan kelumpuhan hingga tak bisa bergerak dalam dua minggu dengan suara besi yang selalu diseret sebelum mengenai anggota tubuhnya yang mulai tak terasa.
Begitu seterusnya.
Para tetua mengatakan pengasingan dan berbagai latihan dan hukuman yang dijalaninya adalah rangkaian penerimaan Fragmen Surga. Itu dilakukan untuk memancing energi alam membantu membukakan potensi sihir sucinya agar lebih kuat dan teratur.
Hanya saja bila mereka mengetahui energi yang terbuka tidak hanya energi sucinya.
Tangan kecil itu spontan mengeratkan pelukan pada dirinya sendiri. Seraphine merasa marah bila mengingat perasaan sakit yang terus menerus ia alami
Sang putri tidak sudi bila rumor receh dari surat kabar Nox menjatuhkannya lagi. Terlebih bila petinggi Maximillian mulai mencari tahu gejala aneh yang selama ini terjadi pada sang suksesor kedua. Maximillian adalah sesuatu yang bersembunyi dibalik wajah Sang Suci Mitterand. Apabila kondisi Seraphine mulai diketahui oleh Maximillian, mereka akan melaporkannya pada tetua Marionetth. Lalu kuil Mitterand lah yang akan mengadilinya bila Maximillian mulai bersuara.
Maximillian dan Mitterand ibaratnya pisau bermata dua. Keteguhan dan ideologi jelas lebih berbahaya dibandingkan materialitas Davasora.
Seraphine tidak ingin tubuhnya dipenuhi kesakitan lagi oleh para tetua Marionetth yang tidak tahu malu memberi siksaan lalu mengatasnamakannya sebagai katalisator pembuka gerbang energi fragmen suci untuk memperbesar potensi sihir suci yang dimilikinya.
Oleh karenanya Seraphine benar-benar berharap agar pangeran itu segera datang ke Emasvico sehingga ia bisa mencari cara untuk menutupi rasa sakit yang seringkali terjadi. Tujuannya tak lain untuk mendesak sang pangeran agar memberitahu cara terbaik yang perlu ia lakukan untuk menutupi kesakitan yang sering muncul itu.
Pun tak mengapa jika pangeran itu tidak lagi mengingatnya. Ia hanya perlu berkenalan ulang dan meminta bantuan atas nama suksesor kedua. Apapun perlu ia lakukan meski harus mempermalukan dirinya sendiri.
'Aku hanya perlu bertahan hidup.'
'Aku hanya perlu gelarku terus hidup.'
"Yang Mulia Putri..."
"Yang Mulia..."
"Yang Mulia Putri....apa anda baik-baik saja?" Lamunan Seraphine terbuyarkan begitu saja.
'Ceroboh!' Dia justru hanyut dalam isi kepalanya sendiri hingga tak sadar Tuan Nolan yang dikenal teliti itu telah menangkap bercak darah dari tangannya yang membekas kemerahan.
Seraphine spontan mengalihkan pandangan, menghindari tatapan butler yang terus menelisik kondisi wajahnya.
Ketika melihat sang putri yang terlihat menghindarinya, lelaki itu berdehem singkat.
"Surat bagi delegasi telah diedarkan sejak dua bulan lalu. Para utusan masing-masing negara di kekaisaran Emasvico akan datang termasuk para dewan bangsawan per-negara."
꧁—————————꧂