꧁ HOLDING DAVASORA'S HAND ꧂
•
•
» Horschtel Manor, Provinsi Alberg, Wilayah Kekuasaan Rowena «
» Sisi Timur Kekaisaran Emasvico «
» Tahun 1296 Kekaisaran Emasvico «
•
•
"Bahkan ada yang mengatakan jika bangsawan dari Kerajaan Meridas dan sekitarnya mulai menggunakan portal sejak lusa lalu. Rombongan itu mungkin akan tiba di Verendor minggu depan." Seraphine kembali memincingkan mata sayunya dengan ragu. Tahun-tahun sebelumnya sang putri tidak memiliki kesempatan untuk hadir di pesta perayaan terbentuknya kekaisaran.
Apalagi jika bukan karena pengasingannya yang tak kenal waktu?
Bukankah aneh bila suksesor kedua yang dianggap tengah disembunyikan rapat tiba-tiba muncul di tengah rumor besar yang sedang ramai diperbincangkan?
Bahkan kembarannya, Caroline juga hanya sekali datang ke perayaan pembentukan negara ketika mereka berusia 13 tahun. Seraphine beranggapan bila kondisi tidak biasa dari Caroline membuatnya kesulitan untuk berbaur dengan banyak orang.
Apabila energi yang tidak sesuai dengannya berbenturan, tubuh Caroline tidak akan menerimanya. Itu akan sulit bagi kondisi Caroline. Oleh karenanya, kembarannya itu tidak lagi hadir di perayaan.
Namun sebab sekali kehadirannya dalam perayaan pembentukan kekaisaran, mungkin Caroline lebih berpengalaman dibandingkan Seraphine yang sama sekali belum pernah mengikuti pergaulan sosial. Juga Seraphine tidak boleh membuang waktu dan perlu memikirkan rencana untuk membersihkan namanya.
Mitterand tentu akan hadir di perayaan dan bila rumor itu tidak reda sebelum tradisi kelahiran pencipta atau apapun itu di hari tepat prosesi utama berlangsung, maka habislah riwayat sang suksesor kedua.
Mata panahnya kini menuju ke tempat lain. Para bangsawan yang membentuk rumor itu.
Seraphine harus mencari tahu siapa saja bangsawan yang terlibat dalam rumornya. Baginya, lebih dekat dalam mengamati akan lebih baik untuk memulai tindakan. Tapi apakah Seraphine benar-benar perlu pergi ke istana utama yang terkutuk itu? Meskipun itu rumah utamanya, namun ia tentu memiliki keraguan akan Kaisar yang bisa saja tidak mengizinkannya masuk.
"Tuan Nolan..." Sang putri bersuara lirih. Suaranya terdengar penuh keraguan yang teramat besar.
"Mempertimbangkan rumor yang kini menimpaku..." Seraphine terlihat menyusun kata dalam benaknya lalu melanjutkan dengan hati-hati.
"Apakah akan etis jika aku datang?"
Tuan Nolan yang terdiam sejenak seketika mengangguk dengan keyakinan sempurna.
"Kehadiran anda justru akan dianggap penyanggah rumor tersebut. Bukankah anda perlu membangun citra anda kembali setelah seluruh kejadian yang menimpa anda selama ini?" lalu pria itu menambahkan kembali.
"Bila diperkenankan berbicara lebih jelasnya... Yang Mulia Putri. Anda adalah Marionetth dari garis utama. Anda adalah suksesor kedua, orang ketiga yang paling berpengaruh di kekaisaran ini. Sudah sepantasnya anda datang kesana."
"Anda juga perlu memperlihatkan keharmonisan anda dengan putri dan pangeran. Membangun hubungan baik dengan para pilar kekaisaran dan mendekati para pemimpin negara dan kerajaan. Itu akan membantu anda di masa depan."
"Terlebih... Kaisar mungkin telah menunggu kehadiran anda selama ini."
Sang putri dengan berat mengakui jika ucapan butlernya masuk akal dan persis seperti yang ia pikirkan meski ia perlu mengabaikan ucapan terakhir dari Tuan Nolan yang terdengar lucu.
Seraphine memang harus berangkat terlebih untuk mengetahui dengan jelas siapa saja yang berusaha menjebaknya dalam rumor dan apa keuntungan yang akan mereka dapatkan.
Jika ia terus diam, maka rumor itu akan membesar dan opini publik akan dengan mudah menelan gelarnya.
Bersamaan dengan kehadiran para delegasi, para penyebar rumor itu berniat merusak namanya tanpa sisa hingga terdengar oleh kekaisaran lain. Jika salah langkah, Seraphine bisa habis disana. Namun jika diam, jelas namanya akan dipermainkan.
'Ah, ingin kuremukkan saja mereka semua.'
"Kamu bisa keluar."
"Baik Yang Mulia Putri. Bila anda memerlukan sesuatu, tolong panggil saya." Namun gadis itu baru teringat ada banyak hal yang perlu dipersiapkan. Tangan lentik itu mengetuk kembali mejanya dan Tuan Nolan berhenti sejenak.
"Tuan Nolan... tolong kemasi ramuan yang kubuat di laci paling atas dekat rak buku dan kemasi juga alat racik, herbal serta biji-bijianku yang belum kurapikan di atas meja tengah. Ah! jangan lupakan buku-buku obatku juga."
"Dan juga persiapkan kereta untuk besok serta kembalilah kemari setengah jam lagi.."
"Apabila kelompok Escarlot Maximillian memberi kabar, katakan bila aku sedang melakukan perjalanan ke Verendor."
Dengan sekali anggukan, lelaki tua itu kembali memberi salam. Kini senyum samar menghiasi wajahnya.
"Baik Yang Mulia, akan segera saya kerjakan." Ketika kembali hendak berbalik, Seraphine kembali mengingat sesuatu yang mengganggu kepalanya, ia kembali memanggil butlernya.
"Ah Tuan Nolan... mengenai dua pelayan yang tertangkap tengah dikurung di bawah tanah..." Menunggu dengan penuh harap, Butler itu menanti perintah penting yang paling mengganggu sang putri sejak pagi buta.
"Bila sulit bagi mereka mengaku, lenyapkan saja." Seperti biasa, pria enam puluh tahun itu mengangguk patuh atas perintah apapun yang dikeluarkan tuannya.
"Baik Yang Mulia. Apabila anda memerlukan sesuatu mohon segera memanggil saya atau Nyonya Boille." Seraphine, memijat kening sembari mengangguk menyetujui ucapan butlernya.
"Dan Yang Mulia..." Seraphine melirik butlernya yang masih berdiri disana. Pria itu menatapnya dengan welas asih dan senyum tercipta di wajahnya.
"Atas kepengurusan manor yang kembali kosong, saya mungkin tidak bisa datang ke pusat negara..."
"Jadi saya perlu mengucapkannya sekarang."
Seraphine menunggunya berbicara meski satu persatu kalimat keluar dengan jeda.
"Selamat atas perayaan kedewasaan Anda, Yang Mulia. Suatu kebanggaan bagi saya untuk melayani Cahaya Kekaisaran Emasvico hingga tumbuh dewasa." Tak terasa wajah penuh kasih itu membuatnya sedikit terharu. Seraphine ikut tersenyum, kali ini dengan ketulusan dan rasa beruntung.
Tak terasa, matanya kini melihat butler yang begitu ia percaya mulai menutup pintu dengan sopan. Sungguh kata-kata sederhana yang membuat hatinya menghangat. Itu ucapan yang benar-benar menyentuh. Perasaannya yang telah lama hambar kini memiliki makna kembali. Itu perasaan haru dan disayangi oleh seorang keluarga.
Tak berselang lama, matanya ganti beralih menatap lekat amplop hijau tebal yang masih tergeletak di peti kecil yang ada di depannya.
Seakan penuh kehormatan, nama lengkapnya ditulis dengan tinta emas. Semakin sang putri menatapnya, semakin ia memikirkan perkataan Tuan Nolan. Pun melihat dari ketebalannya, Davasora mungkin hendak menyampaikan seluruh keresahannya.
Ini jelas sesuatu yang penting.
Amplop dengan kertas terbaik produksi salah satu anak kongsi dagang Davasora dengan bahan khas dan dibubuhi cap resmi. Cara bersurat pun seakan memiliki etika khusus bagi si kaya itu. Davasora mungkin akan menyampaikan kepentingannya yang berkaitan dengan Karsten, kakak tertuanya sekaligus putra mahkota kekaisaran ini.
Atau bisa juga kepentingan persekutuan dagang yang mereka miliki.
Lalu masalah lain bisa saja timbul dari Escarlot Maximillian. Seraphine mulai menebak-nebak.
Pergerakan Maximillian tidak terlacak. Itu sebenarnya berbahaya terlebih saat ini posisinya dipertaruhkan.
Salah langkah sedikit saja dari kakinya, tubuhnya pun bisa jatuh ke dasar tak berujung. Seraphine perlu memastikan tujuan utama perjalanan Escarlot sebelum pihak lain mencurigai hal tersebut termasuk perintahnya.
Caroline di sisi lain hendak ke tempatnya tanpa diketahui dengan jelas tujuannya namun Seraphine sungguh sedikit merasa tenang bisa bertemu lebih awal dengan kembarannya itu.
Perjalanan menuju Verendor(1) bila melalui jalur darat dengan kereta kuda akan ditempuhnya dalam waktu kurang lebih 20 hari.
———Verendor(1) : negara pusat pemerintahan Kekaisaran Emasvico berdiri. Dahulu bernama Verandal, tempat awal Marionetth mendirikan kekaisaran. (Marionetth Von Verandal: Marionetth yang berasal dari wilayah Verandal/Marionetth yang memimpin Verandal)
Bila melalui alat teleportasi berupa portal yang diciptakan oleh Maximillian, Seraphine hanya perlu berpindah dari satu portal menuju portal yang lain.
Seluruhnya hanya memakan waktu 5 hari. Itu artinya sang putri bisa sampai di capital dua minggu sebelum perayaan.
Meski tidak menggunakan sihir teleportasi, ini sudah efektif baginya. Seraphine pun tidak berniat tiba di Ibukota lebih cepat. Tidak akan ada kesan baik untuknya disana.
Tangan sang putri yang masih kotor itu dengan penuh pertimbangan akhirnya membuka amplop hijau tebal dari Davasora dan membaca isinya lekat-lekat.
Surat tujuh lembar itu sukses membuat matanya terbelalak hingga sang suksesor kedua perlu membaca kembali dengan benar seluruh pesan yang disampaikan Davasora.
"Huh?! Mengapa mereka sungguh yakin perlu melibatkanku dalam politik Emasvico!"
꧁ ————————— ꧂