Fang Muqing segera menelan kata-katanya, mendengarkan keramaian suara. Dia batuk pelan dan berkata kepada Ren Feifan, "Terserah kamu apakah ingin datang ke kantor atau tidak. Lagipula, keputusan sehari-hari ada di tanganmu. Kamu yang mengurusnya."
Ren Feifan tidak gentar dengan ancaman itu. Dia hanya ambruk ke meja, berniat mengabaikannya sepenuhnya.
Namun begitu dia mendekam, ponselnya berdering. Melirik ke identitas pemanggil, itu adalah nomor yang tidak dikenal.
Sedikit orang yang tahu nomornya, dan dia tidak mengira itu adalah salah sambung.
Jadi, ia memberikan pandangan canggung kepada Fang Muqing dan berkata, "Profesor, saya keluar sebentar untuk menjawab telepon."
Fang Muqing memberikan dengusan dingin. Dia tidak berniat mengurusi siswa ini untuk saat ini. Dia akan menunggu sampai dia datang ke kantor untuk memiliki percakapan yang layak.
Tanpa berbicara lagi, dia berbalik dan kembali ke podium, melanjutkan menjelaskan sebuah artikel bahasa Inggris dari buku teks.
