Valerie menurut, mendesah ketika dia merasakan kemaluannya di pintu masuk vaginanya dari belakang.
Dia berteriak kesakitan ketika dia mendorong masuk. Dia bukanlah seorang pria sejati yang selalu dia tunjukkan padanya tetapi lebih kepada Alpha yang buas yang sering dia dengar tentangnya.
"Haruskah saya berhenti?" suara bernafsu Denzel dipenuhi dengan kekhawatiran, dia menggelengkan kepalanya.
"Tidak, lakukan," dia menggigit bibir, tangannya semakin erat memegang kran, air mengalir pada mereka. Dia menahan sakit yang segera berubah menjadi kesenangan saat Denzel menarik sampai ujung dan menabraknya dengan keras.
Dia terengah-engah. Terlalu keras dan kuat, dia merasakan lututnya melemah, sementara dia terus menabraknya lagi dan lagi. Ini adalah perpaduan antara sakit dan nikmat, dia mulai menangis ketika dia mengenai titik G-nya.
Ini adalah sensasi termanis yang pernah tubuhnya rasakan, gelombang pelepasan lain terjang tubuhnya dan dia bergetar di bawah pancuran air hangat.
