Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Rekaman Orsus

Fabenareru
--
chs / week
--
NOT RATINGS
1.8k
Views
Synopsis
"Apakah aku yang membunuh semua pahlawan?!?" Pertanyaan itu menghantui Fionn, seorang pemandu yang terbangun di tengah kumpulan jenazah yang tergeletak tanpa aturan di dalam dungeon kuno. Kegelapan dan aroma darah menjadi latar belakang saat ia menemukan sesuatu yang mengejutkan—mayat yang menyerupai dirinya sendiri di antara korban lainnya. Terkejut dan bingung, Fionn berusaha meyakinkan dirinya bahwa dia bukanlah pelaku pembantaian ini. Dia memutuskan untuk melarikan diri dari dungeon dan mengadopsi identitasnya sebagai Fionn si Pemandu, berharap dapat menemukan jawaban atas misteri yang mengelilingi tempat itu. Namun, pertanyaan tentang siapa dia sebenarnya dan mengapa ia terbangun di tempat ini terus membayangi langkahnya. Dengan kumpulan kenangan yang tidak lengkap dan memori yang tak menentu, Fionn berjuang untuk menyusun kembali tiap kejadian yang mengarah pada bencana di tiap jalannya.
VIEW MORE

Chapter 1 - Prolog

Orang mengatakan bahwa Memori bagaikan sarang laba-laba, menari dengan indah selagi memancarkan silaunya esensi kehidupan kita, membentang dan tersambung dengan kompleks tidak hanya di akal namun juga dengan emosi yang kita rasakan.

Layaknya laba-laba yang menari ketika menenun sarangnya, manusia juga menari ketika menenun memorinya. Setiap utas tipisnya menyimpan masa lalu, kenangan tersebut terkandung di tiap untaian yang kita rajut, seperti menulis keberadaan kita di dunia.

Di dalam jaring yang halus ini semua tergambarkan. Setiap helai membisikkan kisah, setiap helai mengandung tangis namun juga mengandung tawa, setap helai tidak hanya memperlihatkan kemenangan namun juga kekalahan. Semua hal tersebut yang tak terhitung jumlahnya di untai, diterkaitkan satu sama lain menjadi satu bahagian yang kompleks.

Akan tetapi layaknya sarang laba-laba yang bergetar ketika ditiup angin, ingatan juga rapuh, terkaburkan dengan kabut waktu sembari menanggung rasa takut akan dilupakan, memori bisa hilang ataupun terfragmentasi. Menunjukan hal yang indah seperti ini pun memiliki kecacatan tak terhindarkan.

Namun seperti laba-laba yang giat merawat sarangnya, kita juga tanpa lelah Melestarikan memori kita. Menangkap informasi, menenun untaian-untaian baru sembari memperluas bentangan kompleks memori kita dengan pengalaman yang kita dapatkan.

Pastinya seperti sarang laba-laba, memori bisa menipu, mempermainkan persepsi kita dengan informasi yang ia telan, memori akan selalu tumbuh menjadi lebih besar dan rumit.

Untaiannya akan menjadi berantakan, mengikat kita dalam ketidakpastian, lama kelamaan mendistorsi apa yang jelas dan nyata di akal kita, hingga tanpa kita sadari.

Memori memakan diri kita.