Chapter 21 - The Spear and Sword of Aquila

Dante berada didalam Land Rider menuju ke salah satu gereja ecclesiarchy milin Adeptus Ministorum untuk memeriksa Kesh, Kesh tiba untuk menggantikan Lumona yang ditarik kembali ke Holy Terra. Dante bisa merasakan perjalanan menuju gereja tersebut cukup mulus dan melihat jalan dari ruang kendali Land Rider, perjalanan ternyata cukup dekat karena ada sebuah desa dimana terdapat sebuah ecclesiarchy yang cukup besar. Sesampainya di gereja tersebut, Dante melihat Kesh sedang berbicara dengan Supreme Canoness Candice Primala, membahas tentang Task Force 413.

"Jadi begitu ya." kata Kesh, "Peperangan pertama kemarin adalah kita ditugaskan sebagai delegasi untuk para Abhuman dari Hamanaka, mereka dengan senang sepenuhnya bergabung dengan Imperium. Karena mereka bergabung dengan Imperium kami tidak diijinkan menyerang mereka." kata Supreme Canoness Candice Peimala, "Jadi begitu ya..." kata Kesh, "Dan Gari World ini akan jadi rumah kita." kata Dante turun dari Land Rider milik Delta Blade Chapter, "Untuk tugas bagaimana?" tanya Kesh, Kita menerima tugas dari Trajann Valoris atau dari Emperor secara langsung bila aku mendapatkan mimpi dari Emperor dan akan dikonfirmasi oleh para Emissary." kata Dante, "Kalau boleh jujur tempat ini sangat tepat untuk melatih Astrates dan Sororitas." kata Kesh, "Sesuai dugaanku dan kataku ke Chapter Master Kyoshiro." kata Dante, "Kita akan tinggal dimana?" tanya Kesh, "Tentu saja...." kata Dante sambil menunjuk kearah atas, "Sudah kuduga...." kata Kesh sambil menghela nafas, "Mau bagaimana lagi, Task Force 413 adalah pasukan khusus dari Emperor of Mankind." kata Dante kembali masuk kedalam Land Rider, "Mau kemana, Shield Captain?" tanya Kesh, "Memeriksa Imperial Guard.... mau ikut?" kata Dante, "Tentu saja..." kata Kesh masuk kedalam Land Rider.

Dante segera meminta Primaris Marine yang mengendarai Land Rider tersebut menuju ke markas Imperial Guard dan segera duduk didalam Land Rider tersebut, Dante dan Kesh membahas apa yang terjadi di Hamanaka secara detail. Ditengah perjalanan entah kenapa Dante merasa mengantuk, dan Kesh membiarkan Dante istirahat. Dante segera mendapatkan mimpi dimana Emperor berdiri didepannya, Dante berlutut dan Emperor seolah menunjuk ke sebuah gua didalam hutan. Dante melihat sebuah tombak dan pedang yang sangat elegan yang ada didalam gua tersebut, Dante melihat Emperor mencabut tombak dan pedang tersebut dengan kekuatan psychicnya dan memberikannya ke Dante. Dante melihat power sword tersebut punya handguard berbentuk sayap yang sama persis dengan Imperial Aquila dan power spear tersebut terbuat dari teknologi yang sudah lama hilang dengan ukiran elang yang sangat indah. Dante segera terbangun dan terkejut, Kesh sedang melihat situasi karena ada sekelompok hewan ternak yang memutup jalan mereka ke markas Imperial Guard.

"Ada apa?" tanya Dante, "Sepertinya ada Ternak yang lepas disini, yang punya sedang mencari bantuan agar bisa mengumpulkan ternak tersebut." kata Kesh, "ya sudah kalau.... hmm?" kata Dante melihat sekitar, "Ada apa? Sepertinya kau tahu sesuatu." tanya Kesh, "Aku mengenal tempat ini....." kata Dante, "apa kau pernah kemari?" tanya Kesh, "Baru saja didalam mimpi... Emperor memberikan arah kedalam hutan... ada sebuah gua dan memberikanku senjata." kata Dante berjalan masuk kedalam hutan. "Bernahkah itu?" tanya Kesh, Dante berjalan masuk kedalam hutan.

Memasuki hutan tersebut, Dante merasakan sesuatu mengawasi dirinya dengan Kesh. Dante berjalan lebih dalam di hutan tersebut dan melihat sebuah gua, Dante entah kenapa merasakan sesuatu menarik dirinya kedalam gua tersebut. Dante sendiri tidak merasakan adanya kekuatan Chaos maupun kekuatan Warp dari gua tersebut tetapi seperti memanggil dirinya. Udara semakin dingin saat mereka bergerak lebih dalam ke hutan. Pohon-pohon raksasa berdiri seperti penjaga bisu, cabang-cabang mereka menjalin kanopi yang hampir menutupi langit. Kesh mengeluarkan desisan pelan, telinganya berdiri tegak, tanda bahwa ia juga merasakan kehadiran tak terlihat ini. 

Dante dan Kesh melangkah masuk ke dalam gua dengan waspada. Udara di dalam terasa lebih berat, seolah-olah dinding batu menyimpan rahasia yang telah lama terlupakan. Kegelapan di sekitar mereka pekat, namun mereka dengan cepat beradaptasi dengan suasana ini. Penglihatan Dante yang tajam, hasil dari latihan bertahun-tahun dan penguatan genetik, membuatnya mampu melihat meski dalam kegelapan hampir total. Kesh, dengan indra alaminya yang tajam, bergerak dengan tenang di sampingnya, setiap langkahnya hampir tak terdengar.

Saat Dante mengeluarkan Power Sword-nya, cahaya biru kehijauan menyala dari bilah pedang tersebut, menerangi gua dengan sinar lembut namun cukup terang. Kesh mengikutinya, mengeluarkan pedangnya sendiri, yang juga menyala terang. Kedua cahaya itu menciptakan lingkaran cahaya di sekitar mereka, mendorong kegelapan sedikit menjauh, namun masih menyisakan bayang-bayang yang bergerak gelisah di luar jangkauan sinar.

Mereka berjalan lebih dalam ke gua, suara langkah kaki mereka menggema di sepanjang lorong sempit yang semakin melebar saat mereka maju. Dinding gua dipenuhi dengan tanda-tanda dan ukiran yang samar, simbol-simbol kuno yang dikenali Dante yaitu Emperor of Mankind datang bersama salah satu Primarch dan Space Marine.

Tiba-tiba, lorong itu terbuka menjadi sebuah ruangan besar yang terasa lebih seperti aula daripada ruang alamiah. Dinding-dindingnya menjulang tinggi, dan langit-langitnya hilang dalam kegelapan di atas. Lantai aula itu ditutupi oleh batuan halus, dan di tengah ruangan terdapat sesuatu yang besar, tak terbentuk jelas dalam cahaya pedang mereka. Kemudian, dari sudut matanya, Dante melihat bayangan bergerak cepat, hampir tak terlihat dalam kegelapan. Dia berbalik dengan cepat, mengangkat Power Sword-nya, namun bayangan itu lenyap secepat kemunculannya. Namun, dia tahu itu bukanlah imajinasinya.

Bayangan-bayangan itu mulai muncul lebih sering, mengitari mereka dengan gerakan cepat dan hampir tak terlihat. Dante bisa merasakan tekanan yang meningkat di sekelilingnya, seolah-olah ruangan itu sendiri hidup dan mengamati mereka. Kesh mengeluarkan geraman rendah, matanya berkilat tajam, siap untuk bertindak kapan saja.

"Kesh, sudah siap untuk sedikit pemanasan?" tanya Dante dengan nada ringan namun penuh kewaspadaan.

Kesh menoleh ke arah Dante, senyum tipis tersungging di wajahnya yang keras dan tegas. "Tentu saja," jawabnya, suaranya tenang namun penuh keyakinan. "Aku selalu siap."

Tanpa ragu, Kesh menyalakan Power Sword miliknya. Bilahnya yang berkilau memancarkan cahaya biru terang, memperlihatkan ukiran kuno yang menghiasi logamnya—sebuah peninggalan dari masa lalu yang penuh peperangan. Cahaya dari pedangnya bergabung dengan milik Dante, membentuk lingkaran pelindung di sekitar mereka, memotong bayangan-bayangan yang mencoba mendekat.

Kesh melangkah ke depan dengan mantap, siap untuk menghadapi apa pun yang muncul dari kegelapan.

"Ayo kita tunjukkan pada mereka, Dante," tambah Kesh, suaranya mantap dan penuh semangat.

Satu persatu bayangan itu mulai menyerang dan dengan mudah Dante dan Kesh menahan serangan dari bayangan tersebut, disaat mendekat Dante dan Kesh bisa mileh bahwa mahkluk tersebut punya wujud seperti Gretchin tetapi mereka berwarna hitam dengan mata merah menyala. Dante dan Kesh tahu bahwa mereka tidak menerima laporan tentang Orks menyerang disaat mereka tiba di planet ini, Dante bersama Kesh dengan mudah dan cepat membantai mahkluk tersebut dengan cepat dan beransumsi bahwa mahkluk yang mereka bantai ini adalah 

Setelah membantai semua mahkluk tersebut, Dante melihat sepasang benda berbentuk sperti tombak dan pedang tertancap di tengah ruangan tersebut. Dengan hati-hati, Dante merentangkan tangan dan menyentuh Power Sword yang tertancap itu. Begitu jari-jarinya menyentuh permukaannya, ada getaran halus yang menjalar melalui tubuhnya, seperti reaksi yang terjadi di antara mereka. Batu yang menyelubungi pedang itu mulai retak, garis-garis kecil yang membelah lapisan kasar itu hingga seluruhnya terkelupas, jatuh dalam kepingan kecil ke lantai gua. Dalam sekejap, pedang itu menunjukkan wujud aslinya—sebuah Power Sword yang megah dan handguard berbentuk sayap dari Imperial Aquila, dengan bilah yang tampak dipenuhi dengan energi kuno dan kilatan cahaya yang lebih kuat dari pedang yang sebelumnya dipegang Dante.

Terkejut namun penuh rasa ingin tahu, Dante kemudian mengalihkan perhatiannya ke tombak di sampingnya. Dengan gerakan yang sama, dia menyentuh tombak itu, dan sekali lagi, lapisan batu yang menutupi tombak itu mulai pecah, mengungkapkan Power Spear yang memiliki energi yang sama kuatnya dengan pedang tersebut. Tombak itu memiliki bilah yang tajam dengan cahaya biru kehijauan yang menakjubkan, dan porosnya dihiasi dengan ukiran simbol-simbol elang yang mirip dengan yang terlihat di sepanjang dinding gua.

Dante merasakan kekuatan yang luar biasa saat menggenggam kedua senjata tersebut. Power Sword dan Power Spear ini terasa hidup di tangannya, seolah-olah mereka telah menunggu ribuan tahun untuk dipegang kembali oleh seseorang yang layak. Setiap detik yang berlalu, Dante semakin menyadari bahwa senjata-senjata ini bukanlah benda biasa.

"Emperor.... Kau menuntunku untuk mendapatkan Power Weapon ini...." kata Dante, "Sepertinya Emperor memang suka kepadamu." kata Kesh, "Maksudmu...?" tanya Dante, "Aku dengar disaat Great Crusade dan Horus Heresy, Emperor punya beberapa Custodian yang dia anggap sebagai teman yang cukup dekat." kata Kesh, "Kalau begitu apa mungkin..." kata Dante, "Entahlah, ayo segera kemba...." kata Kesh "Lord Custodian, kalian tidak apa-apa?" kata seorang Astrates yang datang menyusul masuk kedalam gua, "Kami tidak apa-apa, apa yang menghalangi jalan sudah beres?" tanya Dante, "Ternak yang menghalangi jalan sudah digiring kembali oleh yang punya dan beberapa anaknya." kata Primaris Marine tersebut, "kalau begitu kita menuju ke garrison milik Imperial Guard" kata Dante, dan mereka bertiga keluar dari gua tersebut.