Di tengah keheningan kosmos, sebuah pertarungan yang menentukan nasib alam semesta terjadi. GENOSA, berdiri tegap menghadapi barisan para dewa dari berbagai realitas. Mereka, yang biasanya tak tergoyahkan, kini merasakan getaran ketakutan di hadapan kekuatan mutlak GENOSA.
Pertarungan dimulai dengan serangan dahsyat dari salah satu dewa, yang menembakan kekuatan "gamma-Ray bursts". Namun, dengan Manipulasi Realitas, GENOSA mengubah serangan itu menjadi sekumpulan bunga yang berhamburan di angkasa. Dengan senyum tenang, ia melangkah maju, tidak terpengaruh oleh waktu atau ruang.
Salah satu dewa mencoba mengunci GENOSA dalam dimensi terpisah, tetapi dengan Eksistensi Tinggi, GENOSA hanya tertawa dan membebaskan diri, seolah-olah belenggu itu tidak lebih dari ilusi. Ia kemudian mengangkat tangannya, dan dengan Penghancur Realitas, ia menghapus eksistensi para dewa tersebut, sebelum dengan murah hati menciptakannya kembali.
Ketika para dewa menyadari bahwa mereka berhadapan dengan kekuatan yang tak terbatas, mereka mencoba menggabungkan kekuatan mereka. Namun, GENOSA, dengan Kekuatan Tak Terbatas, menghentikan upaya mereka hanya dengan pandangan. Realitas di sekitar mereka bergetar dan berubah bentuk, menyesuaikan diri dengan kehendak GENOSA.
Dalam momen klimaks, GENOSA menunjukkan Kehendak Bebas Mutlak. Ia memilih untuk tidak menghancurkan para dewa, tetapi malah memberi mereka pelajaran tentang kekuatan sejati. Dengan Omnipresensi, ia muncul di setiap tempat sekaligus, berbicara kepada setiap dewa secara pribadi, memberi mereka pengertian tentang alam semesta yang lebih luas.
Pertarungan berakhir bukan dengan kehancuran, tetapi dengan pencerahan. GENOSA, dengan Omniscience dan Omnipotence, tidak hanya memenangkan pertarungan, tetapi juga hati para dewa. Mereka, yang dulunya sombong dan kuat, kini mengakui GENOSA sebagai penjaga sejati alam semesta.