"Hmm.." Reza mengecek cat-pilok yang ada di tas. "Full kah?" Ucap Naufal menunggu Reza sambil duduk di batu besar.
"Seharusnya full... Yaudah lah gas!" Reza menutup tas, mengambilnya dan memakai tas full dengan cat-pilok di dalamnya. Naufal berdiri dari duduknya. "Dimana tempatnya?"
Reza mengambil jaket kulit hitam berlogo Dreadlords di belakangnya dan memakainya. "Rumah kosong, atau bisa di bilang gudang. Pakai ini, melindungi baju lu." Reza melempar jaket Dreadlords ke Naufal.
Naufal memakai jaket gang nya. "Tempatnya cukup berbahaya, terakhir gw liat gang yang menuju ke gudang di jaga sama gang X DKV 1." Reza pun berjalan pergi di ikuti dengan Naufal.
"DKV 1? Emang sekuat apa mereka?" Ucap Naufal dengan percaya diri. "Decisives, nama gang mereka, mereka cukup lemah saat bertarung tapi kuat di seni. Ancaman paling besar di lomba art adalah DKV 1, grafitti mereka gk main-main."
"Ngapain harus khawatir kalo mereka lemah di pertarungan? Gw bantai semua." Naufal sangat percaya diri. "Kita liat aja nanti, biasanya mereka main ramean, ambush." Mereka jalan lebih cepat.
Beberapa menit kemudian, mereka sampai di gang yang Reza maksud. Reza menghentikan jalannya, dan menghentikan Naufal. "Stop." Wajah Reza sangat serius menatap Naufal. "Kenapa?" Ucap Naufal sangat kebingungan.
"..." Reza menunjuk jarinya ke gang tersebut. "Hmm..." Naufal fokus ke gang... Naufal tersadar jika di atas tembok ada dua orang sedang jongkok, laki-laki dengan hoodie ungu-kuning berlogo gang Decisives dengan golok di tangan keduanya. "Ah... Mereka DKV 1 ya?"
"Kata si Kira mereka adalah Farel dan Lukman, dua Fighter terbaik milik DKV 1 hati-hati." Keduanya melihat Naufal dan Reza, mereka lompat dari tembok dan mendekati Naufal dan Reza.
"Lu berdua mau ikut lomba ya?" Ucap salah satu member dari Decisives. "Iya, emang kenapa? Masalah buat lu?" Ucap Naufal dengan percaya diri.
Satunya lagi menodong goloknya ke wajah Naufal. "Jaga mulut lu cil, gw gk kenal lu." Reza merasa gelisah dengan situasi ini. "Rel, mending lu kalem dah, kita gk bakal buat masalah disini."
Farel menghentikan todongan nya. "Kalo lu berdua mau selamet bayar ke kita." Ucap Lukman dengan tersenyum. "Berap-" Sebelum Reza menyelesaikan perkataannya, Naufal menepuk lengan Reza. "Bayar-bayar ngentod!" Mendengar perkataan Naufal, Farel menodongkan goloknya kembali. "Jaga mulut lu cil."
"Rez, lu duluan, gw belakangan." Reza menunduk, lalu berlari pergi. "Sini lu berdua gw urus. "Gw bacok lu ngentod!" Farel menggerakkan goloknya menuju leher Naufal. Namun Naufal mampu menghindari nya, di counter dengan menendang kaki dari Farel.
Saat Farel terjatuh Naufal mengambil golok yang terjatuh dari tangan Farel. Sebelum Lukman menyerang Naufal, Naufal bergerak lebih cepat dari Lukman menusuk golok yang di pegang Naufal menuju ke kaki dari Lukman.
Saat Lukman berteriak kesakitan, Naufal berdiri lalu memukul wajah Lukman dengan sangat keras. Di lanjutkan dengan menendang kepala dari Farel dari samping sebelum Farel terbangun sepenuhnya.
Keduanya terpingsan. "Ku kira mereka lebih kuat." Naufal mengambil kesempatan ini untuk mengambil uang mereka dari kantung saku mereka. "Hmm, lumayan dapet 200ribu." Setelah dapet uang tersebut Naufal berlari ke depang berharap bertemu kembali dengan Reza.
Setelah beberapa menit kemudian, Naufal kebingungan di pertigaan. "Mana nih bocah." Naufal melihat ke sekitar. "Oh! Kanan." Naufal berjalan ke kanan setelah melihat tanda cat-pilok berwarna putih di jalan.