"Tuan pangeran, hamba menghadap", panggil seorang pelayan raja sambil membungkuk. Dikelilingi para penjaga pangeran, pelayan yang mengabdi pada raja tersebut hanya tersenyum sopan kepada seorang bocah berkulit kuning kecoklatan berumur 10 tahun bertelanjang dada dengan celana kain pendek warna hitam, namun memiliki tinggi 160cm dan berotot karena latihan dan makanannya.
Kertavijaya yang sedang berlatih beladiri bersama gurunya dipanggil hanya menoleh dan bertanya, "ada apa memanggilku?", "tuan pangeran ke 4 diminta menghadiri acara pertemuan resmi, terkait penerus raja". "Katakan pada ayahku, aku akan menghadirinya dengan baik", jawab pangeran yang bernama kertavijaya, "Baik pangeran, hamba mohon pergi" sambil tersenyum pelayan tersebut, "silahkan" kata kertavijaya mengusir pelayan tersebut.
"Guru saya akan bersiap untuk pergi ke aula
Istana" ucap kertavijaya Kepada gurunya yang berrnama mpu damar seorang jenderal tentara yang pensiun, "silahkan tuan pangeran" kata mpu damar.
Saat sedang mandi kertavijaya bertanya kepada kepala pelayannya, "Apakah bambu-bambu itu sudah diubah menjadi kertas?" Tanya kertavijaya kepada kepala pelayannya "apakah ini 'kertas' yang anda maksud tuan?" Jawab kepala pelayan sambil dengan sigap menunjukkan beberapa lembar kertas berwarna kuning yang kasar yang telah disiapkan. Kertavijaya mengambil kertas tersebut lalu merabanya dan berkata dengan gembira, "ini dia, inilah kertas pertama buatan Majapahit hahaha". Sambil tertawa gembira seperti anak kecil, tingkahnya hanya membuat para pelayan memandang dengan tersenyum, karena sudah terbiasa dengan perubahan pangeran selama 2 tahun ini.
Setelah bersiap, kertavijaya pergi ke aula kerajaan Majapahit tempat singgasana raja dengan berjalan kaki bersama pengawalnya, karena dia sendiri tidak menyukai menggunakan tandu. Setelah sampai di depan pintu dia dihentikan oleh prajurit pengawal raja untuk diperiksa, dia meninggalkan pengawalnya cukup jauh dari istana raja.
Saat memasuki aula sudah terdapat beberapa raja bawahan, para bangsawan, dan kekuatan-kekuatan yang berada dibawah kekuasaan Majapahit, serta perwakilan negara-negara asing yang juga mengawasi, dia juga disambut oleh protokoler istana yang mengumumkan kedatangannya, "Pangeran ke 4 Majapahit Dyah Kertavijaya telah tiba, dipersilahkan untuk duduk diposisi nya", ucap protokoler tersebut yang bernama rayan. Kertavijaya memberi hormat kepada raja dan putri ketiga yakni saudarinya, lalu duduk di samping kiri ayahnya saudarinya berada di sebelah kanan raja berdampingan, sedangkan suaminya Ratnapangkaja berada dibawah singgasana (note : 2 pangeran tertua telah meninggal) . Kertavijaya sebenarnya sudah mempersiapkan hari ini karena dia tahu bahwa mungkin inilah saatnya tahta diturunkan kepadanya, meskipun masih berumur 10 tahun. Ya benar diturunkan kepadanya, kenapa?
Kembali 2 tahun yang lalu atau tepatnya November 1426, atau lebih maju lagi 2024. Seorang pria usia 29 tahun yang bekerja sebagai karyawan swasta tiba-tiba meninggal saat terjadi kecelakaan menggunakan mobil perusahaan yang memiliki rem rusak, saat berada di jalan menurun dengan kecepatan tinggi dia berusaha menghindari seorang anak kecil yang tiba-tiba berlari ke jalan mengejar bola. Karena panik dia langsung memutar setirnya sehingga mobilnya langsung berbelok dan menabrak pohon besar, sehingga membuat mobilnya penyok parah pada bagian tempat supir. Dia mati seketika karena terjepit badan mobil dan setir.
Dia bernama Dani di kehidupan sebelumnya dan sekarang bernama kertavijaya, dia masih ingat saat pertama kali terbangun dia begitu bingung dan panik karena tiba-tiba tubuhnya sangat kecil dan berada di ruang kamar asing. sebagai pria dewasa dia berusaha tetap tenang dalam menghadapi masalah yang tidak masuk akal ini, melihat jendela kamar yang gelap dan gemuruh guntur yang menggelegar, kemudian dia mendengar suara asing di kepalanya. "Selamat bagi pemilik tubuh, anda berhasil dalam perjalanan ruang dan waktu ini", ucap suara asing di kepalanya. Dia langsung terkejut dan berdebar mendengar hal itu karena mengiranya sebagai hantu, "siapa itu? Tunjukkan dirimu! Siapapun kamu kecuali Tuhan aku tidak takut!" Ucapnya bergetar. "Saya adalah sistem AI yang ditugaskan kepada anda pemilik tubuh" ucapnya yang ternyata seorang atau sebuah sistem AI.
Dani kemudian menjadi tenang, merenung sambil berfikir mengingat kecelakaannya, tiba-tiba berada di tubuh asing dan tempat asing, ia yakin akan satu hal dia telah terlahir kembali seperti dalam novel-novel yang terkadang dia baca. Kemudian bertanya pada sistem AI "Dimana aku? Tahun berapa ini?Dan ditubuh siapa aku ini?", "anda berada di dalam tubuh seorang pangeran Majapahit bernama kertavijaya di area istana kerajaan, ibukota Trowulan Majapahit pada bulan November tahun 1426 pemilik tubuh(host)" ucapnya tenang.
"Fuck my life" sumpah serapah kertavijaya. Dia tentu senang karena menjadi pangeran, tapi bukan kertavijaya karena dia tahu bahwa orang ini hidupnya benar-benar sial, menjadi raja ketujuh Majapahit kemudian dibunuh oleh rajasawardhana. Setelah merenung kembali dia kemudian bertanya kepada sistem AI "sistem, apakah ada misi atau tujuan dari kelahiran kembali ku ini?", "tidak ada hostku, anda terlahir kembali sebagai imbalan kebaikan dalam hidup anda dan cara mati anda yang sangat terhormat". "Lalu kekuatan apa yang kamu miliki untuk membantuku di kehidupan ini?" Tanya kertavijaya. "Saya memiliki kekuatan cuci otak yang sangat kuat, bank data google yang bisa anda tanyakan kepada saya, tentu yang hanya di izinkan saja, kemudian bisa mencetak pengetahuan tersebut kedalam selembar kertas". "Apa Hanya 3? Pelit sekali! Apakah tidak ada kekuatan manusia super?hhaaaah". Keluhannya. "Dalam penggunaan kekuatan tersebut, host harus memiliki banyak energi, energi tersebut didapatkan dari makanan, agar host mampu memiliki energi yang cukup diwajibkan untuk berolahraga dengan giat dalam membangun badan yang ideal" tambah jelasnya polos. "F*ck, sh*t, d*ick. Bahkan ada batasannya konoyarooo" bahasa yang indah keluar dari mulut kertavijaya.
Tiba-tiba kepala pelayan yang ternyata perempuan bernama Minten mengetuk pintu kamar dan bertanya "tuan, apakah ada masalah?". "Tidak ada tidak" menjawab, tapi dia bingung bagaimana dia bisa memahami dan berkata bahasa Jawa tingkat tinggi(kromo) ini. "Baiklah jika tuan butuh sesuatu tolong panggil budakmu ini" jawab kepala pelayan Minten, "baik, sekarang kamu bisa pergi", ucap kertavijaya. Setelah ditinggal sendiri, dia langsung tertidur malam itu karena terlalu lelah.
Saat tertidur dia bermimpi sebagai kertavijaya saat tumbuh menjadi seorang anak, mengenali tempat bermainnya, teman-temannya, pelayannya dan keluarganya. Kehidupannya mungkin memiliki masa kecil yang bahagia dan tidak, karena ibunya meninggal setelah ia berumur 2 tahun (ini hanya fiksi, Kusumawardhani aslinya meninggal tahun 1400, penulis membuat MC lahir tahun 1419). Dia tumbuh besar bersama kakak perempuannya yaitu suhita putri ketiga Majapahit, namun karena suhita telah menikah, dia sekarang bersama para pelayan dan pengawalnya.
Saat dia kembali bangun, dia memanggil kepala pelayannya yang berada di balik pintu untuk membawakan air putih, setelah meminumnya, dia memantapkan diri untuk berjanji dan bersumpah.
"Saya akan menjadikan Majapahit hebat lagi, Tidak, Terhebat di Dunia?"