Kembali hari ini, akhir Maret tahun 1429. Ayah dan saudarinya memandangnya dengan kasih sayang yang tulus, meski wajah ayah kertavijaya yang bernama Wikramawardhana sudah termakan usia (lahir 1364), namun aura seorang pemimpin serta pejuangnya masih terasa, sedangkan kakaknya suheti yang lahir tahun 1409, 10 tahun sebelum kertavijaya lahir, baru berumur 20 tahun dan sudah memiliki seorang anak, masih sangat cantik hari ini. Sedangkan dibawah singgasana ada suami suheti Aji Ratnapangkaja hanya tersenyum sopan padanya bersama para menteri, gubernur serta perwakilan raja bawahan. Ada juga beberapa kekuatan di internal Majapahit maupun perwakilan negara asing yang menonton dari belakang aula.
Protokoler istana rayan kemudian mengumumkan di mulainya pertemuan resmi pengangkatan raja keenam Majapahit. Dimulai dengan pidato dari raja Wikramawardhana yang isinya mengharapkan penerusnya menyatukan dan membuat Majapahit lebih kuat lagi, kemudian terakhir dia mengumumkan pengunduran diri sebagai raja dan menunjuk kertavijaya sebagai raja keenam. "Terakhir saya akan memberikan gelar pada raja keenam Majapahit sebagai Maharaja Jawa, tidak ada seorang pun di pulau Jawa yang lebih besar dan tinggi darinya", tambah Wikramawardhana bersemangat sambil memberikan mahkota Majapahit kepada kertavijaya, disertai tepukan tangan meriah dari orang-orang yang berada di aula tersebut. "Saya Sri Maharaja Wijaya Parakramawardhana bersumpah, akan menjadikan Majapahit negara yang benar-benar hebat dan negara yang menguasai seluruh Nusantara, mulai dari Ceylon di barat, pulau burung bidadari di timur, pulau gurun pasir besar selatan hingga Tondo di Utara" pidatonya menggebu-gebu sambil menggunakan kekuatan cuci otaknya yang dikendalikan sistem AI. Lalu tepuk tangan yang lebih meriah datang, bahkan perwakilan asing pun ikut bertepuk tangan seakan terhipnotis oleh suasana. Kemudian dilanjutkan dengan acara makan bersama dan sosialisasi di aula tersebut.
Setelah acara selesai, kertavijaya di antar oleh saudaranya ke kamar raja yang telah dibersihkan dan ditata ulang. "Saudariku, anda akan tetap mendukungku kan, jika aku merubah Majapahit menjadi sesuatu yang lain?" Tanya kertavijaya sambil duduk di pinggiran kasur mewah itu. "Bukankah aku sudah berjanji setahun lalu, bahwa selama kamu sehat, keluarga kita bahagia, serta Majapahit menjadi lebih kuat, saya akan menjadi pendukung terbesarmu", ucapnya lembut. "Akan ada revolusi besar-besaran di masaku nanti, termasuk agama dan banyak lagi nanti, tentu saja saya akan pastikan ini adalah hal yang baik dan perlu untuk kemajuan kerajaan". Ucap kertavijaya tegas.
"Silahkan, ini kerajaanmu, kamu adalah raja, akan ada banyak darah, keringat serta banyak halangan yang menyertainya, datanglah padaku saat kau membutuhkanku, aku adalah satu-satunya kakakmu" ucap suheti. "Terimakasih saudaraku" kertavijaya.
Keesokan harinya kertavijaya mengumpulkan kembali para menteri, bangsawan dan kekuatan-kekuatan yang ada didalam kekuasaan Majapahit untuk menjalankan rencana pertama revolusi kerajaan Majapahit. Dia pertama-tama berpidato tentang bagaimana besarnyaperan para pemuka agama Hindu dan Buddha dalam memajukan serta sebagai penyemangat spiritual Majapahit dan rakyatnya. Namun tak lupa pula dia mengkritik sistem kasta dan pemikiran-pemikiran yang menghambat inovasi(ilmu pengetahuan, teknologi) didalam pemerintahannya. Para bangsawan dan kekuatan-kekuatan yang mendengar hal itu hanya memandang dengan bingung kenapa raja muda itu membawa topik tersebut.
Lalu kertavijaya membuat isyarat kepada kepala pengawalnya, kepala pengawal yang bernama Gatot tersebut menganguk mengerti dan memerintahkan bawahannya yang berjumlah seribu untuk mengelilingi aula serta sepuluh ribu berjaga di ibukota dan sekeliling istana.
Para bangsawan dan para pemilik kekuatan (pedagang kaya, bajak laut resmi, pemimpin guild pengrajin dan pandai besi) dibuat bingung dengan keadaan yang tiba-tiba berubah dan langsung tegang. Bagaimana tidak dikelilingi oleh para prajurit pengawal yang sepertinya terlihat terlatih dan menodongkan pedang dan anak panah kepada mereka, banyak bangsawan serta pemilik kekuatan langsung berteriak-teriak bertanya dan protes namun tidak lama kemudian beberapa bangsawan dan pemilik kekuatan yang paling vokal bersuara nya langsung terkena panah dan menemui ajalnya. Hal ini membuat para bangsawan dan pemilik kekuatan langsung terdiam karena tindakan diktator ini, mereka sudah terbiasa dengan sistem longgar dan otonomi yang diberikan raja kelima Wikramawardhana. Ditambah bangsawan terbesar di Majapahit yang selalu menjadi oposisi terbesar Raden sumirat juga telah meninggal ditempat itu.
Aji Ratnapangkaja yang menjabat sebagai perdana menteri hanya terdiam dan sendu melihat kematian ayahnya, meskipun dia telah meyakinkan dirinya sendiri bahwa kematian ayahnya diperlakukan untuk menjadikan Majapahit kerajaan yang bersatu dan memberantas oposisi yang kuat, bagaimanapun dia adalah ayahnya sendiri, iparnya telah berjanji untuk meninggalkan ibunya serta saudara-saudaranya hidup dengan jaminan mereka tidak akan memberontak lagi. Ini hanyalah emosi sementara dan segera menenangkan diri.
Setelah aula ditenangkan dengan paksa, kertavijaya kembali mengumumkan bahwa Majapahit akan berubah menjadi kerajaan Islam dan mengubah bahasa resminya menjadi bahasa Nusantara, serta mengubah sistem pemerintahannya menjadi kerajaan terpusat yang dimana raja bisa mengangkat dan memberhentikan perdana menteri, perdana menteri membentuk kabinet, serta raja bisa mengangkat dan memberhentikan gubernur untuk suatu provinsi.
Kecuali wilayah pulau Jawa, Madura dan Bali, wilayah lain yang dikuasai Majapahit saat ini kebanyakan diperintah oleh para bangsawan lokal yang bersumpah setia terhadap kerajaan. Tentu saja kertavijaya berencana merubah ini, tetapi hal-hal ini harus pelan-pelan, karena wilayah pulau Jawa bagian barat (kerajaan Sunda Galuh) belum ditaklukkan.
Malamnya, menggunakan penerangan obor dikamarnya, kertavijaya meletakkan tangannya diatas kertas-kertas yang terbuat dari bambu itu untuk mencetak pengetahuan yang dikirim oleh sistem AI miliknya. Mulai dari peta seluruh pulau Jawa dan sekitarnya, serta peta seluruh wilayah Majapahit yang sangat detail. Juga mencetak kamus terjemahan bahasa Arab, Hindi, dan China ke bahasa Nusantara (Indonesia), matematika, fisika, astronomi, alkimia , biologi Asia tenggara dan Australia, pertanian dan peternakan, konstruksi (bangunan, kincir, jembatan, dll), metode pembuatan kapal perang layar dan navigasi, serta kitab suci Alquran dan hadist.
Lalu memakan nasi ayam serta lauk pauk yang cukup banyak untuk memulihkan energinya. Saat akan tertidur di kamarnya, dia berkata kepada sistem "sistem, tolong bantu cuci otak seluruh rakyat Majapahit untuk mengubah bahasa ibu mereka menjadi bahasa Indonesia (Nusantara), bisa kan?", "bisa hostku, namun dikarenakan jumlah penduduknya cukup banyak (wilayah Majapahit di pulau Jawa, Madura, Bali 15 juta jiwa, seluruh pulau Jawa 20 juta, seluruh Majapahit 35 juta), di sarankan selangkah demi selangkah dimulai dari wilayah Majapahit di pulau Jawa dan sekitarnya, ini akan memakan waktu selama 3 bulan, atau 5 juta jiwa perbulan, untuk wilayah diluar itu disarankan setelah menjadikan mereka provinsi bawahan langsung", jawab sistem AI, "Baiklah, ikuti saja saranmu" jawab kertavijaya, "tapi harus diingatkan hostku, bahwa anda harus banyak makan-makanan yang bergizi berupa daging serta sayur yang cukup banyak selama 3 bulan ini agar mengimbangi kekuatan yang di keluarkan ini" kata sistem polos, "ya baiklah-baiklah, yang penting jalankan tugas dengan baik" ucap kertavijaya tidak ikhlas, "selamat tidur sistem " kata kertavijaya sambil menutup mata.