Chereads / Titans Knight : Freedom / Chapter 4 - Chapter 4: Akademi Militer Sembilan

Chapter 4 - Chapter 4: Akademi Militer Sembilan

1022 Kalender Tera Nova, 5 tahun sejak gelombang serbuan para Predator. Pemerintah pusat mendirikan Akademi Militerbaru untuk melatih remaja yang mengikuti wajib militer, yang semula hanya ada 1 Akademi Militeryang terletak di pusat tapi kini berkembang menjadi 9 Akademi Militeryang memungkinkan para ksatria muda dilatih untuk menjadi pelindung Arkadia, dan di tengah-tengah krisis, peran mereka lebih penting dari sebelumnya.

Pemerintah pusat mengalokasikan sumberdaya yang sangat besar dalam melatih Ksatria Titan yang baru juga membentuk beberapa Ordo ksatria baru yang ditugas kan untuk mengumpulkan intelejen dan menyusun rencana untuk merebut wilayah luar yang telah jatuh.

Tidak jauh dari kota Stromend telah berdiri Akademi Militer sejak 5 tahun yang lalu dan tahun ini Ariel telah genap berumur 17 tahun sehingga dirinya telah memenuhi persyaratan untuk mengikuti wajib militer.

Akademi Militer Sembilan, didepan gerbang Akademi

"Akhirnya aku berada disini, awal perjalanan ku menjadi Ksatria terkuat dan awal dari Pembalasan dendam ku" ucap Ariel dengan mata yang berapi-api.

Kelas-kelas di Akademi Militer Sembilan dipenuhi dengan suara gemuruh pelajaran strategi, taktik militer, dan seni pertempuran. Para siswa, yang merupakan calon ksatria dan pemimpin masa depan, tenggelam dalam latihan keras dan belajar keras untuk mempersiapkan diri mereka menghadapi dunia yang penuh tantangan. Meskipun kekhawatiran akan nasib Arkadia selalu ada, semangat dan dedikasi siswa tidak pernah pudar.

"Ariel Stromblade, nama yang terlihat kuat" ucap orang tua yang menjadi petugas pendaftaran wajib militer.

"Ini plat pengenal mu anak muda, jangan sampai jaga baik-baik jangan sampai hilang, selain mencatat informasi tentang dirimu plakat itu juga digunakan untuk menyimpan poin perang yang dapat ditukar dengan berbagai sumberdaya yang ada di Akademi, dan juga kamar asrama mu di gedung F kamar no. 7 selamat bergabung anak muda" ucap orang tua itu sambil menyuruh Ariel pergi ke gedung asrama F.

Terdapat banyak sekali calon siswa yang berjalan mencari ruangan meraka karena luasnya komplek asrama Ariel membutuhkan waktu cukup lama berkeliling, dan akhirnya dapat menemukan gedung asramanya dan mulai memasuki gedung.

Di asrama Akademi Militer Sembilan, Ariel masuk kedalam ruangan yang akan menjadi kamarnya menggunakan plat pengenal yang diberikan oleh petugas pendaftaan dan mulai melangkah masuk. Disalah satu sudut ruangan yang tenang, ada dua siswa yang menjadi teman sekamar Ariel.

"Selamat sore, perkenalkan namaku Ariel" ucap Ariel memperkenalkan dirinya, salah satu dari mereka menyambut dengan wajah yang gembira. "selamat sore teman, namaku Galen dan orang yang pendiam ini bernama Lucian, abaikan dia sikapnya memang seperti itu kuharap kita dapat menjadi teman sekamar yang akrab" ucap Galen sambil menunjukan tempat Ariel dapat menaruh barangnya.

"Sebaiknya kalian bersiap untuk upacara penyambutan calon siswa nanti malam" ucap Lucian dengan melangkah pergi ke kamar mandi.

Di ruangan yang sangat luas dan penuh dengan bendera kehormatan, kepala Akademi Militer yang berpengalaman, Mayor Jendral Arion, memimpin upacara penyambuatan calon siswa serta memberikan pidato selamat datang, di belakangnya juga berdiri seluruh istruktur yang akan mengajar mereka untuk tiga tahun kedepan.

"salam bagi kita semua, selamat datang kalian calon siswa Akademi Militer 9, di sini kalian akan dilatih agar kalian dapat mengalahkan kegelapan di luar kubah pelindung serta melindungi orang-orang yang kalian cintai, Dalam kegelapan, cahaya tersembunyi, Mengintip dari sudut-sudut yang terlupakan, Sebuah harapan muncul dari bayang-bayang gelap, Menyulut api keberanian dalam jiwa yang hampa." Begitu sambutan dari kepala Akademi Militer dan di sambut penuh dengan semangat api yang berkonbar oleh para calon siwa yang kini telah resmi menjadi siswa tahun pertama Akademi Militer 9.

Ke esokan harinya pelatihan telah dimulai diawali dengan Latihan fisik di pagi hari dan kelas di siang hari. Di kelas yang penuh dengan peralatan latihan, seorang instruktur yang berpengalaman, Kapten Marthon, memimpin sebuah sesi pelatihan khusus. Dia adalah seorang ksatria veteran yang dihormati dan dia telah ditugaskan untuk membimbing siswa Akademi Militer Sembilan.

Pada hari itu, Instruktur Marthon memilih untuk fokus pada latihan beladiri agar para siswa mampu melindungi diri mereka sendiri dalam keadaan apapun. Dia menyuruh setiap siswa untuk maju dan melawan dirinya untuk mengajarkan teknik beladiri dan menunjukan kelemahan dari masing-masing siswa.

Di tengah-tengah latihan, seorang siswa muda yang bernama Elena menunjukkan kecerdasan dan kekuatan yang luar bisa, Kapten Marthon dengan bangga memuji bakat dan memberinya pujian yang layak.

Dari sekian banyak siswa yang bertarung dengan Instruktur Marthon hanya sedikit yang menunjukan bakat beladiri yang menonjol sementara yang lainnya babak belur karena dihajar oleh instruktur marathon termasuk Ariel.

"teruslah melatih fisik kalian setiap pagi dan ikuti kelas beladiri untuk meningkatkan Teknik bertarung kalian, dan setiap bulan akan dilakukan penilaian kekutan spiritual yang kalian miliki" ucap instruktur Marthon di akhir kelasnya.

Namun, tidak semua siswa berbagi semangat dan dedikasi mereka. Beberapa di antara mereka terlihat cemas dan ragu, terbebani oleh tekanan dan ketidakpastian masa depan yang menghantui. Namun, dengan dorongan dan dukungan dari teman-teman mereka, mereka menemukan kekuatan untuk melanjutkan latihan mereka, bertekad untuk menjadi ksatria yang kuat dan setia pada Arkadia.

Saat matahari terbenam di ufuk barat, sesi latihan berakhir di waktu luang itu siswa dapat kembali ke asrama atau ke perpustakaan Akademi untuk menambah pengetahuan mereka.

Perputakaan Akademi

Setelah latihan sore yang melelahkan Ariel tidak langsung kembali ke asrama tetapi dirinya pergi keperpustakaan agar dirinya menjadi kuat tekad saja tidak akan cukup ia harus mempelajari teknik beladiri yang bagus.

"10 poin perang untuk memasuki lantai satu perpustakaan" ucap penjaga perpustakaan yang duduk di meja dekat pintu perpustakaan. "ini plakat saya" Ariel memberikan plakatnya kepada penjaga untuk mentrasfer poin. Setelah selesai ariel pun melangkah masuk kedalam perpustakaan lantai 1

Setiap siswa baru yang masuk kedalam Akademi akan diberikan 100 poin perang mereka dapat memperoleh poin perang dengan melakukan misi-misi yang ada di aula perang. Atau jika mereka anak bangsawan atau orang kaya dapat juga membeli dengan sejumlah uang untuk mendapatkan poin perang secara instan, tapi bagi Ariel itu tidak lah mungkin karena dirinya saja selama ini bergantung kepda Doran agar dapat terus hidu di kamp pengungsian.

Lantai satu dari perpustakaan Akademi cukup luas dengan rak-rak buku yang berderet sepanjang mata memandang dengan dihiasi lampu – lampu sebagai penerangan. Ariel mulai mencari buku beladiri yang menurtnya cocok untuk dia gunakan. Menyusuri rak demi rak dan membaca setiap buku yang dia temui. Dari rak di sudut ruangan ada getaran yang membuat Ariel berjalan menuju kearah rak tersebut. Di salah satu rak bagian bawah terdapat buku dengan sampul yang lusuh Ariel pun mengambil nya dan mencoba melihat isi didalamnya.

"Pelatihan Tubuh Dewa Petir" Ariel membaca judul buku itu dengan tulisan yang telah memudar.