Jantung Keira berdebar, dan ia cepat-cepat mendekati polisi itu, ingin mendengarkan dengan jelas apa yang dikatakannya.
Tapi pada saat berikutnya, sebuah tangan terulur dari samping polisi tersebut, dengan terburu-buru menekan tombol jeda. Teguran dingin terdengar. "Kasus ini belum terpecahkan, dan tidak ada bukti yang dapat diungkap di depan tersangka! Bukankah kau belajar apa-apa dari akademi kepolisian?!"
Polisi itu membersihkan tenggorokannya dengan cepat dan berkata dengan senyum pahit, "Maaf, Dr. Sims. Saya tidak seharusnya melakukan itu."
Yang berbicara adalah seorang dokter forensik wanita dengan pandangan serius di matanya yang mencerminkan keteduhan perdamaian dan keamanan negara. Dia berkata dengan dingin, "Tidak boleh ada kesalahan lagi."
"Ya."
Baru kemudian dokter forensik itu memalingkan pandangannya ke Keira. Alisnya mengernyit sedikit, tapi dia tidak mengucapkan sepatah kata pun. Dia memakai sarung tangannya dan membawa kotak alatnya menuju mayat tersebut.