Iman berjalan masuk dengan santai di ikuti oleh Darma, ketika mereka sampai di bagian dalam gua, seorang laki laki berbadan kekar terlihat duduk bersila di sebuah batu sedang menatap mereka, Ketika iman mendekat dia melambaikan tangannya, tanah mulai meninggi dan mulai membentuk dua buah kursi yang sangan elegan, Iman langsung duduk bersama Darma, Ketika laki laki itu akan bicara, Iman menghentakan kakinya pelan, tanah di depan mereka seketika meninggi membentuk sebuah meja yang indah, dan tiga teko the muncul diatasnya lengakap dengan pot dan pemanas air dari tanah liat. Melihat ini Darma melambaikan tangannya, beberapa helai daun teh herbal masuk kedalam pot pemanas air.
"Kalian sungguh menganggap tempat ini rumah kalian sendiri, huh…."
"Naga tua, sepertinya kamu terlalu lama sendiri, sehingga lupa bagaimana rasanya bersantai di temani orang lain" Darma berbica sambil menuangkan teh ke dalam cangkir teh yang ada di depan Naga tua itu.
"Minumlah itu, biar tubuhmu relax naga tua" Iman melanjutkan.
"Mau apa lagi kalian kemari, bukankah kalian sudah merampoku beberapa kali sampai esensi darahku kalian rampok juga" Naga tua itu berkata samabil mendengus, mengambil teh di depannya dan langsung menyesapnya.
Ketika teh itu masuk ke tenggorokannya rasa hangat yang sangat nyaman menyelimuti tubuh naga tua itu, pikiranya menjadi sangat jernih dan tenang, luka luka yang dia alami selama ini yang susah sekali di sembuhkan tiba tiba sembuh dan kini tubuhnya dan kekuatannya sudah Kembali ke puncaknya.
"sudahlah naga tua, auramu bisa menghancurkan gua ini, simpan kembali" iman mengingatkan naga tua itu
Mendengar ucapan iman, diapun langsung menarik dan menyembunyikan lagi auranya.
"apakah kita sudah bisa bicara sebagai teman sekarang?" Iman mengambil tehnya dan menatap naga tua.
"terimakasih manusia, aku naga azure, Long Bai, berhutang budi pada kalian" naga azure membungkukkan badannya.
"Sudahlah naga tua, kami juga sering merepotkanmu selama kami disini" ucap Darma.
"Sebagai ucapan terimakasih, aku akan mengabulkan satu permintaan darimu asalkan aku memilikinya dan sesuai dengan kemampuanku" kata Long Bai lembut setelah merasakan niat Iman yang tulus mengobati dirinya, selain itu mereka juga selalu mengganggu dirinya yang secara tidak langsung membuat ras kesepiannya selama ribuan tahun terobati selama mereka ada disini.
"Ding, tuan saya merasakan tubuh dewa naga secara samar di bawah tempat duduk naga tua itu, tuan bisa meminta itu, tubuh dewa naga bisa melengkapi kelima tubuh yang sudah tuan miliki sekarang.
"Naga tua, aku ingin apa yang kamu sembunyikan di bawah tempat dudukmu itu, aku tahu jika kamu menjaga tubuh dewa naga selama ini" kata iman santai.
Long bai langsung tidak bisa menghilangkan keterkejutannya, tanpa sadar dia bertanya "dari mana kamu tahu jika aku menjaga tubuh dewa naga di sini?"
"ha ha ha ha, Naga Tua, tidak akan ada yang bisa menyembunyikan sesuatu dari ayahku" celetuk Darma di sebelah Iman.
Naga tua itu menghela napas, "mungkin ini adalah takdir dari diriku, seperti yang sudah di ramalkan orang itu" bergumam dalam hatinya.
Naga tua itu langsung membuat gerakan tangan yang rumit, cahaya biru muncul di ujung jarinya, seketika membesar membentuk heksagram seukuran diameter roda mobil, yang kemudian di lemparkan ke atasnya, kesagram itu seketika membentuk tabung transparan diman naga tua itu yang ada di dalamnya.
"Manusia, aku sudah menunggu selama ribuan juta tahun sampai saat ini tiba, sesuai janjiku aku akan memberikan tubuh ini padamu, bisa tidaknya kamu menyerap tubuh ini akan tergantung takdir dan kemampuanmu"
setelah longbai mengucapkan kata itu dia langsung berubah jadi cahaya dan digantikan dengan tubuh naga yang sangat besar, tekanan auranya hampir mengahancurkan gua itu, jika Iman tidak membuat aray pertahanan di sekitarnya.
"Ding, tubuh Dewa naga di temukan apakah tuan ingin menggabungkannya dengan tubuh kekosongan ?"
"Gabungkan!"
"Ding, penggabungan tubuh dimuali…10%....30%...50%...80%..100%"
Ketika tubuh dewa naga terserap sempurna, suara sytem terdengar lagi "Ding penyerapan selesai dengan sempurna, system akan mengintegrasikan tubuh dewa naga dengan kelima tubuh tuan yang lain, tuan akan merasakan sakit, tuan harus tetap mempertahankan kesadaran"
Iman mulai merasakan sakit di sekujur tubuhnya yang kini di sinari oleh cahaya hijau, hitam, putih, biru dan keemasan, tubuhnya mulai di lebur dan di rekontruski ulang menjadi tubuh yang baru, hal ini berlangsung beberapa jama sampai akhirnya selesai menjelang tengah hari di hari berikutnya.
Darma yang melihat ini memancarkan perassan kekaguman pada ayahnya, walaupun itu hanya tubuhnya, sedangkan jiwanya adalah Imanuel dari dunia lain.
Ketika semua sudah berakhir, iman Kembali menginjakan kakinya di tanah dan memeriksa tubuhnya, kini dia merasakan kekuatan yang sangat besar walau hanya menggunakan kekuatan fisiknya saja, dia bisa mengalahkan seribu orang di ranah dewa sejati.
"Ayah, kamu baik baik saja?" Darma berjalan mendekat kearah ayahya.
"Ayah baik abik saja, diamana naga tua, kenapa aku tidak melihatnya?" tanya iman sambil melihat ke kanan dan kekiri.
Belum sempat Darma menjawab, kepulan asap tipis muali berkumpul di atas tempat long bai duduk sebelumnya, lama kelamaan membentuk sbuah sosok yang mirip dengan naga tua, setelah terbentuk sempurna dia langsung mendekat dan bersujud.
"Hamba Long Bai, bertemu dengan dewa naga"
"naga tua, apa sebenarnya yang terjadi, kenapa kamu bersujud padaku, aku tidak suka ada yang bersujud di hadapanku, bangkitlah!!!"
"Tuan kini adalah Dewa naga yang di ramalkan, ribuan tahun yang lalu terjadi pergolakan di seluruh alam semesta, semua ras merasa paling kuat sehingga ingin menguasai seluruh alam dan menjadikan ras yang lain menjadi budaknya, saat itu munculah seorang pemuda yang memiliki garis darah semua ras, dia mengalahkan semua kekuatan yang sombong itu termasuk ras iblis, sehingga mereka tunduk pada anak muda itu, seiring waktu berjalan ras iblis mendapatkan artefak sugawi yang mampu mengekang kakuatan musuh sehingga tidak mampu lagi bertarung, mereka menyerang banyak ras yang lain dan memperbudaknya, pemuda yang memiliki semua garis darah ras yang ada di alam ini akhirnya memutuskan untuk menghancurkan artefak itu dengan mengorbankan garis darahnya, artefak itu hancur begitu juga dengan tubuh pemuda itu dan garis darahnya tersebar ke seluruh alam, semua ras berduka, namun dalam kedukaan itu, sorang laki laki tua entah datang dari mana meramalkan jika pemuda itu masih hidup, dia akan mengambil apa yang dia tinggalkan satu demi satu suatu saat ini dan akan memimpin semua mahkluk dengan welas asih, nama pemuda itu adalah Iman Wardana"
"lalu apa hubungannya denganku, nama yang sama bukan berarti orang yang sama kan?" ucap iman penasaran.
"benar tuanku, namun tubuh dewa naga tidak bisa di serap oleh siapapun kecuali pemiliknya sendiri" jawab naga tua itu dan mulai memudar.
Iman yang masih bingung hanya bengong melihat nag tua itu berubah menjadi asap tipis dan ke mudian menghilang tertiup angin.
"system apakah kamu tahu apa yang terjadi?"
"Ding, maaf tuan, nanti tuan akan tahu sendiri seiring berjalannya waktu"
Iman hanya bisa diam mendengar kata kata system yang terdengar di benaknya, namun dia dengan cepat mengacuhkan dan bergumam dalam hatinya "biarlah waktu yang akan menjelaskannya nanti"