Chapter 3 - Bab 3

"Ding, system merasakah aura naga tua di sebelah kiri tuan, tuan bisa menghancurkan tembok gua itu untuk mengetahuinya"

 

Iman tersenyum dan langsung mengarahkan pukulannya ke tembok di sebelah kirinya.

 

Duarrrr…

 

Asap debu mengepul di mana mana, beberapa saat kemudian debu itu menghilang digantikan dengan pemandangan yang sangat mengejutkan, terlihat seorang pemuda seumurannya sedang Bersiap untuk melarikan diri dengan banya artefak di depannya yang hendak di masukan ke beberapa cincin ruang di jarinya.

Ketika dia melihat jika itu adalah iman dia sangat terkejut, karena ruangan tempatnya sekarang dalah ruang rahasia khusus yang terbuat dari artefak surgawi, yang bahkan dewapuntidak akan bisa menemukannya.

 

"ha ha ha ha, kamu naga tua, ingin memonopoli warisah dewa naga ya?" celetuk Darma.

 

Naga tua yang kini memliki rupa seperti pemuda itu, langsung berlutut di depan Iman "maafkan hamba tuan, hamba tidak ada maksud untuk melakukan hal seperti itu"

 

"hmmm, kalo begitu jelaskan!" Iman memandang pemuda itu dengan datar.

 

"Tuan, hamba hanya diminta menjaga tubuh dewa naga sampai tuan datang, setelah itu hamba boleh mengambil smua yang ada di ruangan ini"

 

Iman berjalan dan menyentuh kepala pemuda itu, seketika semua ingatan pemuda itu terserap kadalam kepalanya, setelah itu di melepaskan tangannya dan Kembali ke tempatnya semula.

Dia melihat jika pemuda ini bukanlah naga tua, namun naga tua itu hanya jiwa leluhur naga yang kebetulan memuliki hubungan dengan dewa naga, dan pemuda ini adalah tubuh yang di pinjam oleh naga tua itu dengan syarat dia akan di bantu dalam kultivasinya.

 

Setelah beberapa saat setelah pemuda sadar, dia melihat Iman dan Darma bergantian dan kemudian bersujud, "jangan bunuh saya tuan, saya bersedia menjadi budak tuan dan tuan muda"

"siapa namamu?" tanya Iman

 

"nama saya Anbu Tuan, tolong jangan bunuh saya" pemuda itu memohon dengan posisinya yang masih berlutut.

 

"baiklah aku akan mengampunimu, aku tidak percaya denganmu, bersediakah kamu melakukan kontrak jiwa denganku?"

 

"Saya bersedia Tuan" ucap Anbu tanpa berpikir Panjang, dia sudah melihat kehebatan laki laki di depannya ini, walaupun saat itu tubuhnya di pinjam oleh naga tua itu namun jiwanya masih bisa melihat apa yang terjadi di duania nyata.

 

"bukalah ruang jiwamu" setelah berkata begitu Iman menggaraakakan tangan dam symbol symbol rumit muncul di kehampaan berubah menjadi cahaya dan merasuk ke tubuh Anbu melalu celah diantara alisnya, beberapa saat kemudian cahaya putih menyelimuti tubuh Anbu, sebuah symbol naga warna merah terbentuk di dalam jantung Anbu, setelah symbol itu terbentung sinar yang menyelimuti tubuhnya langsung terserap kadalam symbol itu.

 

"aku tidak akan memperlakukanmu sebagai budak, jadi kamu bisa bebas melakukan apapun yang kamu mau asalkan itu tidak merugikan orang lain, sekarang bangkitlah, aku tidak suka ada yang bersujud di depanku" kata iman santai.

 

setelah itu Anbu mengembalikan semua harta yang ada disana pada Iman, namun iman tidak mau meneriamanya dan menyerahkan semuanya pada Anbu, hal ini membuat Anbu tambah hormat pada Iman, jika itu orang lain, dia pasti memonopoli semua harta itu sebagai atasan Anbu.

 

"kemana kita akan pergi selanjutnya tuan" tanya Anbu setelah selesai membereskan isi ruangan itu.

 

"kemana kita akan pergi sekarang leluhur?" kata iman santai sambil menatap Anbu.

 

Iman tahu, jiwa leluhur masih berada di dalam tubuh Anbu saat melakukan kontrak jiwa, sehingga dia langsung bertanya.

 

"he he he, manusia, aku kira kamu tidak akan mengetahui jika aku masih di dalam tubuh manusia muda ini" sebuah suara dari kehampaan terdengar di ikuti kepulan asap yang muncul dari kehampaan.

 

"naga tua, berhentilah memanggil kami manusia, kami punya nama tahu!" ucap ketus Darma yang sudah kesal dengan Long Bai.

 

"ha ha ha maaf akan aku bocah, mari kita berdamai, ayahmu adalah tuanku sekarang, kau boleh memanggilku kakek long atau si tua long"

 

"baiklah kakek long, tunjukan jalan, kemana kita akan pergi sekarang" ucap Darma sambil melihat kea rah kepulan asap yang kini sudah berbentuk sosok manusia tua berjanggut putih.

 

"Maafkan saya Tuan, karena saya lama tidak keluar dari hutan ini saya juga tidak mengetahui informasi apapun tentang benua ini!" ucap Long Bai sambil melihat kearah Iman.

 

Ketika iman akan memanggil system, Anbu menyarankan mereka untuk mampir dulu kekediaman mereka di kota Otawa, Iman akhirnya menyetujuinya, dia ingin mengetahui semua hal tentang dunia ini secara nyata, walaupun dia punya system yang bisa memberikan penjelasan, namun itu hanya narasi saja sehingga sampai saat ini, hanya anbu manusia pertama yang dia temui di dunia ini.