Chereads / Another World Messiah / Chapter 7 - Berubahnya Dunia

Chapter 7 - Berubahnya Dunia

Beberapa hari telah berlalu pasca Makoto bermimpi bertemu dengan Airil yang asli.

Hari ini, Airil memiliki sebuah agenda resmi. Ya seperti bangsawan pada umumnya, dia harus mewakili keluarga kerajaan untuk datang ke sebuah pesta yang diselenggarakan seorang bangsawan. Ini merupakan pesta debut dari putra bangsawan tersebut, jadi dia mengundang banyak bangsawan.

"Count Buna kah.."

Di dalam kereta dalam perjalanan ke pesta tersebut Airil yang sendirian bergumam pelan. Dia tahu nama pemilik pesta kali ini, dia yakin akan ada sebuah tragedi disini, tetapi dia tidak tahu tragedi apa itu.

Dua jam kemudian dia sampai di depan sebuah mansion, tempat pesta tersebut dilaksanakan. Tentu saja perjalanannya memakan waktu lama karena dia memakai kereta kuda yang berjalan pelan demi kenyamanan dirinya, setidaknya itulah yang dia tahu.

"Selamat datang, Yang Mulia Airil," ucap seorang penjaga gerbang mansion dengan penuh hormat dalam menyambutnya.

Lalu, pintu gerbang pun dibuka untuk kereta kudanya. Di sana sebuah mansion besar dengan air mancur ditengah jalan menuju mansionnya terlihat sangat cantik.

"Sejauh yang aku tahu, keluarga Count Buna memegang wilayah Bunarian yang masuk ke wilayah Duke Friza di barat kekaisaran. Wilayah ini merupakan wilayah penghasil tambang yang terkhusus untuk perhiasan, jadi wilayah ini benar-benar kaya. Tapi, aku tidak menyangka mansionnya benar-benar semewah ini untuk sekelas count"

Airil merasa terpesona saat melihat keindahan mansion tersebut.

Dia lalu memasuki mansion tersebut dimana dia langsung disambut dan didekati oleh banyak bangsawan. Yah, tentu saja itu karena posisinya sebagai putra mahkota kekaisaran. Walaupun pertunangannya dengan Lucy belum diumumkan, tetapi dia yakin bahwa para bangsawan seharusnya sudah tahu akan hal itu. Jadi, alasan kenapa dia tetap didekati pastilah karena posisinya, setidaknya jika Airil naik tahta walau mereka tidak menjadi permaisuri tapi mereka masih bisa menjadi selir ataupun sekedar simpanan. Ini merupakan hal lumrah yang umum terjadi di dunia dimana feodalisme mengakar kuat dan para bangsawan feodal berkuasa.

Lalu, setelah saat-saat berlalu ditengah-tengah pesta, seorang pembawa pesan masuk secara paksa ke pesta tersebut.

"Permisi ini keadaan darurat!" ucap sang pembawa pesan setelah membuka pintu mansion dengan keras.

Dalam satu momen, perhatian semua orang tertuju pada pembawa pesan tersebut.

"Kepada Pangeran Airil, tolong kembali ke istana sekarang! Istana saat ini sedang kacau akibat penyerangan!" ucapnya.

Airil yang mendengar ini begitu terkejut, dan tanpa sadar gelas yang dia pegang terjatuh dan pecah begitu saja. Akan tetapi, dia tidak mempedulikan hal itu malah dia segera berlari ke arah pembawa pesan tersebut.

"Apa maksudmu?! Cepat jelaskan!" ucap Airil membentaknya, terlihat jelas di wajahnya bahwa dia sangat panik.

"Ma-maaf, Yang Mulia, tapi kita tidak punya waktu lagi!" balasnya, pembawa pesan itu sama paniknya dengan Airil.

"Tch, ayo ikut aku sekarang!"

Lalu Airil menarik paksa sang pembawa pesan tersebut dan pergi meninggalkan pesta. Dengan kecepatan penuh kereta kuda yang dia tumpangi melaju kembali ke ibukota kekaisaran.

Sementara itu di istana kekaisaran.

Maiden yang melihat kekacauan ini hanya tersenyum pahit. Dia berada di balkon kamarnya sendirian.

"Jadi, sudah saatnya. Aku pikir aku bisa minta maaf pada putraku karena tidak menjelaskan semuanya, tapi sepertinya sudah terlambat ya. Ngomong-ngomong, kamu mengincarku kan...?" ucapnya pada seseorang.

Seseorang tersebut lalu muncul di dekatnya.

"Begitu, jadi kau menyadarinya, seperti yang diharapkan dari seorang Maiden," jawabnya sambil tertawa.

"Aku tidak menyangka hal ini, kenapa orang dari dunia lain sepertimu nekat melakukan kejahatan di dunia yang kamu tak tahu? Apalagi mata itu.., mata dewa kuno..., apa kamu berniat merubah paksa dunia?" tanya Maiden dengan tenang, walaupun nyawanya sedang terancam.

"Haha,itu benar! Bukankah itu rencana yang luar biasa? Sebuah masterpiece di dunia ini dan yah jika kau bertanya kenapa maka alasannya sudah jelaskan?Tentu saja karena dunia ini menjijikkan, aku direinkarnasikan ke dunia ini sebagai rakyat jelata dan apa kamu pikir aku akan menerima itu begitu saja?" jawab orang misterius itu.

"Sungguh menyedihkan hanya karena alasan sepele seperti itu kamu melakukan hal seperti ini. Yah biarlah, nanti pun pada akhirnya kamu akan mati di tangan sang utusan," balas Maiden.

"Utusan? Omong kosong macam apa itu? Yah terserahlah, jika nanti ada utusan yang muncul aku juga akan membunuhnya," ucapnya lalu dia kembali tertawa keras.

Lalu, orang misterius itu melancarkan aksinya. Ya, dia membunuh sang Maiden.

Di sisi lain, Airil yang baru saja sampai segera menerobos masuk ke istana kekaisaran. Dia mencari ibundanya, Maiden. Dia terus mencarinya hingga dia sampai di balkon tersebut.

"Ibunda...?" ucapnya, dia terlihat sangat syok melihat ibundanya, sang maiden tergeletak bersimbah darah.

"Ibundaaa!!"

Dia lalu lari ke sisi ibundanya.

"Tolong bertahanlah, aku mohon!" ucapnya, dia mulai menangis, hatinya sakit melihat itu. Sementara itu, Maiden yang mendengar suara putranya membuka mulutnya.

"Airil, putraku..., kamu sudah disini?" tanyanya dengan lemah.

"Ya, ibunda! Tolong bertahanlah! Aku akan segera menyembuhkanmu!" ucap Airil terburu-buru.

Lalu, dia mulai merapal sihir suci tapi sayangnya selalu gagal.

"Kenapa...?" ucapnya tak percaya.

Dengan ingatan dari Airil yang asli seharusnya dia dapat merapalkan sihir dengan mudah, tapi entah kenapa itu selalu gagal.

"Kamu pikir aku ini bodoh? Aku telah memasang penghalang anti-sihir disini, kau tahu?"

Tiba-tiba seseorang muncul di dekat mereka, lebih tepatnya dia sedang duduk sambil meminum teh.

"Siapa kamu..?" tanya Airil lemah.

"Siapa aku? Bukankah seharusnya kamu tahu? Aku pembunuh ibumu sang maiden," ucapnya santai seakan-akan itu bukan apa-apa.

"Ke-kenapa? Kenapa kamu melakukan ini..?" tanya Airil kebingungan.

"Kenapa? Tentu karena aku merasa dunia ini tak adil kan? Kenapa juga aku harus bereinkarnasi ke dunia ini sebagai rakyat jelata padahal aku di Bumi adalah orang kaya?" jawabnya santai.

Airil yang mendengar ini begitu terkejut.

"Bu..-bumi..? Mungkinkah...seorang reinkarnator..?" gumamnya.

Lalu, setelah obrolan singkat itu pintu kamar tersebut di dobrak. Nampak sekelompok ksatria kerajaan bersama sang putri memasuki ruangan tersebut.

Airi yang melihat kekacauan itu segera berlari menuju ibundanya bersama dengan para ksatria. Lalu, kejadian "itu" terjadi.

"Kenapa!? Kenapa kamu melakukan ini!?"

Airi berteriak lalu dia langsung menyerang Airil. Airil yang tidak pernah menyangka terjadinya hal ini begitu terkejut dan dia tidak bisa sepenuhnya menghindari serangan Airi.

"Argh..!" teriaknya, dia secara refleks melompat mundur, tetapi mata kirinya telah tertebas oleh pedang pendek yang dibawa Airi dan itu mengeluarkan darah.

"Mataku...?" ucapnya terkejut sambil memegangi mata kirinya yang berdarah. Dia tidak bisa lagi melihat melalui mata itu.

"Kenapa...? Kenapa kamu menyerangku Airi..?" tanya Airil pada adiknya, dia masih tak percaya akan hal ini.

"Diam dasar pembunuh! Kalian tangkap dia!" balas Airi kasar lalu dia memerintahkan para ksatria untuk menangkap Airil.

Airil yang melihat ini semakin terkejut, dia bingung akan apa yang terjadi, tapi saat dia melihat mata orang misterius itu,

"Mata itu...!? Kamu.., kamu.. menggunakan kekuatan dewa untuk merubah paksa dunia!?" teriaknya pada orang misterius tersebut.

Dia tahu mata itu, dua hari yang lalu dia sempat pergi ke perpustakaan istana dan membaca banyak buku, salah satunya adalah tentang para dewa termasuk dewa kuno. Mata itu termasuk mata dewa kuno yang pernah ada di masa lalu, mata yang dapat mengubah paksa dunia lebih tepatnya mata itu dapat memanipulasi takdir sekali, itulah kemampuan utamanya. Dia tidak tahu darimana orang dunia lain yang sama-sama bereinkarnasi sepertinya mendapatkan mata seperti itu.

Sementara itu, orang itu hanya membalasnya dengan tawa menghina.

"Kamu baru sadar? Itulah kenapa kamu disebut pangeran sampah," ucapnya.

Lalu, Maiden yang sekarat dan mendengar semua ini memusatkan tenaga terakhirnya, setidaknya dia ingin menyelamatkan putranya.

"Airil..pergi.., pergi dari sini, menjauhlah dari umat manusia. Ingat ini, mulai sekarang kamu adalah musuh mereka," ucap sang Maiden lemah lalu tangannya langsung jatuh tergeletak begitu saja dan akhirnya dia telah menghembuskan nafas terakhirnya.

"I-ibunda...Sialan! Sialan! Sialan! Jangan bercanda denganku! Setelah merenggut nyawa ibuku, kamu juga ingin merenggut kehidupanku!? Berhenti dengan omong kosongmu itu!!"

Airil berteriak keras lalu di matanya sesuatu muncul, pupil di mata tersebut berubah dari yang tadinya hitam legam menjadi merah dengan bentuk pentagram.

Lalu, Airil yang marah hendak menyerang orang misterius tersebut, tapi segera dihadang oleh para ksatria dan dia berakhir disudutkan.

Merasa kalau saat ini dia tidak memiliki pilihan lain lagi, Airil lalu memutuskan untuk melompat dari balkon dan dia segera melarikan diri dari ibukota kekaisaran.

Mulai hari ini, dia menyadari bahwa dia bukan lagi putra mahkota kekaisaran, tetapi dia adalah pembunuh sang Maiden. Dan, dia tidak akan pernah kembali ke hadapan dunia sampai beberapa waktu kemudian.