5 tahun yang lalu 27 Juli 2019
Derap kaki terdengar di seluruh lorong sekolah yang sudah kosong. Sekarang waktu menunjukkan pukul 07.05 dengan rok birunya alika berjalan sambil berlari-lari kecil, ia sudah bolos di hari pertama dan di hari kedua pun ia telat. Bagaimana bisa seorang anak baru pindahan tiga bulan yang lalu sudah melakukan banyak sekali pelanggaran di minggu pertama di kelas delapan ini.
Kelas alika berada di lantai tiga setelah mengeluarkan seluruh tenaga untuk berjalan menuju kelas. Alika sampai dalam keadaan ngos"an. Dengan perasaan gugup ia membuka pintu secara perlahan. Menonjolkan kepalanya perlahan di pintu, lalu ia melihat suasana didalam kelas tersebut. Suasana yang awalnya ramai menjadi hening. Alika masuk dengan keadaan kikuk karena ia menjadi perhatian satu kelas. Ia masuk lalu salim kepada guru di depan, setelah itu duduk di bangku yang kosong. Setelah merapihkan tas dan memperhatikan kedepan. Guru yang sedari tadi duduk di depan mulai mengangkat suaranya.
"jadi anak-anak kita ada kedatangan anak baru lagi. Kemaren dia gak masuk karena masih di kampung, Jadi kita mulai kenalan yaa. Perkenalkan diri kalian, cita" kalian lalu hobi kalian yaa... dimuai dari depan kanan ibu" kata guru itu.
Lalu satu persatu pun mulai memperkenalkan diri kembali hingga giliran alika yang memperkenalkan diri.
"eum.. perkenalkan nama saya alika azahra bisa di panggil alika atau zey, cita-cita saya masih belum tau dan hobi saya adalah menggambar". Setelah alika memperkenalkan diri ia duduk Kembali.
Setelah perkenalan selesai, guru itu pun memperkenalkan diri. "nah karena semua sudah memperkenalkan diri masing-masing, sekatang ibu yang akan memperkenalkan diri, nama ibu 'bu tri' salam kenal semuanya."
Setelah bu tri berbicara seseorang mengetuk pintu. Bu tri pun membuka pintu kelas dan berdirilah seorang ibu-ibu paruh baya yang tidak lain dan tidak bukan adalah ibu alika. Ia membawa kue pesanan alika untuk untuk dirayakan didalam kelas. Sekalian tanda permintaan maaf karena alika sudah bolos di hari pertama. Satu kelas terkejut dan terheran-heran. Bu tri pun menerima kue pemberian dari ibu alika untuk dibagian keteman-teman nya satu kelas.
"eh, ada apa ini.... Ternyata teman kalian hari ini ada yang ultah! Sinih alika maju..." suruh ibu tri kepada alika untuk maju ke depan.
Alika pun berdiri dan maju ke depan. Dengan keadaan yang canggung alika pun memegang kue tersebut. Walau keadaan kikuk, ia tetap tersenyum sambil mengamati sekitar tetapi tatapannya terhenti pas di tengah-tengah meja paling depan, matanya terhenti. Mata lelaki itu bertemu dengan tatapan alika, tetapi itu adalah hal wajar karena memang alika sedang berdiri di depan. Yang menjadi tidak wajar adalah perasaan alika yang tumbuh saat itu.
Ketahuilah, jika alika tau kejadian di masa depan maka ia tidak akan menumbuhkan perasaan malapetaka ini.