Namaku Natsume Akito.
Seorang siswa sekolah menengah tahun kedua di suatu tempat di Tokyo.
"Hemmmmmpp... haaaaaaaa .... Seperti biasa, udara pagi hari memang menyegarkan ..."
Tadinya aku ingin berkata seperti itu, tapi ... aku melihat gundukan sampah tepat di samping tempatku berdiri ....
Bau njirrr!!!
Aku dengan cepat menjauhi tempat itu dan kembali meneruskan perjalanan.
Yah ... meskipun ada yang mengganggu barusan, aku akan memaafkannya untuk kali ini.
Kau ingin tahu mengapa?
Karena suasana hatiku sedang baik.
Kalau kalian sebegitunya ingin tahu, berberapa hari yang lalu, aku telah terbebas dari status seorang penyendiri yang kesepian ... Yah, singkatnya aku telah menyatakan cintaku kepada teman sekelasku yang telah lama aku sukai beberapa hari yang lalu.
Dan tentu saja~ Dengan wajah yang tampan dan penampilan keren seperti diriku ini, mana ada wanita yang berani menolakku.
Walaupun ada, mungkin itu hanya orang yang buta atau dia memang mempunyai selera yang aneh yang tak mengerti dengan ketampanan ku ini.
Yah~sekarang aku kini mempunyai Pacar.
Jadi, selamat tinggal para jomblo berminyak yang jarang keluar rumah!!! Kini aku sekarang berbeda golongan dengan kalian.
Ketika aku berjalan sambil bersenandung riang, seseorang menyapaku dari suatu tempat.
"Akito-Chan~ apakah mau berangkat sekolah?"
" ... Hm? Oh ... Iya, Chiyo-Baasan. Selamat pagi." Aku menyapanya dan berjalan mendekatinya.
Dia adalah tetangga penjual jajanan di depan rumahku, dia sudah ku anggap seperti Nenekku sendiri.
Karena semenjak aku kecil, dia sering merawatku seperti cucunya sendiri.
Yah ... meskipun panggilan 'Chan' itu agak sedikit memalukan bagiku yang keren ini. Tapi aku akan menahannya.
"Selamat pagi~ Oh! Tunggu dulu disini sebentar Nak, ada sesuatu yang akan Nenek berikan padamu."
Setelah mengatakan itu, dia langsung masuk ke dalam ...
Yah~ aku tahu apa yang dia ambil, dia terkadang memberikanku jajanan dan bahkan uang saku.
Aku tak tega untuk menolak pemberian nya. Jika aku menolaknya, terkadang dia terlihat sedih dan bahkan memaksaku untuk mengambilnya.
Lagipula dia telah lama menjalani hidup seorang diri ... Jadi terkadang, ketika aku punya waktu luang, aku sering mampir untuk menemuinya.
Tidak butuh waktu lama, dia pun membawa beberapa jajanan dan memberikannya padaku.
"Nah, ambil dan makanlah! Akhir-akhir ini kamu terlihat kurusan. setidaknya tambahlah porsi makananmu! Anak muda itu harus tumbuh dengan sehat."
"Hehehe. Iya, terimakasih Chiyo-Baasan"
Akupun mengambilnya dengan senang hati dan memasukkannya kedalam tas.
"Dan juga .... "
Dan ketika aku melihat Chiyo-Baasan mengambil dompetnya dan mengambil beberapa uang, akupun pura-pura tidak lihat dan mengalihkan pandangan.
"Ambil ini! Untuk jaga-jaga, mungkin kamu akan membutuhkannya."
"Eh!? Padahal tidak perlu repot-repot. Ini juga kan untuk keperlua-"
"Hmph! Katakan itu jika kau tak mengambil uangnya! "
"Hehehe ..." Aku dengan malu-malu mengantongi uang yang telah kuambil." Terima kasih ..."
"Iya. Segeralah berangkat! Nanti terlambat."
"Iya. Kalau begitu sekali lagi, terima kasih, Baasan." ucapku sambil membungkuk dan melangkahkan kaki untuk pergi
"Ya. Hati-hati di jalan~"
.
.
.
Ketika aku berlarian dalam suasana hati yang baik, aku memikirkan betapa beruntungnya aku ini.
Mungkin kini aku dalam masa puncak kehidupanku?
"Yah~mungkin hari ini juga hari yang baik untukk-"
Weeoeonggg!!!!
"Waaaa!!! Njirr kaget!!"
Ketika aku terjatuh karena terkejut, aku melihat seekor kucing hitam berlari menjauhiku.
Em. Sepertinya aku barusan tak sengaja menginjak ekornya atau sesuatu.
"Fyuh~ ada-ada saja ..."
Ketika aku mencoba untuk berdiri, aku merasakan sesuatu yang terasa lembek di ujung jari tanganku.
"Hm? Apa ini?"
Aku mempunyai firasat buruk dan perlahan mendekatkan tanganku yang menyentuh benda lembek itu ke dekat hidungku.
"Ueeekkk! Bau!
Mungkin itu kotoran hewan atau sesuatu.
"Akh! Sial!"
Aku mencoba untuk berdiri ...
Kaaakk ... kaaakk ... kaaakk ...
Tapi dikagetkan oleh suara burung Gagak dan terjatuh kembali.
"..."
.
.
.
Untuk beberapa saat kemudian setelah aku membersihkan tangan dan beberapa bagian pakaianku yang kotor, aku melanjutkan perjalananku ke sekolah.
"Akh! Kampr*t!!! Mengapa hal ini terjadi padaku. Uang yang telah diberikan Chiyo-Baasan sebelumnya juga hilang entah kemana ..."
Ketika aku menggerutu seperti itu, aku disadarkan kembali oleh suara keras yang mendekat ke arahku.
TTIIIIIIITTTTTTTTT!!!!!
"Truk? ... -Kun?"
Huh! Tak semudah itu Ferguso.
Begini-begini juga aku cukup percaya diri dengan tubuh Atletis ku.
Saat itu juga, aku menghindar dan berhasil melompat ke samping untuk menyelamatkan diri.
Setelah Truk itu melewati diriku tanpa mengurangi kecepatannya, aku mengacungkan jari tengah ku dan berteriak.
"Woooyyy!!! Hati-hati lah kalo-"
Tinnn-tiiinnnn!!!
"Ah!"
Jebreddd!!!!
Yang aku sadari setelah itu, tiba-tiba pandanganku tepat berada di atas aspal.
Lah? Njirr. Apa yang terjadi?
Tubuhku seakan mati rasa.
Agak sulit untuk digerakkan ... Hm?! Darah?
Apakah itu darahku?
"Ad ... ... ... ban ... ... ... kecelakaan"
"As... ... ga"
"Semua ... moh... ... ten... "
Ah ... banyak sekali orang ... mereka bicara apa? ... berisik. Ini bukan tempat pertunjukkan, Kalian tahu?
Oyoy ... beberapa tempat di sekujur tubuhku bahkan kini mulai terasa panas.
Tapi ada juga rasa dingin yang kurasakan dari ujung kepala sampai ujung kaki ... itu ... itu mungkin buruk.
Kini sekarang aku tahu. Mungkin aku tertabrak oleh sesuatu.
Dan darah yang saat ini kulihat mungkin ini darahku? Ada begitu banyak ...
Apa aku akan mati? Orang-orang mati ketika mereka kehilangan banyak darah, bukan?
A-aku tak ingin mati.
Aku hanya berpacaran baru seminggu. Bahkan aku masih belum melakukan apapun padanya.
Ah ... kesadaranku ...
Aku ... Tak ingin ... mat ...
Aku menutup mataku dan setelah itu, aku tak tahu apa yang terjadi.
◆◇◆◇◆◇◆◇
"Senang bertemu denganmu, Natsume Akito."
"Hah?!"
Apa yang terjadi?
Siapa dia?
Aku cukup yakin bahwa ingatan terakhirku adalah saat aku terlibat kecelakaan.
Dan ... dimana ini?
Aku dengan linglung menatap sekeliling.
Hanya ada warna putih di sekelilingku yang terasa tidak normal.
Yang berbeda hanyalah tempat ku berada saat ini.
Aku duduk di sebuah kursi yang berhadapan dengan seorang wanita cantik yang tersenyum menatap ke arahku.
"Ermm ... apakah aku sudah mati?"
Hanya itu kesimpulan ku.
"Hmmm ... bisa dibilang iya, juga bisa dibilang tidak ..." jawabnya, sambil terlihat seolah dia sedang berpikir.
Emm ... apa yang dia bicarakan sih?
" ... Apakah kau Malaikat?"
Jika memang aku sudah mati, wanita yang ada dihadapanku ini mungkin Malaikat atau Dewi yang akan membimbingku ke suatu tempat atau sesuatu seperti itu ... mungkin?
"Ara~ Terima kasih. Tapi, sayang sekali bukan itu. Saya adalah seorang 'Pengawas'."
"Pengawas?"
"Karena saya tidak punya banyak waktu, saya akan ke intinya. Natsume Akito, apakah anda ingin hidup kembali?"
"... Hidup kembali?"
"Iya, tetapi tentu saja itu tidak gratis."
"Jadi aku harus bayar?"
"Iya, tetapi bukan cara pembayaran yang seperti yang anda bayangkan. Apakah anda sering mendengar tentang Dunia Lain? Mungkin anda lebih familiar dengan kata 'Isekai'?"
Isekai? Ap-apa jangan-jangan sesuatu seperti itu?
Akau akan dikirim ke Dunia Lain dan diberikan kekuatan Cheat yang tidak masuk akal kuatnya dan membentuk Party Harem yang dikelilingi banyak wanita cantik?
"... Sayang sekali, tapi bukan itu."
"Eh?"
Apa dia dapat membaca pikiran?
"Sama sekali tidak. Hanya saja itu terlihat jelas di wajah anda."
"O-oh ..."
"Yang saya maksud bukan itu. Anda bisa hidup kembali sebagai Natsume Akito seperti sebelumnya yang tinggal di Jepang. Selama anda mengerjakan misi yang akan diberikan."
"Emm... apakah itu bisa dilakukan? Bukankah aku sudah mati?"
Ada juga kekhawatiran lainnya. Seperti mayatku bagaimana? Lalu, akan menjadi seperti apa raut wajah orang-orang yang ku kenal jika melihatku bahwa aku baik-baik saja?
Mungkin mereka akan menganggapku sebagai hantu atau sesuatu seperti itu ...
"Kuasa para Dewa tidak terbatas. Anda tidak perlu khawatir tentang hal itu."
Aku tidak tahu tentang kuasa Dewa itu. Jadi lewat saja.
"Lalu. Misi apa yang harus aku lakukan untuk bisa hidup kembali itu?"
Mendengar pertanyaanku, 'Pengawas' itu tersenyum lebih dalam.
"Akhirnya anda bertanya. Tugasnya tidak terlalu sulit. Anda hanya perlu menjalankan misi yang diberikan untuk mengirim orang-orang tertentu ke Isekai. Jadi anda akan bertugas menjadi salah satu dari 'ISEKAI DELIVERY SERVICE'"
Tanpa sadar aku membuat wajah aneh.
Apa-apa itu njirrr.
Bersambung ...