Chereads / Master of LYNK / Chapter 63 - Bab 3, Chapter 63: Pencarian Raven Part 3

Chapter 63 - Bab 3, Chapter 63: Pencarian Raven Part 3

Setelah Zaka menarik kembali blood spike nya, tiba-tiba Aruta langsung bergegas menutup pintu saat dia masuk tadi. Setelah menutup pintu itu, Aruta langsung bersandar lemas di pintu itu.

"Loh, kenapa Aruta?" tanya Zaka.

"T-tidak. Enggak kenapa-napa kok," jawab Aruta dengan suara yang sedikit pelan.

Zaka sempat curiga tapi dia tak mau terlalu banyak membuang-buang waktu. "Apa yang kau temukan di lantai atas?" tanya Zaka kembali fokus dan menatap Aruta serius.

"Enggak ada apa-apa. Aku nemu jalan turun dan akhirnya ketemu kamu," jawab Aruta menyilangkan tangannya dan menggosok-gosok lengan atasnya. "Tempat ini aneh sekali."

"Maksudmu?" tanya Zaka mengangkat salah satu alisnya.

"Aku tadi dikejar-kejar sama junoi aneh. Tapi saat aku hampir sampai di sini, junoi itu hilang entah kemana," ujar Aruta.

"Loh? Kamu lari? Kamu kan penyihir juntoshi. Harusnya kan bisa ngelawan," ujar Zaka menghampiri pintu yang sedang Aruta sandari. "Apa karena itu kau lari? Hehe minggir-minggir. Coba sini aku lihat," ujar Zaka.

Aruta berjalan minggir dan Zaka mulai memegang gagang pintu itu. "Emang junoinya sekuat apasi- loh??" Zaka sangat terkejut saat dia membuka pintunya dan cahaya senter hp nya menerangi ruangan itu, yang ada di sana bukanlah tangga namun toilet.

"Ada apa? Loh... " Aruta ikut terkejut saat melihat yang dibalik pintu itu merupakan toilet.

Mereka berdua sempat terdiam beberapa saat namun akhirnya Zaka berbicara memecah suasana hening itu.

"Ya. Berhubung kita sudah barengan, ayo lanjut bareng-bareng," ajak Zaka menoleh ke Aruta.

"Ya... Oke," jawab Aruta.

Zaka sekali lagi berjalan-jalan mengelilingi gudang itu dan kini sudah ditemani Aruta. Dan kali ini, Zaka tak mengalami kejadian-kejadian aneh seperti saat dia sendirian tadi. Setelah beberapa saat berkeliling, Zaka dan Aruta menemukan sebuah pintu di pojok gudang itu. Pintu itu tertutupi oleh rak-rak barang yang berantakan.

Zaka dan Aruta menyingkirkan semua barang-barang dan rak-rak itu dan akhirnya pintu itu terlihat jelas. Sebuah pintu kayu bewarna coklat dan dengan gagang kuningan. Pintu itu tampak sangat baru dan kuat.

Zaka menarik nafas dalam dan membuka pintu itu. Dan di balik pintu itu pun terlihat sebuah... perpustakaan?

"Huh? Perpustakaan?" gumam Zaka.

"Kok ada perpus di tempat kayak gini?" tanya Aruta mengintip dari belakang Zaka.

"Ayo kita cek dulu," ujar Zaka.

Mereka berdua memasuki perpustakaan itu. DOR!! Zaka dan Aruta terkejut karena tiba-tiba pintu dibelakang mereka langsung terbanting menutup. Aruta langsung mencoba membuka pintu itu namun tidak bisa terbuka lagi.

"Yah terkunci," ujar Aruta. "Apa pintu ini perlu kutinju?" tanya Aruta menoleh kembali ke arah Zaka.

"Nanti dulu saja. Sekarang ayo kita cek tempat ini dulu," jawab Zaka.

Zaka dan Aruta berjalan maju dengan rak-rak buku yang cukup tinggi berada di sisi kanan dan kiri mereka. Tempat itu sunyi, remang-remang, namun sangat bersih. Setelah beberapa saat berjalan, mereka sampai di tempat yang cukup luas dan berisikan meja dan kursi. Dan di sisi lain dari area ini juga terdapat area yang dipenuhi dengan rak buku lagi.

"Sepertinya ini area membaca dan area bukunya terbagi menjadi dua. Aruta, kau cek area buku yang tadi. Aku akan mengecek area buku di sebrang sana," ujar Zaka.

"Baik," jawab Aruta.

Aruta pun berjalan kembali sedangkan Zaka berjalan ke area buku yang ada di sebrang area membaca ini. Setelah sampai, Zaka mulai melihat-lihat sekitar. Hanya ada beberapa perempatan dan lorong yang di sisi kanan-kirinya dipenuhi oleh buku.

"Banyak sekali buku. Ini sebenarnya buku-buku apa sih?" gumam Zaka.

Zaka berhenti berjalan dan mengambil salah satu buku di sana. Buku yang Zaka ambil hanya memiliki sampul merah polos. Sebelum Zaka membaca buku itu, Zaka mengintip sampul dari beberapa buku lain di dekatnya. Dan semuanya hanya bersampul polos satu warna.

Zaka mulai membuka buku yang sudah dia ambil. Zaka membaca singkat buku itu. Kurang lebih buku itu berisi tentang perjalanan hidup seseorang. Orang yang ada di dalam buku itu adalah orang yang berani, suka membuat masalah, dan suka menolong. Beberapa kata terakhir yang Zaka baca dari buku itu adalah:

"Saat aku sedang berjalan-jalan di pinggiran kota, aku melihat seseorang yang sangat lusuh dan penuh dengan luka datang. Aku langsung menghampiri orang itu. Saat aku bertanya siapa namanya, dia sempat terdiam sebentar sebelum menjawab _________."

Zaka sedikit bingung karena hanya ada jarak putih kosong pada bagian yang mungkin seharusnya nama orang itu. Tiba-tiba terdengar suara barang terjatuh. Zaka langsung menaruh kembali buku itu di rak dan berjalan ke arah suara itu. Saat Zaka mengarahkan senter ponsel-nya, dia melihat sebuah tengkorak tergeletak di lorong itu.

"Tengkorak? Darimana ini terjatuh?" gumam Zaka.

Zaka terus berjalan lurus dan akhirnya sampai di ujung perpustakaan itu. Saat dia berjalan sepanjang dinding perpustakaan itu, dia menemukan sebuah lukisan yang menempel di dinding. Saat Zaka mengarahkan senter ponselnya ke arah lukisan itu, Zaka melihat sebuah lukisan makhluk yang sepertinya malaikat maut sedang berada di atas sebuah kastil. Di sebelah lukisan itu juga terdapat tulisan dari tinta yang bertuliskan:

"Seandainya aku bisa melakukan lebih untuknya. Seandainya aku cukup kuat untuk mengangkat penderitaan rakyatnya."

Setelah itu Zaka lanjut berjalan namun tak menemukan hal-hal aneh lagi. Zaka pun berjalan kembali untuk menemui Aruta. Dia terus berjalan sampai kembali ke area baca namun Aruta tak ada di sana.

"Loh? Aruta belum selesai?" gumam Zaka.

Namun tiba-tiba Zaka tidak sengaja menabrak sebuah meja di depannya hingga meja itu terjatuh.

"Aduh... kok ada meja di sini? Perasaan tadi gak ada," ujar Zaka.

Zaka tak merapikan meja itu lagi namun langsung berjalan ke area buku yang dicek oleh Aruta. Namun saat berkeliling sembari sesekali menyautkan nama Aruta, Zaka tak kunjung menemukan Aruta. Namun di tengah-tengah berkeliling, ada satu lukisan lagi yang mencuri perhatian Zaka. Lukisan itu berlukiskan seorang wanita namun wajah dari wanita itu tidak jelas karena cat-nya yang berhamburan.

Namun Zaka tak berlama-lama melihat lukisan itu dan kembali mencari Aruta. Zaka sudah cukup lama berkeliling dan memutuskan kembali ke area baca.

"Aduhhh Raven hilang. Aruta ikut hilang," Zaka menggerutu.

Zaka melihat ke sekeliling dan melihat sebuah pintu yang terbuka di area baca itu. Zaka langsung menghampiri pintu itu.

"Aruta? Apa kau di sana?" saut Zaka sembari memasuki pintu itu.

***

Di sisi lain, pintu masuk gudang perlahan terbuka. Dan seseorang memasuki area gudang itu.

"Uh? Ada gudang di sini?" gumam Aruta yang baru saja masuk ke gudang.