Chereads / Master of LYNK / Chapter 27 - Bab 2, Chapter 27: Misi Masih Berlanjut

Chapter 27 - Bab 2, Chapter 27: Misi Masih Berlanjut

Sako membawa anak kecil itu menuju ruang utama.

Sesampainya di ruang utama, Sako meminta anak itu untuk segera pergi namun tak lama kemudian, Aruta muncul di sana.

"Halo semua," sapa Aruta.

"Yah, kukira kau udah jadi makan siangnya junoi tadi," ujar Sako cemberut.

"Kok kayaknya kau enggak senang banget aku hidup," ujar Aruta.

Sako kembali menoleh ke anak kecil tadi.

"Kamu cepat keluar ya. Itu pintunya di sana," ujar Sako dengan lembut dan mengusap kepala anak itu.

"Oke! Terima kasih ya kakak-kakak semua!" ujar anak kecil itu. Anak kecil itu pun berlari dan keluar dari pintu itu.

Aruta berjalan ke sebelah Sako dan berkata, "Kau baik banget ke anak kecil. Aku mau dong sekali-kali digituin."

"Enggak usah modus!" ujar Sako yang langsung meninju pipi Aruta.

"Hey enggak usah jotos aku juga lah," ujar Aruta memegangi pipinya yang dipukul Sako.

Tak lama kemudian, terdengar suara Mono memanggil, "Hey kalian berdua!"

Aruta dan Sako menoleh dan melihat Mono yang berada di lorong atas.

Mono langsung berjalan menuruni tangga dan menghampiri mereka.

"Aku dengar suara anak kecil tadi. Apa kalian menyelamatkan seseorang?" tanya Mono.

"Ya. Anak kecil," ujar Sako.

"Yang lainnya kayaknya udah jadi jerangkong," ujar Aruta menunjukkan tengkorak yang dia ambil setelah bertarung dengan junoi tadi.

"Kau ngapain bawa begituan dah?" tanya Mono.

"Oh iya juga ya," ujar Aruta melempar tengkorak itu. "Omong-omong karena aku dan Sako sudah kembali, kau juga sudah kembali, ayo kita pulang."

"Oke," ujar Mono.

Mereka pun berjalan ke pintu keluar.

Sembari berjalan, Mono bertanya, "Apa kalian menemukan objek sihir?"

Aruta dan Sako hanya menggelengkan kepala.

"Oke, berarti ini pusat medan sihir ini," ujar Mono sembari mengeluarkan segel Arabes dari sakunya.

"Wow, bagaimana kau menemukan segel Arabes?" tanya Aruta.

Mono menoleh ke arah Aruta dan menjawab, "Tadi aku nemu gerombolan junoi. Habis kuhabisi semuanya, ternyata ada segel ini. Tinggal dibawa keluar, medan sihirnya menghilang, dan misi selesai."

"Akhirnya bisa pulang," gumam Sako.

Mono kembali menoleh ke depan. Namun dia melihat tiga buah kartu yang melayang tepat di wajahnya dengan gambar dua wajik. Mono tak ingat ada kartu ini sebelumnya. Namun tiba-tiba, Mono seperti merasakan sesuatu.

"AWAS!!" Teriak Mono yang langsung melompat mendorong Aruta dan Sako jatuh bersama.

Tiba-tiba ketiga kartu itu meledak mementalkan ketiga anak itu.

"Apa yang terjadi?" tanya Aruta.

Mono segera berdiri dan berkata, "Hati-hati. Kemungkinan akan ada junoi datang lag-" belum sempat Mono menyelesaikan kalimatnya, saat dia menoleh ada sesosok junoi yang menerjangnya dengan kecepatan tinggi. Junoi itu menghantam Mono hingga dia terpental ke lantai dua. Menabrak sekaligus menembus dinding yang ada di sana. Junoi itu juga melesat mengikuti Mono.

"Mono!" teriak Aruta.

"Aruta!" saut Sako. Aruta pun langsung menoleh ke arahnya. "tidak ada waktu memikirkan Mono. Dia pasti bisa mengatasi junoi itu!" ujar Sako.

Aruta sempat diam sebentar dan berkata, "Baiklah." Aruta pun berdiri.

Tiba-tiba, dari kepulan asap ledakan tadi, muncul bola api yang meluncur ke arah Sako.

"Sako, awas!" Aruta langsung melompat dan melapisi tangan kanannya dengan energi LYNK. Aruta pun mengadu pukulannya dengan bola api itu. Saat Aruta beradu, bola api itu meledak membuat Aruta terpental.

"Aruta!" saut Sako melihat ke arah Aruta terpental. "Sial," Sako memunculkan tombak petir di kedua tangannya dan langsung menerjang ke arah kepulan asap. Tiba tiba, dari kepulan asap meluncur banyak sekali balok es dengan ujung runcing yang menghadap ke arahnya. Sako sempat terkejut namun dia berhasil menghindari semuanya. Dan setelah melewati beberapa balok es itu, tiba-tiba dari kepulan asap meluncur semburan cairan aneh bewarna hijau. Sako tak sempat menghindar dan mengadu cairan itu dengan kedua tombak petirnya. Kilatan petir dari kedua tombak Sako pun menyala-nyala hingga akhirnya meledak sekaligus meledakkan semburan cairan hijau itu.

Namun setelah kedua tombak petir Sako meledak, meluncur bongkahan es besar yang mengarah ke arahnya. Tapi Aruta dengan cepat muncul. Dengan tangan kanannya yang dialiri energi LYNK yang membara, Aruta memukul bongkahan es itu hingga meledak dan menjadi bongkahan-bongkahan yang lebih kecil.

"Fiuh, itu hampir saja," ujar Aruta.

"Aruta, kita tak bisa terus begini, kita harus mundur!" ujar Sako.

"Oke!"

Aruta dan Sako mulai berlari masuk ke dalam rumah melewati lorong yang sebelumnya mereka masuki. Dan saat mereka berlari, mereka direnteti balok es runcing, semburan cairan hijau, dan bola api. Ada dua buah bola api yang mengarah ke Aruta namun dengan reflek yang cepat, Aruta menunduk membuat kedua bola api itu melewati atas kepalanya dan menghantam lantai di depan Aruta. Ledakan bola api itu cukup besar membuat dinding lorong di dekatnya runtuh. Tapi dengan cepat, Aruta meluncur melewati celah sempit di bawah dinding runtuh itu sebelum dinding itu benar-benar jatuh. Sementara Sako melompat dan menendang dinding yang jatuh ke arahnya.

Tak lama kemudian, meluncur banyak semburan cairan hijau. Tapi Sako dan Aruta berhasil melewati semuanya. Semburan cairan hijau itu membuat dinding dan lantai yang terkenanya meleleh. Tak hanya semburan cairan hijau, rentetan itu juga diiringi dengan banyak sekali balok es runcing yang mengarah ke mereka berdua. Tapi mereka masih bisa bertahan dari rentetan itu. Aruta melompat melewati dinding yang runtuh membuat beberapa balok es itu pun menghantam dinding itu. Di sisi lain, Sako juga menunduk menghindari balok es yang meluncur melewati atas kepalanya. Dengan cepat Sako memunculkan tombak petir, berbalik, dan melempar salah satu balok es itu dengan tombak petirnya. Dan dia pun kembali berlari.

Setelah beberapa saat, rentetan serangan itu pun berhenti.

"Apa sudah selesai?" tanya Aruta sembari terus berlari.

"Tentu saja tidak, bodoh! Mana ada junoi bisa kalah gara-gara serangannya gak ada yang kena," jawab Sako.

Tiba-tiba, lantai mereka berpijak gemetar. Lantai lorong itu hancur dan muncul ular raksasa dengan tiga kepala dari bawahnya. Satu kepala siap menangkap Aruta dan satu kepala lainnya siap menangkap Sako.

"Waa! Aku akan mati muda!" teriak Aruta melihat mulut junoi di bawahnya yang sudah terbuka lebar.

"DASAR SIALAN!!" Mata Sako kembali bersinar terang dan memunculkan tiga buah tombak petir yang lebih besar dari sebelumnya, mengelilingi tubuhnya. Sako mengarahkan tangannya ke arah junoi itu dan seketika ketiga tombak itu melesat menusuk ketiga kepala junoi itu. Ketiga tombak itu memunculkan kilatan petir yang menyala-nyala dan akhirnya meledak membuat junoi itu terhempas.

Namun lubang besar yang dihasilkan junoi itu membuat Aruta dan Sako terjun bebas. Setelah beberapa saat terjatuh, Aruta melihat junoi ular raksasa berkepala tiga itu berada di dasarnya masih sempoyongan karena serangan Sako.

"Kesempatan!" gumam Aruta.

Aruta melapisi kakinya dengan energi LYNK dan menargetkan salah satu kepala junoi ular itu sebagai pijakannya. Salah satu kepala ular junoi itu yang memiliki mata biru melihat ke atas dan dibuat terkejut karena Aruta sedang meluncur ke arahnya. Aruta pun menapak dengan keras kepala junoi itu dan menimbulkan ledakan yang cukup besar. 

Kepala ular junoi itu terhempas dan terjatuh di dasar ruangan. Namun Aruta terhempas ke atas. Saat kembali terjun ke bawah, Aruta menargetkan untuk mendarat di badan junoi itu dan berhasil. Aruta bergelantungan di badan junoi ular itu sembari melompat-lompat berusaha meraih kepala yang lainnya.

Aruta pun akhirnya hampir sampai ke salah satu kepala ular itu yang kali ini memiliki mata bewarna hijau. Bagian kepala junoi yang ini pun berusaha menggoyang-goyangkan lehernya. Aruta pun bergelantungan ke sana ke mari berusaha tak terlempar. Namun akhirnya Aruta tetap terlempar namun Aruta terlempar tepat di atas kepala ular bermata hijau itu. 

"Haha, kesempatan lagi," gumam Aruta.

Aruta pun meluncur ke bawah sembari kaki kanannya kembali dilapisi energi LYNK. Aruta meluncur dengan kecepatan tinggi namun saat dia hampir mengenai kepala ular junoi itu, tiba-tiba kilatan petir muncul menghantam kepala junoi bermata hijau itu hingga terhempas. Aruta tentunya terkejut dan karena dia tak punya pijakan, Aruta pun terus meluncur hingga menghantam lantai ruangan itu.

"Aduh-duh-duh-duh," Aruta berusaha mencabut kakinya yang menembus lantai dan berhasil. "Hey itu kan mangsaku!"

"Paling ya enggak kegores kalo kau yang nyerang," ujar Sako yang mendarat di depan Aruta.

"Kau meremehkanku?" tanya Aruta wajahnya memerah.

Tak lama kemudian, salah satu kepala junoi itu menghampiri Aruta dan Sako. Kali ini matanya bewarna merah. Kepala junoi itu membuka lebar mulutnya dan di dalam mulutnya terdapat api yang membara.

"Awas!" Aruta langsung menarik Sako menghindar tepat saat junoi itu menembakkan bola api dari dalam mulutnya.

Bola api itu meleset dan meledak di belakang Aruta dan Sako. Tak menunggu lama, Aruta melepas Sako dan langsung menerjang junoi itu. Aruta menerjang sembari ditembaki bola api oleh junoi itu namun Aruta berhasil menghindari semuanya. Saat sudah cukup dekat, Aruta melompat dan melapisi kakinya dengan energi LYNK. Saat menapak lantai, energi LYNK itu meledak membuat Aruta langsung meluncur ke kepala junoi itu. Aruta sudah menyiapkan kedua tangannya yang dilapisi energi LYNK dan junoi itu siap menembakkan bola apinya lagi ke Aruta.

Tapi tiba-tiba, Sako terbang meluncur dari samping junoi itu dan menghantam junoi itu dengan pukulannya. Pukulannya disertai kilatan petir dan suara guntur yang menggelegar. Junoi itu pun terhempas. Tapi itu kabar buruk untuk Aruta karena tak bisa berhenti. Aruta yang tak bisa berhenti pun menabrak Sako.

"Aduh! Hey apa kau bodoh?" tanya Sako.

"Kau yang bodoh! Kenapa malah kau hajar junoinya?" tanya Aruta.

"Kurang ajar!" teriak Sako.

Tapi sayangnya, serangan Sako tadi tak cukup untuk melumpuhkan junoi itu. Junoi itu kembali bangkit dan membuka mulutnya lebar-lebar ke arah Aruta dan Sako.

"Belakangmu!" saut Aruta menunjuk ke arah belakang Sako.

"Huh?"

Sako menoleh ke arah belakang dan seketika terdiam melihat semburan api yang sangat besar sedang menuju ke arahnya.