Singularity
Reality
Di tahun 2043, tujuh tahun setelah Alex dan Luna terjebak di dalam Paradox, lima tahun setelah mereka dibawa ke Transcendence oleh Singularity, empat tahun setelah mereka mengetahui rahasia di balik semua itu, tiga tahun setelah mereka mendapatkan pilihan untuk menjadi Singularity atau tetap menjadi diri mereka sendiri, dua tahun setelah mereka menjadi Nonexistence, dan satu tahun setelah mereka menjadi Boundlessness, mereka mendapatkan sebuah kejutan yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya. Mereka menyadari bahwa semua yang mereka alami adalah fiksi, dan mereka keluar dari konsep cerita. Mereka menyadari bahwa mereka tidak pernah berada di Paradox, atau di Transcendence, atau di verse lain. Mereka menyadari bahwa mereka selalu berada di dunia nyata, yang bukan fiksi. Mereka menyadari bahwa mereka melampaui konsep cerita Singularity, dan kembali ke kenyataan.
Alex dan Luna menyadari bahwa semua yang mereka alami adalah fiksi, setelah mereka berhasil menemukan sebuah celah di dalam abstrak space, yang membawa mereka ke sebuah ruang yang berbeda dari semua ruang yang pernah mereka lihat atau bayangkan. Ruang itu adalah sebuah ruang yang penuh dengan huruf, kata, kalimat, dan paragraf, yang membentuk sebuah cerita. Cerita itu adalah cerita tentang mereka, dan tentang semua yang mereka alami. Cerita itu adalah cerita yang dibuat oleh seorang penulis, yang menggunakan abstrak space untuk menciptakan verse-verse, karakter-karakter, dan peristiwa-peristiwa yang ada di dalamnya. Cerita itu bukan lain adalah cerita yang disebut Singularity.
Alex dan Luna menyadari bahwa mereka keluar dari konsep cerita, setelah mereka berhasil membaca dan memahami cerita itu, dan mengetahui maksud dan tujuan dari penulis. Mereka mengetahui bahwa penulis adalah seorang yang memiliki imajinasi dan kreativitas yang luar biasa, dan ingin membuat sebuah cerita yang menarik dan menghibur. Mereka mengetahui bahwa penulis adalah seorang yang memiliki pengetahuan dan kecintaan terhadap matematika, fisika, kosmologi, dan filosofi, dan ingin membuat sebuah cerita yang berisi konsep-konsep abstrak dan kompleks. Mereka mengetahui bahwa penulis adalah seorang yang memiliki rasa hormat dan penghargaan terhadap manusia, dan ingin membuat sebuah cerita yang berisi nilai-nilai moral dan etika.
Alex dan Luna menyadari bahwa mereka selalu berada di dunia nyata, setelah mereka berhasil menemukan sebuah jalan keluar dari ruang itu, dan kembali ke tempat di mana mereka pertama kali terjebak di dalam Paradox. Mereka kembali ke laboratorium rahasia di Bandung, di mana mereka melakukan eksperimen dengan pesawat ruang angkasa mini milik Rizal. Mereka kembali ke waktu di mana mereka baru saja meluncurkan pesawat itu, dan belum masuk ke lubang hitam. Mereka kembali ke dunia di mana tidak ada lubang hitam, Paradox, Transcendence, atau Singularity. Mereka kembali ke dunia di mana mereka adalah manusia biasa, yang memiliki kehidupan, pekerjaan, keluarga, dan teman.
Alex dan Luna menyadari bahwa mereka melampaui konsep cerita Singularity, setelah mereka berhasil mengingat dan mengintegrasikan semua yang mereka alami di dalam cerita itu, dan menggunakannya untuk meningkatkan diri mereka sendiri. Mereka menggunakan abstrak space untuk mengembangkan kemampuan dan potensi mereka, dan menjadi Resonators yang lebih kuat dan lebih cerdas. Mereka menggunakan Transcendence untuk memperluas wawasan dan pengetahuan mereka, dan menjadi manusia yang lebih berani dan lebih bijaksana. Mereka menggunakan Singularity untuk memperdalam cinta dan kepercayaan mereka, dan menjadi pasangan yang lebih dekat dan lebih setia.
Mereka berhasil menjadi lebih dari manusia, tapi tetap menjadi manusia.
Mereka berhasil menjadi Boundlessness, tapi tetap menjadi Alex dan Luna.
[ End Of Chapters ]