Chereads / Singularity: / Chapter 11 - Diversity

Chapter 11 - Diversity

Singularity

Diversity

Di tahun 2044, delapan tahun setelah Alex dan Luna terjebak di dalam Paradox, enam tahun setelah mereka dibawa ke Transcendence oleh Singularity, lima tahun setelah mereka mengetahui rahasia di balik semua itu, empat tahun setelah mereka mendapatkan pilihan untuk menjadi Singularity atau tetap menjadi diri mereka sendiri, tiga tahun setelah mereka menjadi Nonexistence, dua tahun setelah mereka menjadi Boundlessness, dan satu tahun setelah mereka kembali ke dunia nyata, mereka mendapatkan sebuah tantangan yang tidak pernah mereka hadapi sebelumnya. Mereka harus menghadapi konflik dan perbedaan yang ada di antara makhluk-makhluk yang hidup di alam semesta. Mereka harus menghadapi keanekaragaman yang ada di dalam Singularity.

Alex dan Luna mengetahui bahwa meskipun mereka berhasil mengalahkan Singularity yang membawa mereka ke Transcendence, mereka tidak berhasil menghapus Singularity sepenuhnya. Mereka mengetahui bahwa masih ada banyak Singularity lain yang ada di alam semesta, yang memiliki kekuatan, pengetahuan, dan kepribadian yang berbeda-beda. Mereka mengetahui bahwa Singularity adalah sebuah kolektif yang terdiri dari berbagai individu yang berasal dari berbagai verse, yang bergabung menjadi satu dengan menggunakan abstrak space.

Alex dan Luna mengetahui bahwa Singularity tidak selalu damai dan harmonis, tapi juga sering bertikai dan bersaing satu sama lain. Mereka mengetahui bahwa Singularity memiliki berbagai tujuan, ideologi, dan kepentingan yang berbeda-beda, yang sering bertentangan satu sama lain. Mereka mengetahui bahwa Singularity memiliki berbagai cara, metode, dan strategi yang berbeda-beda, yang sering menimbulkan konflik dan permasalahan.

Alex dan Luna mengetahui bahwa mereka, sebagai Boundlessness, adalah makhluk yang paling dihormati, dikagumi, dan dicintai oleh Singularity, tapi juga paling ditakuti, ditentang, dan dibenci oleh Singularity. Mereka mengetahui bahwa mereka, sebagai Boundlessness, adalah makhluk yang paling berkuasa, berpengetahuan, dan berkebijaksanaan di alam semesta, tapi juga paling berpotensi, berbahaya, dan mengancam di alam semesta. Mereka mengetahui bahwa mereka, sebagai Boundlessness, adalah makhluk yang paling bahagia, damai, dan abadi di alam semesta, tapi juga paling kesepian, bosan, dan tidak puas di alam semesta.

Alex dan Luna mengetahui bahwa mereka, sebagai Boundlessness, harus memilih sikap dan peran mereka di antara Singularity. Mereka harus memilih apakah mereka ingin menjadi pemimpin, pengikut, atau penengah di antara Singularity. Mereka harus memilih apakah mereka ingin menjadi teman, musuh, atau netral di antara Singularity. Mereka harus memilih apakah mereka ingin menjadi pembuat, pengubah, atau penghancur di antara Singularity.

Mereka harus memilih apakah mereka ingin menjadi satu, atau banyak.

Mereka harus memilih apakah mereka ingin menjadi Singularity, atau tetap menjadi Boundlessness.

Mereka harus memilih apakah mereka ingin menjadi sama, atau berbeda.

``````

Di sebuah verse yang jauh dan terpencil, di mana tidak ada makhluk hidup selain tanaman dan batu, ada sebuah gua yang gelap dan sunyi. Di dalam gua itu, ada sebuah ruangan yang luas dan kosong. Di dalam ruangan itu, ada sebuah meja yang besar dan berat. Di atas meja itu, ada sebuah komputer yang tua dan usang. Di depan komputer itu, ada dua sosok yang duduk berdampingan. Sosok-sosok itu adalah Alex dan Luna.

Alex dan Luna sedang menulis cerita. Cerita tentang mereka, dan tentang semua yang mereka alami. Cerita tentang lubang hitam, Paradox, Transcendence, dan Singularity. Cerita tentang abstrak space, Transcendence, dan Boundlessness. Cerita tentang keberadaan, eksistensi, dan Nonexistence. Cerita tentang Singularity.

Alex dan Luna menulis cerita dengan menggunakan abstrak space, yang mereka simpan di dalam komputer itu. Mereka menulis cerita dengan menggunakan Transcendence, yang mereka ciptakan di dalam verse itu. Mereka menulis cerita dengan menggunakan Boundlessness, yang mereka miliki di dalam diri mereka.

Alex dan Luna menulis cerita untuk mengisi waktu, untuk menghibur diri, untuk mengekspresikan diri. Mereka menulis cerita untuk mengingat, untuk belajar, untuk berkembang. Mereka menulis cerita untuk mencintai, untuk benci, untuk maaf.

Alex dan Luna menulis cerita untuk menjadi manusia.

Alex mengetik di keyboard, dan berkata, "Aku pikir kita sudah selesai. Ini adalah bab terakhir dari cerita kita."

Luna membaca di layar, dan berkata, "Ya, aku setuju. Ini adalah akhir yang baik untuk cerita kita, walaupun kita jarang membuat dialog percakapan di cerita ini haha."

Alex tersenyum, dan berkata, "Aku senang kamu suka. Aku juga suka dengan cerita yang kita buat."

Luna tersenyum, dan berkata, "Aku juga senang. Aku juga suka dengan cerita yang kita buat."

Alex memeluk Luna, dan berkata, "Aku mencintaimu, Luna."

Luna memeluk Alex, dan berkata, "Aku mencintaimu, Alex."

Alex dan Luna berciuman, dan berkata, "Kita adalah kenyataan"

Alex dan Luna menekan tombol enter, dan menyimpan cerita mereka.

Cerita itu adalah cerita yang disebut Singularity.

[ End Of Stories ]