Chapter 3 - 2

Setelah berdiri diam selama kurang lebih dua jam, serta mendapatkan sanksi yang mungkin tidak akan membuatku jera, selanjutnya adalah momen untuk menghantam orang biadab yang meninggalkan temannya sendirian disaat-saat genting.

Anak ini! Bikin kesal saja.

Setelah diizinkan keluar, aku menutup pintu ruangan dengan wajah masam, diriku kini sedang berjalan tergesa-gesa di koridor, tepat sekali setelah keluar dari ruang guru di ujung lantai pertama yang berada di sisi kiri dari pintu masuk utama akademi. Aku berbelok ke kiri dari posisi ruang guru, berjalan terus sembari mendinginkan kepala. Akademi ini sangat luas, cukup luas untuk menampung murid yang totalnya kurang dari seratus orang.

Ah tidak, ini benar-benar luas. Akademi ini berdiri di sebidang tanah dengan luas sekitar sepuluh hektar. Petani dapat memanen kurang lebih lima belas ribu kentang dengan lahan seluas ini.

Pendatang baru biasanya memerlukan sekitar satu pekan untuk dapat mengingat tempat-tempat di akademi ini. Mungkin juga sebulan. Asal tahu saja, aku dulu sering salah masuk kelas.

Akademi ini sebenarnya merupakan tempat untuk anak-anak yang... yah, tidak memiliki orang tua, mungkin juga dibuang. Orang awam hanya mengetahui akademi ini sebagai panti asuhan. Namun uniknya semuanya diberikan fasilitas gratis yang memadai untuk membangun diri mereka, bahkan cukup mewah untuk anak-anak terbengkalai, termasuk diriku. Hanya, aturan yang ada disini cukup ketat. Kurasa ini merupakan sekolah unggulan berkedok panti asuhan. Hingga hari ini, aku tidak benar-benar paham kenapa mereka mau menampung orang-orang seperti kami. Yah, walau tidak semua mendapatkan kesempatan seperti itu.

Mungkin itu bagus..

Mungkin diriku harus lebih bersyukur..

——————

Setelah berjalan cukup lama, aku melihat wajah menyebalkan yang menyambutku saat akan menaiki tangga. Ya! Benar sekali! Inilah dia si biadab.

"Ashina! Waah, kau tidak apa-apa? Aku menyesal meninggalkanmu tadi.. tapi aku juga tidak mau dihukum. Maafkan aku~"

Percayalah ia mengatakan ini sambil merekayasa wajahnya agar tampak seperti seekor anjing peliharaan yang meminta perhatian.

Ia memiliki rambut berwarna coklat kemerahan yang dikepang dua, serta mata hijau zamrudnya sedang memasang tatapan memelas yang membuatku jengkel, dia lompat dari tempatnya dan memelukku saat ini.

Anak ini sangat menyebalkan. Akhirnya aku mengepalkan tanganku dan kupukul kepalanya seperti seseorang yang sedang memakai palu. Bukan pukulan berat kok, tenang saja. Kujamin tidak gegar otak, walau tidak dapat hidayah.

Tapi kalau sampai nangis, akan kubuat gegar otak.

"Haa, sudahlah tidak apa-apa. Mungkin kau ini memang menyebalkan sejak janin."

"Yeyy~ Ashina memang pengertian! Aku beruntung memilikimu!"

Hmm, terima kasih pujiannya.

"Aruka, kurasa kau harus sedikit mengontrol perilakumu itu, kau membuatku dalam masalah, tahu."

"Oke bos!"

"Aku barusan memukulmu lho.."

"Oke bos!"

....

Sudah kuduga. Tidak dapat hidayah.

Jadi, temanku yang menyebalkan ini adalah Aruka, dia anak perempuan yang sebatang kara, sama sepertiku. Dibalik tingkahnya yang mirip anak-anak, dia cukup jenius dan seorang pecinta tanaman. Ia adalah Botani yang hebat. Bukan hanya menyebalkan, dia juga cerewet, bisa berkomentar dengan bebas mengenai apapun yang ia lihat. Namun, suatu saat ia dapat menjadi seorang yang bijak apabila dibutuhkan.

Dan tidak lupa, dia juga sering menyeretku kemana-mana.

Saat ini kami naik menuju lantai dua, ke ruang kelas kami tentunya.

Oh ya, murid-murid disini bebas memasuki kelas belajar manapun selama meminati suatu hal untuk dipelajari. Ada kelas peminatan seperti botani, ilmu kimia, medis, seni lukis, matematika, akuntansi, fisika, politik, dan hukum. Kami dapat memilih berapapun diantara mereka selama kami menginginkan ilmu pengetahuan.

Ngomong-ngomong bukan hanya kelas belajar, akademi ini memiliki laboratorium, ruang simulasi persidangan, ruang debat, ruang rapat, ruang reparasi, ruang eksperimen sihir, ruang perabotan sihir, arena pertarungan, tempat panahan, klinik praktik pribadi, perkebunan rumah kaca dalam ruangan, dan juga perkebunan luar ruangan.

Kemudian ada kelas yang wajib kami ikuti, yaitu kelas sihir, dan bela diri. Kelas bela diri terbagi menjadi beberapa cabang dan level keahlian. Percabangan dibagi dalam beberapa teknik bertarung, ada yang menggunakan tangan kosong, pedang, gada, claymore, tombak, dan anak panah. Namun itu adalah pengelompokkan secara umum, masih banyak senjata khusus, tapi tak kusebutkan. Level mereka diantaranya adalah level dasar, menengah, tinggi, dan sesepuh.

Begitu juga dengan sihir, memiliki level keahlian yang sama seperti bela diri. Akan tetapi, perbedaan mendasar dari kedua kelas ini ada pada pemilihan teknik yang ingin kau pelajari. Pada seni pertarungan, kita dapat memilih ingin menggunakan teknik pertarungan yang seperti apa, sedangkan pada kelas sihir tidak. Di kelas sihir, semuanya dituntut untuk menguasai pengendalian mana dasar, kemudian dilanjutkan seluruh elemen di bumi seperti air, api, udara, tanah, kayu, petir, kabut, es, dan kemudian sihir penyembuhan. Kenapa demikian? Karena dalam penggunaan sihir, kau tidak hanya dapat menyelesaikan masalah dengan mudah, namun kau juga dapat menggunakannya untuk bertarung. Ini lebih efisien daripada hanya mempelajari bela diri.

Seseorang yang ahli bela diri belum tentu bisa sihir, namun seseorang yang bisa sihir sudah pasti bisa menggunakan sihirnya untuk melindungi diri. Ya, tidak semua orang memiliki mana yang berfungsi, ada juga yang tidak.

Tapi semua anak disini memiliki mana yang berfungsi.

Dan aku hanya masuk ke kelas sihir ketika pembelajaran sihir penyembuhan. Sisanya? Tentu bolos.

Karena itu keharusanku hadir di kelas sihir diperketat.

Yah, kemampuan sihirku dianggap hanya sampai tingkat dasar walaupun aku selalu hadir di kelas sihir penyembuhan.

Kenapa? Karena sihir penyembuhan merupakan cabang ilmu sihir yang berbeda dibandingkan yang lainnya, walaupun semua cabang ilmu sihir sama-sama menggunakan energi spiritual bawah sadar manusia yang disebut "mana"

Pertama, sihir penyembuhan hanya memerlukan teknik transfer mana ke makhluk hidup, mana milikmu akan dipindahkan ke tubuh makhluk yang ingin kau sembuhkan, namun bukan hanya memindahkan, kau juga harus memastikan jiwa dan raga mereka akan berfungsi normal setelahnya.

Kedua, tingkat fokus yang diperlukan dalam penggunaan sihir penyembuhan harus sangat tinggi. Karena akibat dari transfer mana yang akan dituju ke makhluk hidup lain. Dilihat melalui berbagai aspek dimulai dari daya tampung mana pada makhluk hidup yang berbeda-beda, seberapa parah penyakit dan luka, penetralan mana, dan salah dalam penggunaan teknik dapat merugikan pihak lain, bahkan menyebabkan kematian. Ada saja orang yang salah menggunakannya untuk menyembuhkan, malah menyerang. Karena itu, sihir ini adalah sihir khusus. Dan dari sekian murid di akademi ini, akulah yang telah mencapai kemampuan sihir penyembuhan tingkat tertinggi. Yah, walau secara keseluruhan kemampuanku tidak diakui. Masih melanjutkan lagi untuk menuju puncak.

Entah apa sebenarnya definisi puncak itu...

Puncak yang ingin kucapai...

Oh ya.

Kita dapat menyalurkan sihir keluar dari tubuh kita, namun apakah kita dapat menyerap sihir makhluk lain? Tentu. Tapi itu hanya teknik yang digunakan mayat hidup alias "undead". Manusia bisa melakukannya, tetapi itu memerlukan mana yang besar, dan jarang sekali ada yang mempelajarinya. Di beberapa tempat, teknik ini dilarang keras untuk dipraktikkan.

Sekian penjelasan tentang sihir dariku. Ada yang lebih ahli dalam bidang ini.

Jangan pernah berharap dengan anak yang suka bolos di kelas sihir.

Ah! Persetan dengan izin ke toilet, aku ingin ke laboratorium medis.

Ada alasan pribadi mengapa diriku begitu terobsesi dengan ilmu medis dan obat-obatan. Namun mari kita bahas itu lain waktu.