Chereads / Magical Cowboy / Chapter 97 - Chapter 97 - Pertarungan Terakhir Di Underworld (97)

Chapter 97 - Chapter 97 - Pertarungan Terakhir Di Underworld (97)

Kaizoku menggunakan kekuatannya untuk menghentikan waktu lalu memajukan waktu kembali, Kaizoku yang muncul tiba-tiba di depan Gon, membuat Gon terkejut.

Kaizoku membuat sebuah batu dengan Spell mencoba menggunakan teorinya.

Batu yang Kaizoku berhasil di ciptakan langsung di lempar ke pipi kiri Gon.

Gon tahu jika batu tersebut akan hancur seketika setelah terkena cairan spesialnya, jadinya dia membiarkan Kaizoku melempar batu tersebut tanpa bereaksi.

Batu tersebut mengenai pipi Gon,dan benar saja, batu tersebut langsung hancur berkeping-keping setelah terkena cairan hijau tersebut.

Kaizoku menyadari sesuatu dari cairan tersebut yang mampu menjadi titik balik untuk Kaizoku menyerang, yaitu saat batu tersebut mengenai cairan tersebut, cairan yang terkena batu akan hilang sementara dan akan diisi lagi.

Kaizoku hanya perlu bergerak lebih cepat sebelum cairan tersebut menggantikan cairan yang hilang setelah terkena suatu barang atau benda.

Kaizoku melompat ke belakang, menghindari serangan dari Gon yang tiba-tiba.

Gon berlari ke depan mengejar Kaizoku. Dengan sabitnya Gon memutarnya dan mengarahkan ujung dari sabit tersebut ke arah kepala Kaizoku.

Saat Kaizoku ingin menggunakan kekuatannya lagi, tiba-tiba dia merasakan rasa sakit di matanya. Menandakan dia tidak bisa menggunakan secara berlebihan.

Memaksa Kaizoku untuk menghindari serangan Gon dengan cara menundukkan kepalanya ke bawah.

Hal lain yang Kaizoku ingin coba yaitu, apakah Destion mampu menembus pertahanan cairan milik Gon.

Dengan cepat Kaizoku mengambil Destion dengan tangan kiri lalu menarik pelatuknya, menembakkan peluru yang mengarah ke rahang Gon.

Kaizoku berguling ke samping untuk melihat hasil tembakan tersebut.

Di luar ekspektasi Kaizoku, ternyata peluru tersebut hancur seperti batu yang dia lempar sebelumnya.

Bahkan peluru yang hampir bisa menembus semuanya akan hancur setelah bersentuhan dengan cairan hijau milik Gon. "Mustahil... Ini adalah pertama kali Destion gagal menembuskan pelurunya ke dalam sampai ke belakang."

Gon melihat Kaizoku yang terkejut akibat pelurunya yang gagal menembus rahangnya. "Heh, tidak ada satupun yang pernah menembus pertahanan terakhir Gon."

Kaizoku menusukkan Berseker ke tanah, lalu memasukkan Destion ke dalam sakunya kembali. "Jika begitu, tidak ada siapapun yang berhasil keluar dari penghentian waktu dariku."

Gon tertawa kecil, dia menjawab perkataan Kaizoku dengan nada mengejek. "Menghentikan waktu akan sia-sia jika kamu tidak bisa menembus pertahanan milik Gon!"

Kaizoku berdiam saja, mengabaikan perkataan Gon. Dia mencoba untuk berpikir bagaimana cara menembus pertahanan dari Gon.

Dia melihat ke semua titik Gon, namun tidak ada hasil dikarenakan cairan tersebut benar-benar menyelimuti seluruh badan dan sabit milik Gon. Sangat mustahil jika Kaizoku menyerang saat Gon masih memiliki cairan tersebut, tentu Kaizoku tidak ingin mengambil resiko besar yang dapat menghilangkan Berseker dari tangannya.

Saat Kaizoku masih berpikir, tiba-tiba Gon melompat di atasnya dengan ujung sabit yang hampir mengenai dahi Kaizoku.

Dengan cepat Kaizoku berguling ke depan, mengingatkan dirinya untuk tidak lengah saat dia bertarung. "Tch! Tidak bisa memberi aku waktu untuk berpikir."

Gon memutar badan, diikuti oleh sabitnya yang memutar ke arah Kaizoku.

Saat sabit tersebut mengenai dada Kaizoku, dengan cepat Kaizoku mengaktifkan untuk menghentikan waktu.

Pembuluh darah kembali mengisi mata kiri Kaizoku menjadi merah, mengaktifkan membuat semuanya terhenti untuk sementara.

Kaizoku mengambil kesempatan tersebut untuk mundur menghindari serangan sabit tersebut.

Saat Deadeye milik Kaizoku mati, membuat semuanya kembali berjalan seperti semula.

Serangan tersebut gagal dikarenakan Kaizoku seperti berteleport ke belakang.

Mengingat teori batu tadi, Kaizoku memiliki ide cara untuk menembus pertahanan Gon. "Hehehe... Benar... Kenapa aku tidak menggunakan kertas daripada batu..." ucap Kaizoku sambil tertawa kecil.