Pembuluh darah keluar di sekitar pupil mata Kaizoku, darah berjalan menuju ke pupil putih Kaizoku seperti mengisinya dengan darah Kaizoku.
Akibat darah yang mengisi pupil mata Kaizoku, pupil mata tersebut berubah warna menjadi warna merah gelap.
Kaizoku menutup mata kanannya.
Tiba-tiba Kaizoku bisa melihat kembali menggunakan mata kiri yang buta, akibat darah spesial milik Kaizoku, Kaizoku berhasil melihat kembali dengan mata kirinya.
Penglihatan mata kiri Kaizoku berubah menjadi merah, dunia yang Kaizoku lihat menjadi merah.
Kemarahan Kaizoku kembali saat Kaizoku berhasil mengubah mata kirinya menjadi merah. Detak jantung lebih cepat, pikiran yang dipenuhi oleh kemarahan dan balas dendam yang luar biasa.
"GGRRRHHHH... GON... KAMU AKAN MATI..."
Suara terakhir yang Gon dengar adalah detak jantung Kaizoku. *Deg-deg*
Penglihatan Kaizoku mulai melambat, warna merah yang ada di mata Kaizoku menjadi realita, dunia Underworld berubah menjadi merah gelap.
Dunia, terhenti...
Waktu, terhenti...
Ruang, terhenti.
Semuanya berhenti setelah detak jantung Kaizoku bunyi dengan sangat keras. Hanya Kaizoku yang masih bisa berjalan dan bergerak, walaupun waktu dan ruang berhenti.
Kaizoku berjalan santai sambil naik ke atas.
Sampai di atas pundak Gon, Kaizoku melanjutkan perjalanannya dengan naik ke atas leher Gon menuju ke atas kepala Gon.
Gon yang tidak bergerak hanya diam saja saat Kaizoku naik ke atas kepalanya.
Saat sampai di atas kepala Gon, Kaizoku bicara dengan percaya diri. "Heh... Sekarang aku tahu kelemahan mu."
Kaizoku mengarahkan pedangnya tepat di depan mata kanan Gon.
Menutup mata kirinya lalu membuka mata kanannya kembali, seketika dunia dan semuanya kembali berjalan.
Dunia berubah warna seperti semula, dan waktu mulai berjalan kembali seperti tidak ada yang terjadi sebelumnya.
Gon terkejut melihat ujung pedang dari Kaizoku yang terpampang di depan matanya.
"Mata, dibalas mata.." Kaizoku menusukkan pedangnya ke dalam mata kiri Gon.
Walaupun mata kiri Gon adalah sebuah api yang berkobar, namun api tersebut masih memiliki bentuk yang bisa di pegang.
Berseker menusuk sangat tajam sampai ujung mata Gon.
Gon teriak sangat keras, menggeleng-gelengkan kepalanya memaksa Kaizoku untuk terlempar dari atas kepala Gon.
Api yang membara di mata Gon menghilang setelah tertusuk pedang milik Kaizoku. "Bagaimana, bagaimana bisa... Ini, ini mustahil! Melebihi dari yang aku perkirakan!"
"Aku tidak bisa bertarung dengan mode ini..."
Wujud naga Gon mulai mengecil, badan naga tersebut berubah menjadi badan tulang manusia, diikuti oleh kedua kaki dan kedua tangan Gon yang berubah menjadi tulang manusia.
"Chamenos..."
Gon memanggil sabitnya kembali, terbang dari belakang, memutar lalu mendarat tepat di tangan Gon.
"Berseker..."
Diikuti oleh Kaizoku yang memanggil pedangnya kembali setelah terjatuh dari mata Gon.
"Tidak ada yang akan menggangu kita, tidak ada yang akan membantu kita, tidak ada... yang menyerah. Kita akan bertarung sampai mati." ucap Kaizoku dengan mata yang sangat tajam, menatap mata Gon dalam-dalam.
"Sama-sama kehilangan satu mata, sama-sama kehilangan pendamping hidup, sama-sama... bertarung dengan senjata andalannya." ucap Gon dengan suara yang sangat serius.
"Pertarungan terakhir untuk kita hadapi, pertarungan dimana hidup dan mati, pertarungan yang akan menjawab siapa yang terkuat." pembuluh darah di mata kiri Kaizoku mulai muncul lagi, menandakan Kaizoku akan mengeluarkan
"Perjalanan sang pahlawan akan selesai disini, perjalanan yang sia-sia akan terselesaikan, perjalanan menuju kematian." cairan hijau yang ada di sabit Gon mulai menyebar ke seluruh badannya, siapapun yang bersentuhan dengan cairan tersebut akan otomatis hancur dan mati.