Chereads / KCM / Chapter 1 - Bab.01

KCM

Aden_Rizki
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 2.6k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Bab.01

Perkenalkan namaku Adit,,"

Aku terlahir sebagai anak yatim piatu dan di besarkan di sebuah panti asuhan di daerah bandung.

Umurku kini sudah menginjak 16 tahun dan sekarang aku baru masuk ke SMA.

Tinggi badanku 175cm yang termasuk sangat jarang di usiaku yang memiliki tinggi badan yang ideal,,selain itu aku memiliki kulit sawo matang dengan sedikit tampan,,bahkan di sekolah aku di anugerahi sebagai pesaing dari seniornya yang menjadi rumput di sekolah yang baru.

Inilah awal ceritaku dimana aku mulai mengenal antara cinta dan nafsu.

Hari itu Mia yang duduk sebangku denganku meminta bantuanku untuk mengerjakan tugas sekolah di rumahnya,,aku pun menyetujuinya tanpa ragu dan tanpa mempunyai pikiran yang lain.

Dit hari ini Lo ada acara gak,,?"tanya Mia sambil melirik ke arah Adit yang duduk di sampingnya.

Kenapa emang,,?"tanya balik Adit.

Gak apa apa gua cuman nanya ajja,,kalau Lo gak ada acara Lo mau gak bantuin gua ngerjain tugas,,!"

Oh,,boleh,," tapi rumah Lo jauh gak,,kalo jauh gua malas,,!"jawab Adit sambil mengerutkan keningnya.

Deket kok,,tar gua gantiin deh ongkosnya,,!"

Ok kalau gitu,,"tapi gua balik dulu ke asrama,,!"

Ya udah tar aku tunggu deh di depan,,!"jawab Mia sambil menganggukkan kepalanya.

Mia memiliki tinggi badan 155cm dengan body yang cukup lumayan dan berparas cantik,,kulitnya yang putih dan halus seperti salju dan merupakan keindahan nomor satu di kelasku.

Setelah pulang dari sekolah aku kembali ke asrama untuk mandi dan segera mengganti pakaian,,sementara Mia menunggu di warung depan asrama.

15 menit kemudian Aku pun segera bergegas dengan membawa tas sekolah di punggungku dengan semangat menuju ke arah Mia yang sudah menunggu lama di warung depan asrama.

Sorry lama nunggu,,!"seru Adit sambil berjalan ke arah Mia.

Sial,,!" Tampan juga Lo,,!"gumam Mia saat melihat kedatangan Adit.

gak nyangka gue kalo liat Lo pake baju bebas Lo kayak bukan anak SMA,,!"seru Mia dengan kaget saat melihat tampilan Adit yang sangat berbeda tanpa menghiraukan pertanyaan dari Adit.

Hah,,apa gua kayak om om,,?"tanya Adit sambil mengerutkan keningnya.

Hahaha,,,persis,,!"jawab Mia dengan candanya.

Sialan,,!"tunggu gua ganti baju lagi deh,,!"teriak Adit dengan kesal.

Kelama'an,,udah ayo keburu sore,,lagipula gue hanya bercanda!"ucap Mia sambil menarik tangan Adit dengan senyum manis dan segera memesan taksi online.

Merekapun segera pergi dari lingkungan asramanya menuju ke rumahnya Mia.

Tadi bilang rumah Lo gak jauh,,kenapa udah 15 menit belum nyampe juga,,!"gerutu Adit sambil melihat ke arah Mia.

Ya elaah,,gak sabaran banget sih Lo,,bentar lagi juga nyampe,,!"jawab Mia sambil tersenyum ke arah Adit.

Beberapa saat kemudian merekapun tiba di sebuah komplek perumahan.

Nah itu rumahnya,,ayo turun,,!"seru Mia dengan santai sambil menunjuk ke arah rumahnya.

Adit pun tercengang saat melihat rumahnya Mia yang cukup besar dan memiliki tiga lantai.

Ini,,"ini rumah lo,,?"tanya Adit sambil menunjuk ke arah rumah besar itu.

Hah,,kenapa,,?"Lo gak percaya,,!"

Ayo masuk,,!"ajak Mia dengan santai setelah membayar taksi nya.

Merekapun segera masuk ke halaman rumahnya.

Sialan,,!" Ternyata Lo anak orang kaya,,!"gumam Adit sambil melihat sekeliling di halaman yang cukup luas itu.

Kenapa Lo,,?"biasa ajja kali,,gak usah dramatis kayak gitu liatnya,,!"ledek Mia saat melihat tatapan Adit seperti itu.

Jujur ajja gua baru pertama kali masuk ke lingkaran rumah semewah ini,,ternyata Lo anak orang kaya,,!"jawab Adit sambil menggelengkan kepalanya dengan takjub.

Ayo masuk,,!"ajak Mia tanpa menghiraukan perkataan Adit dan segera membuka pintu rumahnya.

Adit pun segera mengikuti Mia dari belakang dengan langkah yang ragu ragu.

Saat memasuki ruangan rumah,, Adit pun semakin tercengang saat melihat ruangan yang sangat mewah itu.

Dengan hamparan batu marmer yang menutupi seluruh lantai di ruangan itu,,di tambah kursi tamu yang sangat besar yang terbuat dari kulit asli dan berwarna merah tua dengan sedikit hiasan dinding yang terlihat semakin menawan.

Namun rumah itu begitu sepi dan sedikit agak menakutkan.

Kenapa sepi,,?"tanya Adit dengan heran.

Nyokap Ama bokap gue sibuk Ama kerjaannya masing masing,,mereka selalu pulang larut malam,,makanya rumah ini selalu sepi,,!"jawab Mia dengan santai.

Oh,,gitu,,terus yang lainnya kemana apa Lo gak takut tinggal sendirian,?"tanya Adit.

Kenapa harus takut,,Gak ada yang lain di rumah ini,,bahkan asisten rumah tangga hanya kerja pagi aja ,,!"jawab Mia sambil menggelengkan kepalanya.

Emang Lo gak punya sodara,,?"

Gue anak tunggal di rumah ini,,!"

Dah jangan bahas,,Lo mau minum apa,,biar gue bikinin,,!"seru Mia untuk mengalihkan pembicaraan.

Sebenarnya Mia selalu merasa ketakutan ketika dia tinggal sendirian,,maka dari itu Mia selalu main di luar rumah setiap hari setelah pulang sekolah hanya untuk melepas rasa kesepiannya.

Apa saja,,yang penting jangan racun,,!"jawab Adit sambil mengedipkan matanya ke arah Mia dan tertawa.

Ok,,kalo gitu gue bikinin racun spesial deh buat Lo,,!"seru Mia dengan candanya sambil berjalan ke arah dapur.

Lo minum ajja dulu di sini,,gue mau ganti baju dulu,,!"ucap Mia setelah memberikan minumannya kepada Adit.

Ok,,!"Adit pun mengangguk setuju.

Beberapa saat kemudian Mia pun kembali turun dari kamarnya menuju ke arah Adit.

Mia mengenakan t-shirt putih dengan celana rok jeans pendek yang terlihat sangat cantik layaknya remaja yang ceria.

Dia membawa beberapa buku di tangannya dan segera duduk di samping Adit.

Sementara Adit yang takjub saat melihat keindahan Mia Adit pun berpura pura seolah olah melihat gadis biasa yang ada di hadapannya.

Sedangkan di dalam hatinya Adit merasa tegang dan sedikit agak gak karuan.

Sial,," kenapa dia mengenakan rok pendek,,!"gumam Adit sambil melihat ke arah Mia yang duduk di sampingnya.

Saat Mia duduk celana dalamnya hampir kelihatan yang membuat mata Adit sedikit berkedut.

Kenapa Lo,,?"tanya Mia saat melihat tingkah Adit tak beraturan.

Kenapa apanya,,?"

Liat tugasnya,,!"seru Adit untuk mengalihkan pembicaraannya.

Mia pun segera membuka bukunya dan menyerahkannya kepada Adit.

Adit pun segera melihat buku tugas itu.

Sial,,"mulus banget,,!"gumam Adit yang melihat paha Mia dengan berpura pura melihat buku tugasnya.

Mia tanpa sadar duduk mengangkag di samping Adit hingga seluruh paha Mia terlihat dengan jelas,, bahkan sedikit tonjolan celana dalamnya yang berwarna khaky sedang mengintip dari balik rok jeans nya.

Pemandangan itu terlihat dengan jelas yang membuat Adit sedikit berkeringat.

Ini,,"bukankah tugas ini tugas seminggu yang lalu,,!"kenapa Lo baru ngerjain sekarang,,?"tanya Adit dengan heran saat melihat buku tugas yang Mia tunjukkan.

Hah,,apa,,!"seru Mia dengan berpura pura tidak tahu.

Sebenarnya niat Mia mengajak Adit bukan untuk mengerjakan tugas sekolahnya,,niat Mia sebenarnya hanya untuk mengisi rasa kesepiannya selama ini.

Biar gua periksa kepala Lo,,!"seru Adit sambil meletakkan telapak tangannya di atas keningnya Mia.

Lo pikir gue sakit,,!"seru Mia sambil menyingkirkan tangannya Adit dari keningnya.

Trus kalo gak sakit kenapa Lo ngerjain tugas yang udah basi,,apa jangan jangan Lo amnesia,,!"jawab Adit dengan candanya.

Bisa jadi,,!"tambah Mia sambil mengedipkan matanya nya ke arah Adit.

Ada ada aja Lo,,!" Ya udah kalo gitu gua balik aja,,!"

Tunggu,,Lo jangan balik dulu,,temenin gue sebentar,,!"seru Mia sambil menarik tangannya Adit.

Namun secara tidak sengaja Mia menarik tangannya Adit terlalu keras hingga Adit pun tertarik dan memeluk Mia dengan spontan.

Eh,, sorry gua gak sengaja,,!"lagipula kenapa Lo narik tangan gua,,"jelas Adit dengan sambil menarik diri dari pelukan Mia.

Namun saat Adit hendak menarik diri dari pelukannya,,Mia justru semakin erat memeluk Adit.

Adit pun merasa heran saat hendak menarik diri darinya namun terasa semakin erat dekapan tangan Mia kepadanya.

Mia,,ada apa,,?"tanya Adit dengan heran

Jangan pergi,,!"bisik Mia kepada Adit.

Adit pun gemetar saat mendengar bisikan Mia di telinganya.

Akhirnya tanpa sadar merekapun saling bertatapan dan perlahan mulai mendekatkan wajah keduanya sehingga kedua bibir mereka saling bersentuhan.

Dengan wajah yang mulai memerah Mia pun mencium bibirnya Adit dengan lembut.

Sementara Adit dengan senang membalas ciuman Mia.

Merekapun mulai merasakan panas membara dan mulai mengikuti irama yang sesuai dengan apa yang mereka sering lihat di film film romantis.

Tangan Adit mulai bergerak dari sentuhan di punggungnya Mia hingga beralih ke tempat sensitif lainnya yang ada di tubuh Mia.

Mia pun mulai merasakan kehangatan sentuhan Adit sehingga Mia mulai memberikan ruang untuk kedua tangannya Adit agar lebih bebas menyentuh area sensitifnya.

Perlahan tangan Adit masuk kedalam t-shirt Mia dan mulai mengelus kedua bukit kembarnya dengan lembut.

Sial,,!"ternyata Lo gak pake BH,,!"gumam Adit dengan senang.

Adit pun mulai meremas kedua bukit kembar itu dengan lembut tanpa melepaskan bibirnya yang sedang bercumbu dengan Mia.

Akhhhhh,,,,,desah Mia sambil menggigit bibirnya Adit.

Mia merasa semakin panas saat kedua bukit kembarnya di remas dengan lembut oleh Adit.

Adit pun menghentikan ciuman bibirnya untuk sesaat dan membantu Mia untuk membuka t-shirt nya.

Saat t-shirt Mia terlepas pemandangan kedua bukit kembarnya sangat mengagumkan,, bentuknya sangat indah terlihat sangat padat tanpa BH.

Adit terpana saat melihat pemandangan di depannya hingga membuatnya merasa kagum akan keindahan Mia.

Tanpa ragu Adit mendorong tubuh Mia hingga bersandar di sofa dan mulai melumat kedua bukit kembar itu dengan rakus.

Sementara Mia semakin intens merasakan kenikmatan kecupan Adit di kedua bukit kembarnya.

Mia pun semakin mendesah seakan merasakan terbang ke langit ke tujuh karena ini merupakan pengalaman pertamanya yang dia rasakan.

Mia mulai menjambak rambutnya Adit dengan lembut seakan meminta Adit untuk lebih menghisap kedua bukitnya yang sudah mengeras itu.

Adit mengerti dengan apa yang Mia inginkan.

Adit menikmati lumatan bibirnya di kedua bukit yang indah itu,,sementara tangannya mulai meraba paha mulus yang sedari tadi sudah menunggu untuk di sentuh.