cahaya terang masuk kemataku, aku membuka mataku dan melihat hari sudah siang, cahaya matahari masuk melalui sela-sela goa.
"sarah, bangun" ucapku sambil menggerakan bahunya.
sarah perlahan bangun dan membuka matanya.
"ada apa..." ucap sarah dengan suara yang masih ngantuk, wajahnya hanya terlihat sangat lesu.
"kamu baik-baik saja? bisa berdiri?"
"i-iya..." sarah perlahan berdiri.
aku membantunya berdiri dan berjalan keluar dengannya, pata tidur diatas kepalaku.
cahaya matahari menyilaukan mata , sudah berada diatas kepala kami, dan saat itu kami melihat seseorang diujung sungai.
aku menarik sarah dan bersembunyi dibalik pohon. "shh...ada seseorang disana" ucapku.
aku memperhatikan orang itu, dia seperti membersihkan sesuatu.
warna air sungai menjadi merah, itu seperti darah yang mengalir, apa dia baru saja membunuh seseorang dan membersihkan pedangnya.
aku memperhatikannya lebih teliti saat itu tiba-tiba perut ku berbunyi.
aku kehilangan fokusku, aku membalikan pandanganku lagi dan melihat orang itu sudah tidak ada didekat sungai.
"pluto..." ucap sarah.
aku membalikan badanku. "ada ap-" Saat aku membalikan badanku aku melihat orang tadi sudah berdiri di belakang kami.
orang ini melihat kami dengan kebingungan. "ngapain kalian berdua disini?" ucap orang ini.
"k-k-k-k" tidak ada sepatah kata keluar dari mulutku saat aku mencoba untuk menjawab, badanku gemetaran dan aku menahan pipisku.
"hah?" ucap orang ini. Dia mendekatkan pandangannya ke depan wajahku.
"k-k-k-ka-kami t-t-ter-t-terse-sat" ucapku dengan suara yang gagap. Keringat berjatuhan dari tubuhku.
"oh begitu ya...ikuti aku" ucap orang ini.
kami mengikuti perintahnya, kami takut saat kami mencoba kabur badan kami dipotong menjadi 12 bagian dari kepala sampai kaki.
kami sampai disebuah tenda kecil, didepan tenda ada sebuah api unggun dengan hewan yang dibakar diatasnya.
perutku keroncongan lagi saat aku melihat ke hewan yang dibakar.
"hahaha, nampaknya kalian lapar ya" ucap orang ini.
kami berdua mengangguk dan berdiri dengan rasa canggung dan ketakutan menyelimuti kami.
"namaku Xenia, siapa nama kalian berdua?" ucap xenia. Orang yang sebelumnya.
"A-aku Pluto...Dan gadis ini adalah Sarah" ucapku.
"oh begitu ya, salam kenal ya pluto dan sarah"
"salam kenal juga..." ucapku.
badan xenia tinggi dengan rambut hitam pendek setelinga, matanya merah dan badannya berwarna eksotis dengan baju yang berlapis dengan zirah.
"kenapa kalian bisa tersesat sampai disini?" ucap xenia.
"k-k-kami dikejar prajurit kerajaan..." ucapku.
"prajurit kerajaan? kenapa?"
"kami tidak tahu alasannya, tapi kami seperti seorang buronan" ucapku.
"dimana rumah kalian?"
"r-rumah kami berada didesa kecil dibalik hutan ini" ucapku sambil menunjuk dari arah kami datang. "t-tapi rumahku sudah hangus...mungkin rumah sarah juga sudah dibakar oleh mereka...kami tidak memiliki tempat tinggal lagi"
"oh begitu...bagaimana kalo kalian ikut bersama ku saja?"
"i-ikut bersamamu ya...boleh kami memikirkannya terlebih dahulu?" ucapku
aku membawa sarah kepinggir sungai.
"bagaimana menurutmu?" ucapku.
"boleh aja...soalnya kita udah gaada tempat tinggal lagi, kita harus nyari makan juga, mending kita ikutin dia aja dulu" ucap sarah.
"b-baiklah..."
kami berdua berjalan menuju xenia.
xenia tersenyum kepada kami berdua.
"xenia...kami ikut!" ucapku.
"yosh...apa kamu bisa memakai pedang,pluto?" ucap xenia.
"t-tidak sepertinya..."
"apa kamu penyihir?" ucap xenia. "kalau memang kamu penyihir, aku akan mengajarimu caranya membuat pedangmu mengalirkan energi sihir"
"HAH! ITU TIDAK MUNGKIN!!" teriak sarah.
"tidak ada yang tidak mungkin" ucap xenia. "air sungai saja bisa di kuras meski itu akan memakan waktu yang lama"
"TIDAK MUNGKIN ENERGI SIHIR BISA DI ALIRKAN KE PEDANG!! HANYA TONGKAT SIHIR YANG BISA MENERIMA ENERGI SIHIR!!" teriak sarah. "ITU MELANGGAR HUKUM ALAM!"
"kamu benar-benar banyak bicara saat kamu merasa benar ya" ucap xenia. "hahaha menarik..."
"lihat pedangku" ucap xenia.
xenia menarik pedangnya dan memegangnya dengan kedua belah tangannya sambil mengangkatnya keatas, Kilatan listrik keluar dari pedangnya.
"perhatikan..." ucap xenia. "ssshhhhh..." menghembuskan napasnya.
dia tiba-tiba menghilang dari pandangan kami, kami berdua melihat kesekitar dan ternyata dia ada diseberang sungai.
"BAGAIMANA!!" teriak xenia dari seberang sungai.
sarah diam, matanya terbuka lebar saat melihat ini. "i-i-itu tidak mungkin kan..." ucap sarah. "aku tidak pernah belajar tentang itu..."
xenia tiba-tiba hilang dari pandangan kami, kami membalikan badan dan melihatnya sudah berdiri ketempat semula.
"Bagaimana? apa kamu percaya sekarang?" ucap xenia.
"t-t-tidak mungkin..." ucap sarah. "sepertinya ada yang salah..."
"Ajarkan aku!!" ucapku. "ajarkan aku cara memakainya"
xenia melempar sebuah belati kearahku. "yup! tangkap itu"
aku mengambil belati yang dilempar oleh xenia. "apa yang harus ku lakukan sekarang?"
"perkenalkan dirimu" ucap xenia.
"pernalkan diriku? apa maksudmu?"
"kamu ingin bisa sepertiku kan?" ucap xenia.Aku mengangguk dan memperkenalkan diriku kepada belati kecil ini.
"Perkenalkan namaku Pluto dan umurku 16 tahun!"
xenia berbalik dan tertawa terbahak-bahak. "AHAHAHAHAHAHA KAMU BENAR-BENAR MEMPERKENALKAN DIRIMU!!!" xenia benar-benar tertawa lepas.
"sepertinya babi nya sudah masak, ayo kita makan malam" ucap xenia.