Chereads / Terkurung di Sangkar Milliarder / Chapter 2 - 02 kebencian Farissa

Chapter 2 - 02 kebencian Farissa

"Ribet ya jadi lo." Pusing Gea.

Baru mendengar penjelasan Edrea setengah saja dia sudah angkat tangan.

"Punya keluarga gitu amat. " Ucap Mikael.

"Mau ngasih solusi ngak!" Sengit Edrea, dia curhat bukan ingin mendengar keluhan teman-temannya.

"Gak ada solusi menurut gue, lo diem aja dah." Gea menepuk pelan pundak temannya.

"Hahaha bener. " Mikael setuju.

Kalo keluarga lo gak seserem itu, dulu-dulu bakal gue pacarin lo anjing, kesal Mikael.

Siapa yang berani menolak visual Edrea? Tetapi Mikael juga tidak berani minta restu sama Papanya Edrea yang betul-betul pria maskulin melebihi dirinya.

Yang ada dia insecure.

"Sayang." Seseorang datang dan mengecup lembut surai Edrea.

Dia adalah Darren Flason, putra tunggal pemilik SB Group yang sedang naik daun beberapa tahun belakangan.

Darren menatap Edrea dengan penuh sayang "tunggu aku pas habis pulang Sekolah." Katanya lembut.

Edrea tersenyum kecut.

Andai saja tidak sesulit ini.

"Hei." Tegur Darren, mengusap dagu Edrea pelan.

"Kalo Javier maksa ikut, gimana?" Tutur Edrea

Darren terdiam, Ketos galak ingin ikut? Jangan harap.

Dia tersenyum memandang kekasihnya "aku bakal lawan dia."

"Siapa mau lawan gue?" Javier berdiri diambang pintu kelas.

Keduanya menoleh bersamaan, Javier sekarang menampangkan wajah sangarnya.

Gea dan Mikael ingin segera pergi dari sini rasanya, mereka hanya melirik lirik Javier.

Jangan kira Javier adalah anak anak SMA hanya mengandalkan tampang saja rupawan, tapi badannya idaman para kaum wanita, tubuh tinggi dan juga memiliki otot-otot sempurna.

Darren berdiri dan mendekati Javier.

Tatapan Javier sangat tidak bersahabat, mata elangnya kini menusuk jauh kedalam mata Darren

"Gue mau ngajak Ed—"

"Lo gak boleh bawa Edrea tanpa ada gue." Tekan Javier.

"Lo gak usah campurin urusan gue sama dia." Darren menatap dingin Javier.

Rahang Javier mengeras, tangannya mengepal kuat "pergi, keluarga gue gak bakal nerima orang kaya lo."

Darren berdecak menatap Javier nyalang " Banyak omong, gue cuma ngajak dia jalan."

Setelah itu Darren berlalu pergi, masih ada rasa benci di hatinya terkait Javier.

Bukan hanya Darren, Edrea juga menatap tidak suka pada Javier.

Javier mendekat "itu kan pacar lo, berani nantang keputusan gue."

Dia mendekat lagi selangkah "putusin atau gue aduin ke om Gerlad. " Ancam nya.

"Apapun pasti lo aduin, cepu. " Ejek Edrea dan berlalu pergi meninggalkan Javier.

Javier menghembuskan nafas kasar, dia juga pergi meninggalkan kelas dengan langkah lebarnya.

Gea dan Mikael saling pandang, sebenarnya mereka berdua juga bingung. Kenapa keluarga Edrea sebegitunya menjaga Edrea dari semua orang.

•••

Jason sedang duduk dikantin bersama teman-teman barunya, Harvey dan Zayn.

Jason merasa diterror disini, semua siswi perempuan menatap lapar dirinya! Tidak, Jason masih polos.

Mungkin jika keluarganya bukan dari Giotto Jason tidak mungkin menyiakan ketampanan ini.

"Deketin deh! Nanti nomernya gue minta." Senggol Harvey pada Zayn.

Dari tadi mereka melirik-lirik seseorang yang berada di belakang Jason.

Zayn berdecih "enak aja lo, yang berjuang juga gue."

"Nanti gue kasih nomer cewe-cewe seksi." Yakinnya pada Zayn, berharap Zayn akan tergoda.

"Ogah, gak premium. " Tolak Zayn.

"Cowo culun kaya lo minta yang premium, sadar diri lah. " Harvey berucap menyindir Zayn.

Padahal mereka berdua baru berkenalan 2 jam yang lalu, tetapi sudah seakrab ini.

"Yang mana? Biar gue mintain. " Jason bersuara, itung-itung ingin menguji seberapa terhipnotisnya cewe-cewe saat dia ingin meminta nomer.

Zayn dan Harvey tampak bersemangat mendengar bantuan dari Jason.

"Cewe persis di belakang lo. " Tunjuk Zayn pada seseorang perempuan yang sedang menunduk menikmati makanannya dengan malas.

Jason melebarkan matanya.

"Itu kakak gue!" Ucapnya dengan nada yang sedikit tinggi.

Biaa-bisanya Jason tidak sadar bahwa kedua temannya tadi sudah lama membicarakan Edrea.

Zayn dan Harvey hampir tersedak, benar kata orang Dunia terasa sempit.

Sontak keduanya menampakkan wajah-wajah baiknya pada Jason.

"Eh lu mau tambah lagi ga? Gue bayarin." Tawar Zayn sambil menatap harap pada Jason.

Biasanya, jalur adek lebih akurat.

"Jason ntar gue traktir di restoran papa gue seminggu! Di D'Aleo Cafe. " Harvey tak mau kalah, dia menggunakan jurus jitu yaitu menumbalkan Cafe D'Aleo yang saat ini semua orang baik dari kalangan bawah dan Konglomerat mengantri makan disana.

Dia akan memberikan kesempatan emas pada Jason dan mungkin saja Jason akan berbaik hati memberitahukan nomer Edrea pada Harvey.

"Hahahaha sorry, gue gak minat. gue bisa makan di Giotto Restaurant milik papa gue tiap hari. " Jelasnya.

Giotto Restaurant, menjadi inspirasi para pembisnis makanan di dunia. Restaurant ini hanya menyediakan tempat Dinner untuk orang yang benar-benar special.

Banyak orang ingin menandingi, tapi itu tidak akan pernah bisa. Karena pemiliknya adalah Jacob Giotto, kakak tertua.

Wajah Harvey seketika masam "gue lupa lo anaknya om Jacob."

Zayn ikut setuju "jadi gue ga bakal bisa nih?"

"Iyalah." Jacob memandang keduanya, paling juga minta nomer buat modus.

"Kalo gue gasalah inget, kakak lo itu anak om Gerlad kan? Edrea Giotto?" Pikir Zayn.

"Ya, kak Edrea. " Jawab Jason

"Jason." Edrea mendekati meja makan mereka bertiga.

Karena kebisingan teman Jason, Edrea baru sadar bahwa yang memunggunginya tadi adalah Jason.

"Kak, ada apa?"

Edrea memandang kedua teman Jason, sedangkan yang di pandang berlagak seperti cowo maco.

"Huuh seger banget badan gue habis nge gym jam 2 pagi." Eluh Harvey sambil meregangkan otot-otot tangannya yang otomatis tercetak di baju sekolah

Zayn mendelik malas "mau mati lo?"

Edrea memandang keduanya konyol, memang anak baru puber ya begini.

"Kakak liat temen kamu baik, awas ya kalo sampai ketauan temenan sama berandalan." Ancam Edrea pada Jason.

Jason mengangguk "pasti."

"Kakak ke kelas." Ucap Edrea setelah itu pergi meninggalkan Jason.

Jason menatap kepergian Edrea sampai tidak terlihat lagi.

Jason jadi khawatir, temannya saja kecantol sama Edrea jika bukan dirinya disini atau Javier, udah habis Edrea digangguin lelaki buaya.

"Hai."

Ada 3 orang siswa menghampiri meja makan Jason.

Terlihat sangat menggoda iman, baju dan rok ketat serta warna bh yg keliatan itu sangat menggambarkan perempuan di hadapan Jason sekarang.

Harvey sampai berbisik pada Zayn "baru kali ini gue liat secara langsung speak lon*e jalanan."

Jason mengerutkan Alis "siapa?"

"Salam kenal, aku Farissa Edrik." Jawabnya sambil mengulurkan tangan.

Dua teman Farrisa yaitu Rea dan Dely memandang memuja kearah Zayn dan Harvey

Zayn dan Harvey sampai berpaling menghadap tembok demi menahan tawa mereka.

Jason berdiri dari duduknya, memandang Farissa tidak berminat.

Jason mengkode Zayn dan Harvey agar segera pergi dari kantin.

Dan sekarang, uluran tangan Farrisa hanya terterpa angin. Jason sudah pergi meninggalkannya.

"Pffttt... Jangan sksd, mending kalian gak usah kenalin sama gue ataupun Zayn dan Jason. Karena kami cuma mau ngeladenin Untuk Edrea seorang. " Jelas Harvey panjang lebar dan berlalu pergi diikuti oleh Zayn.

Harvey belum bisa melupakan bayang-bayang Edrea di benaknya, untung saja dia tidak ternganga saat Edrea menatapnya.

Wajah Farrisa merah padam, dia tidak terima jika first love-nya, diambil oleh seseorang yang bahkan dia tidak kenal.

Dia berbalik menatap Rea dan Dely "sialan, berani-beraninya ada yang duluin langkah gue."

Dely mengangguk setuju "hah si Edrea Edrea tadi juga serakah, dia ngambil Harvey dan Zayn."

Farrisa tersenyum sinis "dia gak tau aja kalo gue anaknya Tian Edrik."

••••