Rein mengambil jarak yang jauh , petir yang menyambar Celsi tapi tidak berdampak.
< Eosn > adalah sihir yang membuat black hole secara singkat.
< Eosn > berskala besar hingga memenuhi atas goa, mengakibatkan seisi yang disana berterbangan dan terhisap termasuk juga roh, jiwa yang telah mati disana terhisap juga. Mayat Chelya terhisap, termasuk katananya dan Celsi pun terhisap ke sana. Semua habis terhisap, yang tersisa hanya Rein dan Sura.
Black hole hilang dengan sendirinya.
Rein lega karena dia tidak merasakan Aura Celsi yang mengerikan baginya.
"Sudah berakhir?" Rein
"Tidak. Sedikit lagi." Sura
Langit terbelah, tangan muncul dari situ yang memegang seperti membuka gorden rumah, lubangnya menjadi besar. Rein terkejut.
Celsi memegang pedang katana yang di gunakan Chelya saat bertarung melawan Sura. sekarang berada digenggaman tangan kirinya. Celsi dengan kecepatan cahaya tiba kebelakang Rein, Serangan mendadaknya benar-benar tak terlihat, Celsi telah menusuk jantung Rein. Jeritan Rein yang kuat menyerupai suara singa sehingga seluruh ruangan bergetar dan bergeming.
"Kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!" Rein
Sesuatu ada yang membuka matanya, mengedip-ngedip matanya. Melepaskannya—
"Kerja yang bagus, kalau sudah begini—" Sura
Sura berteleport, mengendong Rein, Celsi menebas mereka, namun seperti genangan air saat Celsi menebas tubuh Mereka.
Mereka menghilang menjadi air.
Kesedihan menyelimuti dirinya dengan memegang dadanya, Rasa sakit yang dia rasakan membuat Aura yang dia keluarkan semakin meluas sehingga keseluruhan neraka dilapisi olehnya.
Sesuatu yang menjangkal, Celsi merasakan aura yang sangat mengerikan datang dari atas. Seorang malaikat yang jatuh karena telah membuat dosa besar pada masa.
Dia menunjukkan dirinya pada Celsi, terbang dengan mengepakkan sayapnya yang putih bersih, mengenakan hitam formal, tubuh besar kekar, diatas rambut pendek kebelakang berwarna kuning ada cincin yang berwarna hitam menghiasi dan ada garis lurus di mata kanannya yang berwarna hitam.
Malaikat jatuh, Sang Lucifer morning star yang telah lama menjadi penguasa dan menjaga neraka jahanam.
Seharusnya dengan kehadirannya saja membuat makhluk hidup mati tapi Celsi tidak terpengaruh, Celsi mengabaikan rasa sakit yang
menyerang hatinya yang kecil. Menatapinya dengan keberanian tanpa ada rasa takut sedikitpun.
Lucifer mendarat pelan, Tatapan yang tajam dan sangar antaranya. Keinginan Lucifer membangkitkan kembali para makhluk pendosa, menjadikannya Undead yang sangat banyak sehingga ingin memenuhi tempat.
Celsi Tak bisa berpikir dengan normal, pikirannya hanya menginginkan bunuh, bunuh, dan bunuh karena telah kehilangan teman-teman. Celsi Meneriakkan nama < Blue Leviathan > , memakan semua Undead tanpa sisa.
Dilain tempat, Sura dan Rein berjalan ditempat yang gelap. Rein memulihkan luka dari dadanya dan membuat kembali jantungnya dengan sendirinya.
"Lain kali jangan begitu dong, derajatku jadi rendah karena terlihat lemah seperti itu." Rein
" *Ketawa, Maaf, tapi setidaknya kita telah berhasil membangunkan si malaikat jatuh, Lucifer morningstar." Sura
Ekspresi datar menanggapinya.
Lucifer Hanya jentikan jarinya, jiwa dan tubuh Celsi lenyap tanpa bekas. Lucifer sepertinya sedang menunggu sesuatu, dugaan yang benar bahwa dia bukan manusia biasa.
Dengan pusaran kupu - kupu Hitam biru... Celsi muncul ditempat asal dia mati.
Celsi dengan sengaja melempar katana bilah hitam nya kedepan Lucifer, teleport instan kebelakang, tendangan samping yang keras menendang kepalanya.
Tapi... Lucifer dengan santai memblokir. pedangnya terjatuh ke tanah, karena sayapnya memblokir dan tendangan yang tidak berefekkan apapun ke dirinya. Memegang kaki Celsi lalu dia melemparkan kebawah dengan kuat.
Memuntahkan darah dari mulutnya, sekali lagi dia membanting Celsi dengan keras sehingga tulang yang ada belakangnya patah semua.
Tapi Celsi bisa memulihkannya, Lucifer mengambil kaki Celsi dan mengangkat sejajar dengan bahu nya.
"Siapa dirimu? Apa yang kau inginkan kemari?" Lucifer
"Diriku? Hanya manusia biasa yang numpang lewat! " Celsi
keluar pedang katana bilah hitam dari celah di kepalan tangannya, Pedang yang dia lempar tadi. Memotong kakinya sendiri yang di genggam Lucifer sehingga jatuh ketanah, saat menjinakkan tanah dengan kaki satu, kaki yang lain beregenerasi, berteleport menjaga jarak dan dia berdiri tegak dengan keberanian, kebencian dan kekesalan.
Lucifer melihat pandangan tajam dari Celsi, hati kecil yang luka Karena kehilangan seseorang dan dendam terhadap seseorang. Dia bisa memahami yang dirasakan Celsi setelah melihat kejadian dari matanya, Karena dia mempunyai mata yang bisa melihat apapun sekali pandang.
menutup matanya bersamaan menundukkan kepalanya sedikit.
"Tenangkan dirimu nak!" Lucifer
Lucifer mengangkat kepala sedikit bersamaan melihat Celsi kembali, Lucifer sepertinya pernah melihat dia dulu saat dirinya mengalami hal yang sama seperti Celsi.
Saat itu Celsi masih tertelan oleh emosinya sehingga Lucifer menegurnya kembali.
"Sudahku bilang bukan? Tenangkan dirimu! Tidak ada gunanya melawan diriku." Lucifer
Celsi menggertakkan giginya kuat-kuat
dan menahan rasa sakit yang menyiksa dari hatinya yang kecil. Celsi berlari ke depan, Celsi mengayunkan katananya dengan sembrono, tetapi Lucifer memblokir semuanya dengan santai yang menganggap sayap sebagai perisai.
Meskipun rasa sakit tidak terlihat di ekspresinya, gerakan canggungnya dengan jelas menunjukkan seberapa serius luka yang dia terima pada hatinya yang lemah.
Dia Mendapatkan moment yang tepat, Celsi menusuk sayap Lucifer yang menahan serangannya.
Tapi hal yang tak terduga, Darah bercucuran di telapak kanan Celsi, Serangan yang Celsi berikan pada Lucifer tapi malah dia yang mengenainya, karena Lucifer telah memutar balikkan sebab akibat.
Yang dimana Lucifer telah merubahnya menjadi , < sebab > jika seseorang menyerangku < akibat > dia yang akan terluka.
Lucifer menendangnya sehingga dia terpental jauh. Celsi berdiri menahan rasa sakit yang seharusnya Lucifer yang terluka bukan dirinya..
"Ap-apa yang dia lakukan?!"
"Sudahku bilang bukan? Tenangkan dirimu, percuma melawanku."
"...."
Celsi menurutinya, menurunkan senjata dan menghilangkannya dari genggaman.
Celsi melihat telapak tangannya sendiri yang dibanjiri oleh darah. Meregenerasi telapak tangan. Lucifer kagum pada Celsi karena dia bisa meregenerasi luka dari senjata konseptual. Lucifer bisa tau karena matanya yang bisa melihat kejadian sebelumnya.
"Aku akui kau kuat, tapi tidak dengan mentalmu."
"Tidak, mana mungkin aku selemah itu."
"Itu benar."
Celsi terdiam tak bisa berkata apa-apa lagi.
"....."
"Jika aku berbohong, tidak mungkin dirimu diselimuti oleh kekesalan dan dendam seperti itu. Kamu lemah saat seseorang yang ada di sisimu tidak ada."
Celsi menggertak gigi.
"Ahh... Emang kenapa kalau begitu? Kau juga begitu jika seseorang yang kau cintai menghilang darimu?"
"Itu benar. Tapi sekarang tidak berlaku lagi bagiku. "
"Kenapa?"
"Aku sudah terbiasa kehilangan seseorang. Baik itu teman, sahabat, saudara, keluarga, dan kekasih."
"..."
Lucifer menjentikkan jarinya. Sekarang Mereka berada di ruangan seperti perpustakaan, banyak sekali buku yang bertaruhan rapi di Rak. Celsi terkejut dia dibawa ke tempat lain dengan simpel.
"Dimana ini?"
"Ini adalah rumahku."
Lucifer mengambil satu buku di Rak, kemudian membacanya.
"Rumahku? Ini cuma perpustakaan bukan?"
Lucifer menutup buku lalu menaruhnya kembali, dia berjalan kedepan.
"Jangan merendahkan perpustakaan dong."
"..."
Celsi mengikutinya dibekalangnya.
"Walau sekelilingmu hanyalah buku, isinya cuma kertas yang ada tulisan dan bahasa yang tidak bisa kamu pahami. Tetap saja kamu jangan meremehkannya, setiap buku memiliki cerita masing-masing dan mempunyai ilmu dan pengetahuan yang cantumkan didalam cerita tersebut."
"Aku tidak bisa memahaminya."
Mereka sampai di pusat perpustakaan, Tempat untuk membaca. Kursi yang panjang dan meja yang lebar bersusun secara rapi dan teratur.
Lucifer mengambil salah satu buku di Rak terdekat, dia duduk kemudian membuka dan membacanya. Saat itu, Celsi agak kesal dengan sikap yang malas baginya karena dia hanya membacanya dan duduk di sana.
"Woiii..!!! Bukan saatnya untuk santai! Sekarang aku membutuhkanmu untuk membunuh orang sipit itu!"
Beberapa detik mengabaikan Celsi. Lucifer menyuruh Celsi mengambil buku yang berwarna biru di salah satu rak buku yang semuanya berwarna hitam.
"Malaikat sialan."
Setelah mengambilnya Celsi menyerahkan buku itu kepada Lucifer.
"Bacalah!"
Celsi kesal padanya, Celsi kemudian duduk di depan Lucifer yang sedang membaca buku. Celsi membaca judul buku tersebut yang bertulisan 'Malaikat yang jatuh' , dia sedikit terkejut membacanya, membuka halaman pertama dan membacanya hingga akhir. menutup buku tersebut, Celsi mulai memahami kata kata Lucifer tadi.
"Ahh... Akhirnya aku mengerti apa yang kamu maksud."
Lucifer menutup bukunya disaat pertengahan membacanya.
"Baguslah. Sekarang kau Sudah tau siapa aku."
Celsi Terkejut.
"Cerita hidupku? Artinya yang tadi aku baca..."
"Benar. Aku adalah Lucifer morningstar, malaikat yang jatuh. Tadi yang kamu baca adalah buku-ku yang menceritakan kehidupanku dari kecil hingga sekarang dan semua buku yang ada di sini adalah cerita kehidupan Mahkluk neraka jahanam. Yah... Bisa dibilang ini adalah City of book historis. Tempat dimana cerita kehidupan seseorang akan di jadikan sebuah buku. Dan kamu... Adalah Furudo Celsi. Adik angkat Furudo Rika."
Celsi terkejut pada dirinya, yang bisa tau namanya tanpa memberitahukan namanya. Saat berikutnya, pandangan Lucifer ke Celsi agak mengherankan seperti ada yang menjangkal pada Celsi. Dia Menaruh bukunya dan menunduk kebawah sambil menutup matanya.
"Aku akan memberikanmu sebuah gelar!"
Celsi terkejut mendengar.
"A-a-apa? Apa tujua-"
Belum habis berbicara, Celsi telah diberkati oleh Lucifer sebuah gelar sebagai penyihir kupu-kupu.
"WITCH OF BUTTERFLY"
Setelah menyebutkan kalimat tersebut secara tiba-tiba. Sesuatu yang memutuskan hubungan dalam diriku. Cahaya berwarna biru melintasi takdirku yang ditelah di tentukan oleh Sang Pencipta. Sekarang, Celsi tidak terikat oleh takdir karena cahaya biru misterius memotong takdirku. Setelah semua selesai. Celsi merasakan dirinya seperti ada yang berbeda.
"Apa yang baru saja terjadi?"
"Aku memutuskan hubungan takdir dengan dirimu melalui gelar yang aku berikan padamu, Karena aku tak mau itu terjadi."
"Gelar? Eh... tunggu! Kamu memberikanku gelar 'witch of butterfly'? '"
Santainya Lucifer menanggapi celsi.
"Benar. Emang kenapa?"
"Apa kau tidak tau bahasa Inggris!? Witch itu untuk perempuan bukan untuk laki-laki..!!!"
"Hahahaha, bukannya cocok untuk dirimu. Namamu saja seperti perempuan, Celsi! Hahahahahahaha."
Saat Lucifer menertawakannya, Celsi hanya bisa diam dan menenangkan dirinya kembali. Setelah berhenti tertawa lepas, tatapan yang serius seolah-olah akan ada hal yang serius.
"Tapi... Aku memberikan mu gelar supaya kamu terlepas dari Takdir suram yang mengikatmu."
Celsi memiringkan kepalanya sedikit.
"Takdir? Seperti apa takdirku?"
"Kamu menghancurkan jutaan dunia bahkan mungkin lebih dari juta."
Muka Celsi pucat karena telah mengetahuinya.
"Ti-tidak. Mana mungkin. Itu hanya ilusi. Dunia hanya satu. Yaitu bumi, selainnya hanya planet-planet lain. Tidak sebanyak itu."
Lucifer memandanginya dengan serius seolah-olah itu benar tanpa adanya kebohongan sedikitpun sehingga Celsi tak bisa membantahnya dan Terdiam.
"Padahal kamu baru saja membaca buku tentangku. Mataku ini bisa melihat apapun dengan sekali bertatapan makhluk apapun. Masa lalu dan masa depan, aku bisa melihatnya. Setiap aku bertatapan muka denganmu, aku terus, terus, dan terus melihat kejadian itu."
Celsi sedikit jengkel dengannya karena seperti telah mengarang cerita tersebut, karena baginya alam semesta hanya ada 8 planet saja.
"Haha, Mana mungkin dunia sebanyak itu. Mungkin matamu salah lihat."
"Itu adalah kebenaran. Mataku tidak pernah salah, mataku melihatnya secara mutlak."
Celsi menggertak giginya, hal yang dia tidak bisa bantah lagi. Saat itu juga, buku diatas meja berterbangan dan tertaruh ke rak buku masing-masing. Meja tersebut menjadi sebuah pemandangan Tata Surya seolah-olah meja adalah hologram. Celsi terkejut menyadarinya.
"Lihatlah! Ini kan yang kamu maksud?"
"Benar. Lalu kenapa?"
Seketika gambarnya menjadi buram, lalu jernih kembali. Tapi.... Menampilkan gambar lain, bumi yang banyak seperti kelereng dalam kaleng. Begitu banyak sehingga sepertinya jumlahnya adalah 100... Tidak. 1.000... Tidak mungkin lebih dari itu. Ini lah alam semesta yang sebenarnya.
Celsi melihatnya hanya bisa membuka mulutnya dan matanya melebar terkejut tanpa ada satu katapun yang keluar dari mulutnya. Celsi melihat semuanya dari hologram tersebut.
"Ini adalah alam semesta kita yang sebenernya. Tata Surya yang kamu kira itu hanyalah halusinasi."
"Halusinasi? Maksudnya?"
"Benar. Dulu, ibuku pernah bercerita. Ada seseorang yang menghancurkan Tata Surya Karena dia telah kehilangan orang yang dia sayangi. Setelah menghancurkan nya, dia membuat banyak Dunia dalam hitungan detik. Dunia yang tak terujung, tak terhitung jumlahnya dan tak terhingga banyaknya jumlah yang di buat olehnya."
"...."
Sekali lagi Celsi hanya bisa terdiam.
"Itu sudah menjadi sebuah cerita turun menurun bagi para malaikat sepertiku."
"Jika itu adalah alam semesta yang sebenarnya, lalu bagaimana dengan alam semesta yang diketahui banyak orang sekarang ini?"
"Hmm... Mungkin ada seseorang yang telah mengubah Sejarahnya."
"Benar juga sih."
Lucifer berdiri lalu pergi ke tembok yang kosong dan lebar. Menunjuknya, sebuah portal yang menuju pulang ke Samarinda telah dibuat oleh Lucifer.
"Karena kamu sudah mengetahuinya. Sekarang pulang dan carilah orang yang telah mengubah Sejarah dunia dan menciptakan dunia yang terhitung jumlahnya ini."
Celsi berdiri dan berjalan mengarahnya. berhadapan diantara keduanya.
"Aku yakin, kamu menjadi kuat dan akan menemukan orang itu."
Celsi kali ini bersemangat dengan tujuannya yang baru, tujuan yang telah di tunjukkan oleh malaikat.
"Ya."
Celsi dan Lucifer berpamitan dengan mengadu tinju mereka, dan Celsi
terjun ke portal yang telah dibuat di tembok tersebut. Saat sampai, siang yang cerah dan Celsi sangat bersemangat, tujuan baru sebagai pelajar SMK atau SMA.
"Sekarang! Aku adalah Furudo Celsi! Witch of butterfly! Dan juga.... Manusia biasa yang numpang lewat! Wahaha...!!! "
Celsi berteriak di tengah tengah jalan yang hancur dan pepohonan yang hangus.
di tempat lain Lucifer duduk dan membaca buku lain.
"mudah sekali menangkap anak kecil sekarang. ahh... aku harap dia adalah cerita yang menarik."
Tak lama setelah membanggakan diri, Celsi berteleport kembali ke sekolah. Saat itu juga dia dikejutkan oleh pemandangan yang tidak harus dipandang, bangunan sekolah hancur dan runtuh.
"A-a-apa yang terjadi?"
"Semuanya kumpul kemari!"
Suara guru yang berdiri di depan runtuhan kelas. Semuanya berkumpul, baik itu kelas 1,2, dan 3 menjadi satu. Semuanya mengunakan seragam sekolah dan mengunakan dasi warna abu-abu pada umumnya. Suasana yang menegangkan bagi guru tersebut.