Chereads / FLANEUS / Chapter 3 - ° Chapter 02 °

Chapter 3 - ° Chapter 02 °

Suara lolongan serigala membuatnya tersentak kaget. Kepalanya spontan menoleh kebelakang, matanya mengatakan bahwa dia sangat terkejut.

"Wolf? Di tempat wisata seperti ini ada serigala?" Luna sedikit ketakutan.

Saat ini, dia mengunjungi tempat yang sangat ingin ia kunjungi. Dark Forest, tempat di mana ada kenangan kecilnya bersama keluarga nya sebelum dia bertemu dengan Raga.

Luna sekarang tersesat, sudah 5 tahun tidak berkunjung membuat banyak perubahan, yang membuatnya sedikit kebingungan karena tidak bisa menyewa pemandu di sebabkan uangnya habis.

Menghela pendek, Luna menatap sekelilingnya yang penuh dengan pohon pinus, terlihat sama membuat Luna tidak bisa membedakan nya.

Apakah ini jalan yang ia ambil ketika menuju pedesaan?

Luna ingin menangis saja rasanya. Apalagi suara serigala yang melolong panjang semakin terdengar jelas. Apa tidak ada orang yang lewat? Luna sangat ketakutan.

"Aku harus kemana? Astaga.."

Perutnya keroncongan. Luna lapar, dan juga haus akan tetapi tidak ada apa apa disini yang bisa ia makan. Hawa di sekitaran nya terasa dingin dan embun menyelimuti seluruh jalan.

Ingin pergi juga harus kemana, Luna memilih berhenti di depan salah satu pohon pinus dan mengistirahatkan kakinya.

"Bagaimana ini? Apa aku akan mati disini?" Lirih Luna sendu.

Sungguh, dunia sangat tidak adil padanya. Jika masa kecilnya yang serba kekurangan, maka sekarang, ia benar benar kehilangan segalanya.

Keluarga, kehangatan, dan teman. Segalanya telah di rebut darinya. Dan itu semua karena Raga. Dengan mengatasnamakan cinta, pria itu sangat gila dan menyeramkan. Dia psikopat! Dan Luna membencinya.

Memikirkan kisah hidupnya, membuat air matanya mengalir begitu saja. Gadis berambut hitam sebahu itu menyeka air matanya.

"Ya tuhan! Tolong bawa aku pada orang tuaku, aku sudah tidak tahan lagi." Luna bergumam. Tak lama kekehan keluar dari mulutnya.

"Aku yang berdosa ini, dengan tidak tahu malunya meminta hal yang tidak bisa aku dapatkan. Betapa tidak malunya aku,"

Lelah, Luna menutup matanya sebentar. Harap harap ada seseorang yang menemukan dirinya dan mau menolongnya. Sebelum itu, dia harus mengumpulkan energi nya terlebih dahulu.

Entah berapa lama, sampai Luna merasakan angin udara yang menusuk kulit membuat ia langsung membuka kelopak matanya. Gadis itu merapatkan bajunya, giginya bergemelatuk merasa kedinginan.

"Jam berapa ini?"

Luna mengucek matanya, menatap sekelilingnya. Ia sadar sepenuhnya, mengingat kembali bahwa dirinya tengah tersesat saat ini.

Bunyi dari perutnya mengharuskan Luna bangkit, ia memutuskan untuk kembali berjalan dan mencari buah buahan yang dapat Luna makan untuk mengisi perutnya.

Sudah puluhan meter, namun jajaran pinuh ini tidak ada akhirnya. Luna rasanya ingin berteriak sekuat tenaga meminta bantuan, tapi itu hanya akan buang buang tenaga.

Luna mengusap bulir bulir keringat yang ada pada sekitar wajahnya. Sepertinya, rasa sabarnya sudah berhenti sampai disini.

Krek

Gadi itu menoleh merangsang ada orang lain disekitarnya.

"Siapa itu?!" Rasa waspada menyerang. Semak semak bergoyang, pikiran buruk menghantuinya. Gadis itu segera berlari dengan cepat ke arah yang berlawanan.

"Apa itu serigala? Atau babi hutan? Aku takut sekali!" Batinnya menjerit takut.

Gadis itu terus berlari tanpa menoleh sekali pun. Bahkan sandalnya sudah tertinggal entah dimana. Luna benar benar ketakutan.

Bruk

Kakinya tersandung akar. Luna seketika tersungkur, kepalanya membentur tanah dengan keras. Rasa nya sangat sakit, Lima tidak mencoba untuk bangkit. Hanya diam, dengan nafas tersengal.

"Sakit..." Lirihnya. Bahunya tergetar, gadis itu terisak dengan tiarap di tanah. Kakinya lemas tidak bisa di gerakan sama sekali. Rasa sakitnya menyerang, namun itu tidak sebanding dengan rasa sakit di hatinya.

Keluhan langsung terucap di hatinya. Meski tak pantas, tapi yang bisa Luna lakukan saat ini hanyalah mengeluh dan menangis.

Kenapa gak buruk terus terjadi kepada nya?