Sore itu laut begitu indah, ramai para pengunjung menyibukkan diri, bermain dan tertawa riang di sebuah pantai yg terletak di kota B.
Namaku Vallen,aku pria sederhana yg sangat menyukai kamera.
Usiaku 24 tahun, aku sudah menikah dan mempunyai istri cantik yg bernama Sofia.
Di tahun pertama pernikahan kami, kami sangat bersyukur karena telah di berikan kepercayaan dari yg maha kuasa atas segala rahmatnya, dengan di titipkan anugrah terindah yg saat ini usianya dalam kandungan ialah 8 bulan.
Kami sangat menantikan hadirnya si buah hati agar segera bertemu di dunia ini.
Sore itu, aku sedang mengambil gambar dengan kamera ku.
Dengan memotret setiap aktivitas pengunjung pantai yg sedang bersenang ria bersama sanak saudara.
Sedangkan Sofia istriku sedang berjalan jalan melihat lihat para pedagang yg sedang menjajakan dagangannya.
Sembari melihat lihat dan berkeliling, tiba lah Sofia di suatu pasar yg tampak seperti pasar central.
Sofia terus berkeliling dan menghampiri salah satu toko yg berada di lantai 3 pasar central tersebut, saat Sofia melihat lihat barang barang yg ada di dalam toko tersebut, tiba tiba seorang anak laki laki datang dan menyapanya.
"Permisi" panggil anak itu
Namun Sofia belum menghiraukan panggilan anak laki laki tersebut.
"Permisi mbak" panggil anak laki laki itu lagi.
Saat Sofia menoleh ke anak laki laki tersebut si anak laki laki pun berkata.
"Mbak mau ikut saya? Saya akan menunjukan sesuatu yg special utk mba, agar bayi mbak dapat di berikan keselamatan pada saat lahiran" ucap anak laki laki itu sambil tersenyum.
Sofia pun tak menjawab, dia sedikit heran dengan anak tersebut tapi dari senyum manis anak itu dia tidak menyimpan kecurigaan sedikit pun terhadapnya.
Sofia hanya membalas senyuman anak itu dan segera mengikuti anak tersebut ke luar toko.
Mereka berjalan beberapa meter, melewati beberapa toko yg berjejer dengan toko yg terakhir dia masuki sebelumnya.
Tiba lah Sofia dan anak laki laki itu di sebuah toko, namun keadaan di dalam toko itu seperti bukan toko pada umumnya.
Ketika Sofia masuk ke dalam toko tersebut dia mencium bau kemenyan, Sofia mengeritkan keningnya karena merasa heran tetapi dia tidak memiliki kecurigaan sama sekali terhadap anak tersebut.
Sesampainya di dalam, ternyata ibu dari anak ini adalah dukun beranak.
Selain menjual minyak minyak urut, ibu dari anak laki laki tersebut berprofesi sebagai dukung beranak.
Ketika Sofia bertemu dengan ibu dari anak tersebut ibu tersenyum dan berkata.
"Selamat datang, ada yg kami bisa bantu mbak? Mbak mau membeli minyak urut yah?" Ucap ibu itu
"Iya Bu, saya mencari minyak urut buat suami saya, kebetulan tadi bertemu dengan anak ibu saya di ajaknya ke sini" ucap Sofia sekenanya.
"Boleh silahkan mbak di sini banyak macam utk minyak urut, perut mbak sudah berapa bulan? Sembari menjual minyak di sini saya juga di kenal dukung beranak, mbak mau saya doakan utk keselamatan anak mbak skaligus mengecek posisi bayi mbak nya?" Ucap ibu itu panjang lebar sembari menawarkan.
Sofia yg tidak menaruh kecurigaan tersebut hanya mengiyakan tawaran ibu tersebut.
Karena dari tampak ibu itu terlihat sangat baik.
Sofia pun di ajak oleh ibu itu untuk berbaring di atas tempat tidur dan memegang perut Sofia sembari menekannya pelan.
"Oalah ini sih GK lama lagi yah mbak, ini sudah jalan 8 bulan kan?" Ucap ibu itu.
"Iya Bu, sudah berjalan 8 bulan alhamdulilah" ucap Sofia sambil tersenyum.
"Dari yg saya lihat anak ibu baik baik saja sehat dan posisinya pun sesuai, jadi saya cukup mendoakan agar nanti di berikan kemudahan saat melahirkan yah" ucap ibu itu sambil tersenyum.
Sofia pun hanya manggut dan membalas senyum.
Sembari komat Kamit ibu dari anak laki laki tadi memegang dan mengelus perut Sofia dari atas ke bawah.
Setelah usai Sofia pun pamit kepada ibu itu dan memberikan beberapa lembar uang, Sofia pun keluar sembari di antar oleh anak laki laki yg tadi menawarinya datang ke toko ibunya.
Aku yg masih Asyik dengan kameraku, memotret berbagai objek yg menurutku bagus.
Ketika mencoba melihat kanan kiri utk mencari objek lain utk di foto
Dari jauh aku melihat kedatangan Sofia di temani beberapa anak anak di sekitarnya sembari mengobrol dengan mereka.
Aku pun segera memotret mereka sembari ke arahku.
Belum sampai di tempatku Sofia menyapa salah seorang anak perempuan yg sedang bermain di dekat pohon yg tidak terlalu tinggi dan menyapa anak itu.
"Hai,kamu main sendiri namamu siapa?" Tanya Sofia kepada anak perempuan itu.
"Saya Nina mbak" jawab anak itu.
Aku pun berjalan mendekat ke arah mereka.
"mau aku foto?" Ucap ku pada anak itu.
Dia hanya tersenyum lalu aku memotret nya.
Kemudian anak itu pergi mungkin karena malu.
"Sudah yah jlan jlannya by?" Tanyaku pada
Sofia.
"Iya by" jawab Sofia
"Apa saja yg kamu beli?" Ucapku
"Aku hanya berkeliling melihat lihat gk beli apa,cuman mampir di salah satu toko penjual minyak urut tadi" ucap Sofia dan menceritakan semua yg dia lakukan saat kami berpisah tadi.
Aku pun mengajak istriku utk segera pulang ke penginapan yg kami sewa di kota ini, karena kami memang tidak berasal dari sini, aku hanya menikmati waktu libur kerja yg ku dapatkan di kantor bersama istri tercinta utk menghabiskan banyak waktu bersamanya sampai hari di mana anak kami lahir.
Sebelum Maghrib tibalah kami di penginapan kami.
Setelah membersihkan diri, aku bersiap siap utk membeli makan malam.
"by, malam ini kamu mau mkn apa?"tanyaku.
"Aku pingin gado gado aja by,sama Mocafloat yah" ucap Sofia.
"Oke princes,tunggu yah by aku segera belikan,kamu sambil tiduran saja yah tungguin aku,kamu capek kan tadi berkeliling" ucapku dan segera keluar utk membeli makanan.
"Iya by,jangan lama yah"ucap sofia dan berbaring di kasur sembari menyalakan TV.
Aku pun keluar dari penginapan dan segera mencari rumah makan yg menjual gado gado dan minuman Moca float sembari berjalan kaki.
Kota ini memang sangat ramai karena jadi tempat destinasi para wisatawan.
Di setiap jalan banyak pedagang kaki 5 yg menjajakan dagangannya.
Sampailah aku di rumah makan yg menyediakan gado gado dan minuman pesanan istriku.
Setelah selesai membayar dan pesananku selesai di sajikan aku segera pulang ke rumah.
Saat di perjalan pulang tiba tiba tanah mulai bergetar hebat, orang orang di sekitar pun berhamburan dan berteriak histeris.
Tak ada yg menyangka tiba tiba saja gempa.
Masih dalam keadaan tanah bergerak aku pun berlari ke arah penginapan yg memang jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat aku membeli makanan tadi.
Saat sudah mendekati penginapan itu, tanah semakin bergetar hebat membuat semua gedung gedung bergoyang dan mulai retak termasuk gedung penginapan yg kami sewa.
Belum sampai di pintu masuk penginapan itu, tiba tiba bagian atas dari gedung itu roboh menyusahkan setengah dari bangunan gedung penginapan itu.
Dengan sangat panik aku membuang makanan yg sudah ku beli dan berlari kencang menuju pintu masuk penginapan tersebut.
Sesampai nya di depan pintu penginapan, aku berusaha masuk di tengah keramaian dan kepanikan penghuni penghuni penginapan tersebut.
Setelah berhasil masuk, aku berusaha mencari istriku.
Di dalam kepanikan aku mencari di setiap sudut bangunan yg di penuhi debu.
Aku melihat di bawah tumpukan bangunan tangga yg rubuh ada sebuah tangan yg menggunakan cincin, aku mengenal cincin itu.
Bergegas aku ke sana, sampai akhirnya aku melihat istriku tak sadarkan diri, aku mencoba memindahkan serpiha serpihan bangunan tangga yg telah menimpa istriku itu.
Dengan derayan air mata aku mencoba mengakat seepihan itu,tiba tiba istriku terbangun dari pingsan nya.
Hanya satu kalimat yg dia ucapkan sebelum kembali tak sadarkan diri lagi.
"jaga anak kita"ucap Sofia dan kembali tak sadarkan diri.
Aku pun bertambah panik, tak lama petugas penyelamat datang membantu dan segera mengevakuasi istri ku agar di bawa ke rumah sakit.
Bersambung.
Ada sedikit perubahan nama yah di sini.
Bantu dukungannya dengan cara share.