Chereads / KESURUPAN (IBLIS PEMANGSA JIWA) / Chapter 3 - GERBANG KEGELAPAN

Chapter 3 - GERBANG KEGELAPAN

(POV Anna)

Aku sangat senang karena mendapat izin dari ayah utk melakukan hak yg sudah ku sepakati bersama nisa sahabatku.

Yah, walau pun aku merasa bersalah karena membohongi ayah tetapi aku lakukan itu utk sekedar menghilangkan rasa penasaran terbesar dan juga rindu yg sangat mendalam pada diriku.

Setelah berpamitan kepada ayah, aku dan nisa segera memasuki ruangan kelas.

Dengan perasaan senang aku tidak sabar utk menyelesaikan semua mata pelajaran hari ini.

Waktu terus berlalu, aku tidak bisa mengfokuskan diri terhadap semua pelajaran hari ini.

Aku hanya fokus pada jam dinding yg berada tepat di depan ruangan kelas itu sembari sekali kali melirik ke arah nisa, karena rasa penasaran dan rindu ku tak bisa lg ku bendung.

Waktu sudah menunjukan jam 12.45 dan bel sekolah pun berbunyi.

Aku pun langung melirik ke arah nisa, nisa pun berbalik dan melihatku sembari menganggukan kepala beserta senyuman di wajahnya.

Tanpa berkata banyak, aku segera merapikan peralatan belajar dan memasukan nya ke dalam tas.

Aku pun langsung menghampiri nisa dengan segera.

"Nis, kt ngerjainnya di mana?" Tanya ku pada sahabatku.

"Di belakang sekolah aja na, aku pernah k sana dan melihat ada terowongan tp lebih mirip parit sih menurutku, aku yakin di situ tempat yg menurutku keramat dan juga waktu ke sana suasana dan auranya beda banget" balas nisa dgn sedikit bergidik sambik tersenyum ke arahku.

Aku pun hanya mengangguk dan bertanya dalam diri sendiri.

"Apakah yg kami lakuin ini bener yah?" Batinku

Sembari meyakinkan diri dan terus melangkah mengikuti nisa kami pun keluar dari sekolah dan memutari halaman menuju ke belakang sekolah tepatnya di lokasi yg nisa maksud.

Kami berdua pun sampai di halaman belakang tersebut.

Ternyata yg tempat yg di maksud hana terlihat seperti hutan namum tak terlalu rimbun.

Di hadapan kami sekarang adalah jalan masuk ke dalam hutan itu.

Namun sebelum kami memasuki hutan tersebut, aku sedikit ragu dan menanyakan hal yg sama kembali pada diriku.

"Na, ayo... Kamu takut yah? Katanya mau ketemu ibu kamu?" Ucap nisa membuyarkan lamunanku

"Ehh.. i..iya.. ayo masuk, aku gak takut kok" jawabku sedkit ragu.

"Apa pun deh, ini semua demi melihat ibu dan melampiaskan semua kerinduanku" batinku meyakinkan diri.

Kami pun berjalan pelan memasuki hutan tersebut.

Nisa tepat di depan sebagai penunjuk jalan,

Sedangkan aku mengikuti di belakang.

Belum jauh kami memasuki hutan, suasana mulai berbeda, walau pun hutan ini dapat penyinaran dari matahari namum aura dan suasanya sangay tidak nyaman buatku.

Aura ke mistisannya sangat terasa.

Belum terlalu dalam kami memasuki hutan,aku merasa kan ada banyak pasang mata yg memerhatikan kami.

Entah ini perasaanku saja karena memang sedikit takut dan ragu utk memasuki hutan ini.

Nisa yg di depanku hanya anteng anteng saja sambil melihat kiri kanan hutan dan terus memerhatikan langkahnya.

"Na, nanti jika km ketemu ibu km, hal apa yg ingin km ungkapkan ke dia?" Tnya nisa dengan menoleh k arahku sambil terus berjalan.

"Ee.. e.. anu, aku hanya penget lihat ibu dan ingin bisa meluk sampai semua rinduku terluapkan semuanya" ucapku sambil tersenyum.

"Oh yah, km gak lupa kan apa syarat yg harus km bawah utk jadi perantara komunikasi sama dunia mereka?" Ucap nisa.

"Iya, aku udh siapin ini" ucapku dan menunjukan sebuah gelang yg terbuat dari cangkang cangkang kecil.

Nisa pun mengambil dan memerhatikan gelang itu.

"Kata ayah, ibu sangat suka gelang itu,karena ayah yg membuatkan utk nya." Ucap ku memberitahukan.

"Duhh...romantis banget yah ayah kamu, gak kayak yg di rumah ku noh.. berbeda pendapat mulu, apa lg soal agama hadeuhhh.." ucap nisa.

Setelah perbincangan singkat itu,kami pun tiba di tempat yg nisa maksud.

"Nih tempatnya, serem kan?" Ucap nisa sambil menunjukan terowongan tersebut.

Aku hanya membalas dengan senyuman ke arahnya dan melihat k arah terowongan itu.

Rasa ragu dan bimbangku pun kini semakin besar.

Dalam hati selalu bertanya tanya, "apakah yg ku lakuin ini bener yah?"

"Oi.... Malah melamum, jd gak nih udh jauh jauh loh klu sampai gak jadi" ucap nisa sambil menepok bahuku.

"Ass..taga dragon.... Ihh nisa kaget tau, iyaiya jadi, ngagetin aja sih" jawab ku sedikit kesel.

"Lagian ini hutan wehh jgn ngelamun buru buru mau ketemu ibu km yg ada km yg kesurupan demit lain" ucap nisa sambil sdkit tertawa.

"Yah udh, yuk turun biae cepet jg selesai" sambung nisa.

Kami pun perlaha lahan menuruni tepi jalan utk memasuki terowongan itu.

Nisa yg pertama berikut aku yg mengikuti dsri belakang.

Ketika sudah berada di mulut terowongan, ada sedikit tempat utk pijakan yg cukup buat kami berdua.

Kondisi di dalam terowongan itu sangat gelap,airnya pun sangat terlihat gelap entah karena penerangan yg kurang atau dari tanah kotor yg berada di bawah air dari terowongan itu.

"Kamu siap?" Tanya nisa menatapku

"Iya aku siap, tapi km tau dari mana hal yg kayak gini nis, emang ini bakal berhasil buat aku agar bisa ktemu ibu?" Jawabku.

"Aku yakin,aku ngeliat di internet, ini bakalan berhasil kok, asal kita lakuinnya juga dgn bener." Ucap nisa dgn yakin.

Dia pun mengambil lilin dan korek api di dalam tasnya.

Aku pun mengeluarkan kembali gelang yg ku tunjukan tadi.

Nisa pun menyalakan lilin tersebut dan menaruh tepat di hadapan kami berdua.

Kami pun saling berhadapan.

"Kamu genggam erat gelang itu,bayangin wajah ibumu sembari ikut semua ucapanku yah na" ucap nisa.

Aku hanya menjawab dgn anggukan kepala karena rasa ragu pada diriku semakin besar ketika melihat terowongan ini.

Nisa pun menggenggam kedua tanganku sebari menatapku berhadapan.

"Tutup matamu, tenang dan kosongkan pkiran, dan ikuti setiap kalimat yg ku ucapkan"ucap nisa

Aku hanya menggangguk dan menurut utk menutup mata.

Aku mendengar nisa sedikit berucap namum samar tidak jelas seperti seorang yg sedang baca mantra.

"Hai penghuni dunia lain izin kan kami mengundang salah 1 dari kalian utk bertemu"ucap nisa sembari aku mengikuti.

Angin mulai tertiup kencang.

Suasana di luar yg tadinya cerah mulai mendung.

"Datanglah,datanglah,wahai sofia ibu dari anna"ucap nisa

Aku pun terus mengikuti kalimat kalimat yg di ucapkan nisa.

Angin di luar semakin kencang, daun daun saling bertaburan.

Suasana menjadi semakin mencekam di barengi dengan petir dan guntur.

Aku yg mulai gelisah karena merasakan hawa tidak nyaman dan mulai ragu akan semua yg kami lakukan.

Tanpa sadar setelah mendengar bunyi guntur yg menggelegar, aku langsung membuka mata.

Aku tersentak, karena di hadapanku tidak ada siapa pun, kemana nisa?

Lilin yg kami nyalakan tadi masih di tempatnya dan aku masih di tempat yg sama, tepat dimulut terowongan itu.

Namun aku merasa janggal dengan suasana ini. Aku menengadah ke atas,tepat di mana kami turun tadi.

Aku melihat langit mulai sedikit gelap, angin kencang tadi hilang dan terasa sunyi dan senyap.

Pandanganku mulai menyisir sekitar,

Sampai melihat ke dalam terowongan itu.

Di dalam seperti ada sosok namum kurang jelas karena pencahyaan kurang aku hanya melihat siluet bayangan.

Aku mengambik lilin yg berada tepat di depanku dan mendekatkan ke dalam terowongan itu.

Samar samar mulai terlihat jelas sosok tersebut.

Sosok tersebut iyalah nisa berdiri di sana namun ada yg aneh dengan sosoknya.

Dia terlihat sangat pucat

"Nis, kamu ngapain di situ"tanyaku

Nisa pun hanya diam sembari menunduk.

Aku pun mulai melangkah memasuki terowongan itu.

Perlahan air di terowongan itu sangat dangkal.

Dari mulut terowongan, air yg berada dalam terowongan itu sedalam mata kaki. Namun semakin masuk lebih dalam.

Air yg di dalam terowongan itu semakin dalam terasa hingga sampai di lutut.

Aku sedikit bingung dan melihat kearah nisa yg masih berdiri tak jauh beberapa meter dariku.

Aku pun memanggilnya lagi namun tetap saja dia tak menjawab dan tetap tertunduk.

Heran dengan kelakuannya aku pun melihat ke arah air yg semakin lama semakin dalam hingga sampai pangkal paha.

Aku pun mulai tersadar dan bingung.

Ada yg aneh.

Aku yg berdiri saat ini baru tersadar.

"Ini airnya dalam sampai di pangkal paha, namun kok si nisa? Apa dia terbang?" Batinku.

Aku kembali melihat ke arah nisa namun lenyap, dia sudah tidak berada di tempatnya tadi.

Aku yg mulai panik mencari cari keberadaannya, tiba tiba melihat sesuatu yg aneh di dalam air tepat di hadapanku.

Sesuatu itu semakin sedikit bercayaha biru dan semakin lama semakin dekat hingga...

Byurr... Tepat di hadapanku muncul sosok yg sangat mngerikan dari dalam air tersebut lalu menerkamku dan menariku ke dalam air.

bersambung..

Sampai sini dulu yah..