Rio Kyun genap berusia 28 tahun. Hidup di salahsatu kota besar di Asia Tenggara. saat masih sekolah dan kuliah dulu, Rio mengira menjadi seorang introvert akut dan memiliki sangat sedikit teman perempuan adalah hal yang baik. Tapi ketika menginjak usia yang ke 22 tahun, Rio menyadari bahwa itu berarti ia memiliki kemampuan social skill yang sangat payah. tidak ada orang yang mau berteman dengannya dan para gadis-gadis paling buruk rupa sekalipun bisa memilih-milih pacar. dan Rio bukanlah tipe pemuda yang biasa mereka pilih. RIo berbadan kurus, dengan wajah tirus, dan kantung matanya yang menghitam dan kacamata tebalnya yang selalu ia pakai sebagai akibat dari kebiasaan membaca buku, bermain video game dan begadang. Ia bekerja sebagai pegawai di toko grosir bahan-bahan rumah tangga, gajinya memang kecil, namun Ia menulis 3 buah buku yang cukup laris dipasaran. 3 buah buku itu bertema sejarah ; yang pertama mengenai suatu peralihan kekuasaan rezim, kedua mengenai operasi militer, dan ketiga mengenai sejarah perkembangan suatu negara. dari royalti ketiga buku tersebut, Rio dapat menambal biaya hidupnya disamping gajinya sebagai pegawai toko.
Setiap kali melihat orang-orang seumurannya yang sudah berpasangan. ada rasa iri dan sakit hati di relung hatinya yang paling dalam, terkadang perasaan sakit ini rasanya seperti ingin membunuhnya secara perlahan. 28 tahun, belum pernah pacaran dan belum pernah mencium seorang gadis di bibirnya, yang berarti ia masih seorang perjaka lapuk kalau boleh dikata. Ketika sedang duduk-duduk di Lobby Mall sehabis kerja, Rio mendengus melihat sepasang kekasih muda sedang bermesraan.
"Hei. kalau mau memadu cinta di hotel saja sana" gumam Rio dengan kesal. Rio lalu pergi dari tenpat itu dan menaiki bus untuk pulang ke tempat kos-nya. sesampai di kamar kos-nya, Rio langsung mandi dan memakan santapan malamnya yakni mie instan rasa kaldu sapi. setelah makan, ia menyalakan komputernya dan memainkan suatu video game bergenre Grand Strategy, setelah beberapa jam bermain game ia langsung menuju tempat tidurnya. membaca buku atau bermain video game, adalah pelarian yang dilakukan Rio dari dunia nyata. tapi mau sampai kapan begini terus?.
Rio sebenarnya tertarik dengan tetangga kos-nya, seorang perempuan berusia beberapa tahun lebih muda darinya. Ia ingin mengajaknya kencan namun tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkannya. satu waktu Rio membaca satu artikel melalui smartphonenya. artikel itu menulis, seorang pria harus berani mengajak kencan seorang wanita. Artikel itu juga menulis langkah-langkah yang perlu bagi seorang Pria ketika mengajak wanita untuk kencan dan menjadi pacarnya. "Hmmm....tidak ada salahnya untuk dicoba" pikir Rio. Ia bertekad untuk menyapa dan mengajak ngobrol tetangganya itu nanti malam. Malamnya, RIo menunggu didekat kamar tetangganya itu. Ia menyenderkan tubuhnya dipintu kamar kosnya.
dari ujung gang, si tetangga itu akhirnya datang, tatapannya acuh tak acuh. ketika si tetangga hendak memutar kunci. Rio mengambil beberapa langkah kearah si tetangga.
"Selamat malam". Sapa Rio dengan sopan.
si tetangga menoleh, "selamat malam juga". ujar si tetangga dengan nada datar.
Rio merasa canggung. sesekali ia menatap kebawah melihat sepatunya, lalu menatap kembali wajah si tetangga.
"Begini. kita ini bertetangga. ada baiknya apabila kita mengetahui nama masing-masing. perkenalkan nama saya Rio Kyun" kata Rio sambil menyodorkan tangan untuk dijabat.
Si tetangga menatap datar RIo, tidak ada ketertarikan si tetangga pada RIo. ia membuka pintu kamar kosnya. dan uluran jabat tangan Rio tidak diterima. Rio urung berjabat tangan dengan si tetangga.
"ke-kenapa kok begini". kata RIo dalam pikirnya. Ia melancarkan kalimat terakhirnya. "Kalau anda berkenan. bolehkah satu waktu saya mentraktir anda makan atau nonton film. suapaya kita bisa saling mengenal sebagai tetangga" kata Rio.
ekspresi wajah si tetangga yang awalnya datar. berubah menjadi merah dan penuh amarah bercampur rasa jijik, "Tidak!....sekarang juga enyah kamu dari hadapan saya!...jangan dekati saya lagi!...dasar pria menjijikan!" bentak si tetangga. si tetangga lalu membuang muka dan membanting pintu kamar kosnya.
Selama beberapa detik. Rio terdiam terpaku didepan pintu kamar si tetangga. ia tidak percaya dengan apa yang diucapkan si tetangga. namun akhirnya Rio harus menerima kenyataan, kalau si tetangga tidak memiliki ketertarikan terhadapnya. dan kata-kata si tetangga amat menyakiti perasaan Rio. Rio lalu kembali kekamarnya dengan perasaan lunglai karena kecewa. Namun penghinaan si tetangga tidak berhenti sampai disitu, Keesokan paginya pemilik kos menemui Rio. Rupanya pemilik kos menerima aduan dari si tetangga, jika dirinya semalam menerima upaya tindakan pelecehan seksual dari Rio. pemilik kos memperingatkan Rio dengan keras agar tidak melakukan tindakan senonoh, atau ia akan diusir dari tempat kosnya.
"tindakan pelecehan seksual...aku hanya ingin berkenalan saja dengannya. bagian mananya yang pelecehan seksual!". teriak Rio dalam pikirnya. di toilet stasiun kereta menuju toko, RIo menangis tersedu-sedu menagisi nasibnya. beberapa malam menjelang tidur, ia kerap menangis. bertanya-tanya mengapa nasibnya harus sedemikian buruk seperti ini.
Beberapa bulan setelah peristiwa itu. Rio berusaha untuk move on dan kembali menjalani rutinitasnya seperti biasa. sepulang kerja, setelah mandi dan makan, ia menyempatkan waktu untuk membaca buku. dan karena besok ia libur, maka ia bisa begadang semalaman membaca buku lalu bermain video game. ketika sedang membaca buku, Ia mendengar suara cekikikan seorang wanita dan kemudian pria. Rio kemudian mengintip dari samping jendela, sambil menyender ia mengintip untuk melihat siapakah yang berada diluar. rupanya itu adalah si tetangga, dan ia membawa seorang pria.
"Hei. bukankah tidak boleh membawa lawan jenis masuk kedalam kamar". gumam Rio.
si tetangga membuka pintu kamarnya dan membimbing si pria masuk kedalam. Rio berpikir untuk melaporkan hal tersebut kepada pemilik kos, namun urung ia lakukan karena menganggapnya tidak berguna. Rio lalu kembali melanjutkan membaca buku.
beberapa saat kemudian. terdengar godaan-godaan suara cabul dari kamar kos tetangga, mulanya si laki-laki lalu disambut oleh si tetangga. kemudian terdengar seperti suara orang sedang berciuman. Rio pun menjadi tidak konsen membaca buku.
"Sialan. mereka berdua sudah mulai bercumbu rupanya" pikir Rio. Rio menutup bukunya, berusaha mengabaikan apa yang terjadi dikamar sebelah. lalu menyalakan komputer dan berselancar di internet.
Ketika sedang berselancar di internet. Secara random ia membaca artikel. Artikel itu mengenai opini sosial ; rata-rata pria berusia 27 tahun dinegerinya, minimal pernah satu kali mencium seorang gadis. begitu yang ditulis dalam artikel tersebut.
"Tidak masuk akal. artikel apa-apaan ini!". Ujar Rio dengan kesal. Rio berdiri dari kursinya. lalu berbalik menatap tembok yang bersebrangan dengan kamar si tetangga. ia menguping apa yang sedang terjadi disebrang sana.
disebrang sana. rupanya permainan sudah berlanjut menjadi adu birahi. suara desahan dan lenguhan laki-laki dan perempuan terdengar dari kamar si tetangga.
"Sialan. mereka berdua sedang n***e!" serapah Rio. Rio mengepalkan kedua tangannya dan memukulkannya di meja komputernya. Ia kesal, sementara ada seorang individu yang kesepian dan tuna asmara, disebelahnya ada dua lawan jenis sedang mengadu asmara.
"AHHHHH!". terdengar suara lenguhan si tetangga begitu keras.
Emosi Rio pun membuncah. ia mengangkat layar komputernya lalu melemparnya kearah dinding yang berbatasan dengan kamar si tetangga.
"Dasar jalang!....sana sewa kamar saja, berisik tahu!" teriak Rio.
Layar komputernya menghantam dinding. kaca layarnya pecah berkeping-keping lalu kemduian layar komputernya jatuh menghantam lantai kamar. ketika itulah terjadi keanehan.
Boleh percaya atau tidak. Layar komputer itu bangkit dan melayang-layang statis di udara. Layarnya yang hitam menghadap Rio. RIo kaget bukan main, karena suatu hal yang diluar nalar sedang terjadi didepan mata kepalanya sendiri. Tiba-tiba dari layar komputer itu menyemburatkan cahaya putih yang menyilaukan, begitu silau seperti ledakan granat flashbang di suatu game First Person Shooter. Rio menutup matanya karena saking silaunya. sedetik kemudian, Rio dapat merasakan kalau layar komputer itu sedang menarik dirinya. namun ia tidak dapat membuka matanya karena keadaan yang silau.
ia seperti diseret untuk masuk kedalam suatu portal. tubuhnya serasa melayang-layang dan berputar-putar seperti sehelai tisu yang ditiup angin. sensasi ini membuat Rio merasa pusing. perlahan-lahan Rio merasa kehilangan kesadarannya. ia tidak peduli lagi dengan apa yang akan terjadi kedepan, ia merasa ingin tidur saja.
Bersambung