Chapter 2 - BAB I : Isekai

Hembusan angin yang lembut , suara burung, bau rerumputan dan sinar mentari yang lembut. membuat Rio tersadar. perlahan-lahan ia mencoba membuka matanya, ia membuka matanya, lalu menutup matanya, kemudian membuka lagi. matanya menyipit mencoba menyesuaikan dengan cahaya mentari. bola matanya berputar ke kiri dan kanan. 

Rio menyadari kalau ia sedang berbaring di satu padang rumput diatas suatu perbukitan. 

"Ya ampun. sudah berapa lama aku tertidur di temapt ini?".

Rio mencoba mengingat-ingat apa yang bisa ia ingat sebelumnya. ia meneroka ingatan didalam otaknya. Ia sedang bermain game, lalu ia mendengar tetangganya sedang bercumbu mesra, karrena kesal lalu ia membanting layar komputernya ke dinding, dan aneh bin ajaib layar laptopnya bercahaya dengan silaunya. dan lalu tahu-tahu ia sudah terbaring di perbukitan ini.

"Tidak mungkin layar komputer bisa bersinar dengan silau seperti itu. mungkin semalam aku terlalu banyak minum bir. sehingga membuatku mabuk dan tertidur di tempat ini" pikir Rio. namun semalam ia meningat-ingat kalau dirinya tidak minum bir atau apapun yang memabukkan. Rio lalu bangkit dan berdiri sambil menegok disekitarnya. Ia tidak ingat jika kotanya memiliki bukit dan hamparan padang rumput seperti ini.

Ia menuruni bukit. dibawah bukit terdapat jalan kecil yang terbuat dari bebatuan seperti jalan-jalan romawi kuno. suasana keadaan sekitar begitu sepi.

"Aduh aku nyasar dimana ini" keluh Rio.

Rio mencoba mencari-cari rambu lalulintas atau rambu penanda. setelah beberapa saat rio akhirnya menemukan rambu penunjuk arah. Ia membaca tulisan yang ada di rambu tersebut yang ditulis dalam bahasa Inggris.

"Penginapan Elisa 1km lagi"...."Kota Pond 1km lagi".

"setahuku di kota tempat tinggalku. tidak ada kota disekitarnya yang bernama "Pond". nama yang aneh sekali" gumam Rio. Rio memutuskan untuk menuju penginapan bernama Elisa ini. siapa tahu disitu ia dapat menrima informasi lebih lanjut berada dimana ia sekarang.

Sambil berjalan menuju penginapan bernama Elisa ini. Rio memperhatikan keadaan alam disekitarnya. Jujur saja, pemandangan alam ditempat ini bisa dikatakan damai dan indah. Rio tidak yakin kalau di negaranya ada tempat sebagus ini. Suasananya seperti berada di pedalaman Skotlandia saja.

Bangunan penginapan itu mengingatkannya pada bangunan Eropa era abad pertengahan. Penginapan ini berlantai dua, dindingnya terbuat dari kayu dan ada jendela-jendelanya. Diatas pintu masuk terdapat plakat yang bertuliskan "Penginapan Elisa".

Rio lalu memasuki penginapan itu.

" Permisi " Ucapnya.

Ruangan penginapan itu begitu sederhana namun terawat dengan apik. Meja dan kursi yang ditata dengan rapi, kayu yang dilitur, rangkaian bunga melati dan mawar yang ditaruh didalam vas, dan lukisan-lukisan yang menggantung di dinding. Bau kayu eik adalah bau yang pertama kali tercium dihidung Rio.

Rio berjalan kearah meja resepsionis yang terletak di sisi kiri pintu masuk. Di meja resepsionis terdapat sebuah buku tamu dan pena yang terlihat klasik. Sekali lagi Rio mengucapkan permisi, memberitahu orang didalam Penginapan bahwa ada tamu yang datang.

"Ya. Mohon tunggu sebentar ya" Ucap seseorang dibalik dinding resepsionis. Suaranya lembut, pastilah si pemilik suara seorang perempuan.

"Mohon maaf apabila lama menunggu ya" Ujar suara itu. Dan pemilik suara itu menampakkan rupanya, ia mengenakan gaun panjang sampai semata kaki, tinggi tubuhnya sekitar 190 cm, kulitnya seputih susu namun cerah, rambut pirangnya yang panjang sepunggung dibiarkan tergerai, bola matanya biru cerah, tubuhnya langsung namun tidak kurus, dan cuping telinganya yang panjang. Ia adalah seorang wanita Elf!.

"Tidak mungkin!...ia seorang Elf! ". Pikir Rio sambil tertegun, menyaksikan apa yang ada didepan matanya. Ia tahu Elf itu apa. Elf selalu ia temui di video-video game bergenre fantasi RPG yang biasa ia mainkan. Namun ia tak mempercayai kalau ia dapat bertemu seorang wanita Elf di dunia nyata.

" P-pasti ini cosplay...wanita ini sedang cosplay pasti". Pikir Rio. Sebab tidak mungkin ada Elf di dunia nyata. Tapi unik juga strategi penginapan ini. Pegawainya berdandan a'la Elf di video game atau anime.

Wanita Elf itu tampak kebingungan karena Rio hanya tertegun saja dihadapannya. "Permisi tuan...tuan", tegur wanita Elf itu. Ia mencondongkan tubuhnya sedikit agar lebih dekat dengan Rio.

Rio jadi terkejut karena wajah wanita bercosplay Elf itu mendekat ke wajahnya. Ia tersentak dan tersadar kembali. "Ah ya ya...err, maaf izin bertanya Nona. Kalau boleh tahu saya sedang berada dimana ya?. Ujar Rio kepada wanita bercosplay Elf itu.

"Ohh...tuan sekarang di Region Essear, satu kilometer lagi adalah kota Pond". Jawab wanita bercosplay Elf itu.

Rio kebingungan dengan jawaban yang diberikan oleh si wanita itu. " Region Essear itu apa?, bukankah seharusnya saya berada di *kota dunia sebelumnya* di *negara dunia sebelumnya*". Mendengar perkataan Rio. Kini Wanita bercosplay Elf itulah yang terlihat kebingungan dan bertanya-tanya.

"Ano...apakah tuan tersesat?, sebab saya samasekali tidak mengenali tempat-tempat yang tuan sebutkan" Ujar si wanita Elf itu.

"Aduh. Wanita ini pasti bercanda" Pikir Rio. Wanita Elf itu memperhatikan Rio yang masih mengenakan pakaian dari dunia sebelumnya. "Saya berasumsi kalau tuan adalah orang asing dan bukan berasal dari sini" Ujar si wanita Elf itu.

"Ku-kurasa begitu he he he he *aduh bagaimana ini" Jawab Rio sambil menggaruk-garuk kepalanya.

"Apakah anda sedang bercosplay menjadi seorang Elf. Nona?." Tanya Rio.

"Maaf tuan, tapi cosplay itu apa?. Aku memang seorang wanita Elf. Namaku Elisa dan akulah pemilik penginapan ini" Tutur Elisa dengan lembut.

"Ja-jadi dia memang benar seorang Elf. Dan aku benar-benar masuk ke Isekai" Pikir Rio. Rio mengira Isekai itu hanya ada didalam Anime saja yang selama ini ia tonton. Ternyata dunia Isekai itu memang benar adanya.

"Apakah tuan memiliki uang?". Tanya Elisa pada Rio.

Rio menggeleng, " Maaf nona aku tidak memiliki uang sepeserpun...se-semua uangku dirampok dalam perjalanan" Ujar Rio sedikit berbohong. Namun ia memang tak memiliki uang samasekali, terutama uang yang berlaku di dunia Isekai ini.

Raut mata dan wajah Elisa terlihat bersimpati dengan Rio, "Oh malangnya. Kalau begitu tidak apa-apa, jika tuan mau tuan boleh menginap disini tanpa membayar" Tutur Elisa.

"Be-benarkah nona. Terimakasih, akan ku bayar jika aku punya uang nanti" Kata Rio.

"Tidak masalah tuan. Kalau begitu boleh tuan isi buku tamunya dahulu" Ujar Elisa sambil tersenyum.

Rio mengambil pena dan menorehkan pena di log buku tamu. Sejenak kemudian Elisa membaca log buku tamu yang baru diisi oleh Rio.

"Nama anda Rio Kyun. nama yang sangat...langka sekali. Tapi tak masalah, selamat datang di penginapan ini tuan Rio" Katanya dengan riang. Rio jadi tersipu dibuatnya.

Kemudian, Elisa memanggil seorang Lizardman yang bertugas sebagai pegawai penginapan untuk menuntun Rio ke kamarnya. Setelah berada di kamarnya, Rio berpikir apa yang harus ia lakukan kemudian. Rio duduk di sisi tempat tidurnya, ia sedang berpikir.

Ia rupanya tersedot kedalam Isekai, Setidaknya menurut asumsi dan hal-hal yang baru ia lihat dengan mata kepalanya sendiri. Suatu hal yang gila namun benar-benar kejadian. Tapi jika memang iya masuk kedalam Isekai, maka ia harus mempelajari dunia Isekai yang ia masuki dan ia huni.

Ia menggeser badannya agar dapat berbaring di kasur. Sambil melipat kedua tangannya agar dapat ditaruh di balik kepalanya. Ia memikirkan Elisa, wanita Elf pemilik penginapan itu.

"Wanita Elf itu cantik juga ya, dan ia baik sekali dan ramah. Aku menyukai kepribadian seperti itu" Pikir Rio.

"Ah sekarang bukan waktunya untuk memikirkan perempuan Rio" Pikir Rio menepis pikiran sebelumnya.

Jika ia mau selamat. Maka ia harus mempelajari lingkungan disekitarnya. Sebab jika tidak bisa mempelajari bahkan beradaptasi dengan lingkungan disekitarnya, maka yang terjadi adalah tersingkir atau punah. Rio teringat akan mata kuliah Sosiologi yang dipelajarinya semasa ia kuliah dulu.

"Baiklah...baiklah. Akan kupelajari dunia ini dan akan kuperbaiki nasib hidupku di dunia ini" Ujar Rio berkata kepada dirinya sendiri.